Bab 20

227K 24K 5.9K
                                    

Auva dan yang lain sampai didepan rumah Gempano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Auva dan yang lain sampai didepan rumah Gempano. Disambut hangat sama Mamanya Gempano, Rain petir. Kedatangan mereka tentunya mendapatkan antusias dari lelaki gila itu.

Gempano terbilang anak orang kaya seperti Damares lah ya. Terlihat dari rumah megahnya yang berdiri menjulang tinggi dengan furniture yang tak murah pastinya.

Mereka disuguhkan begitu banyak makanan dan minuman juga. Pak Ferry memulai memberikan soal soal apa saja yang harus ia kerjakan. Auva dan Greysa izin ke toilet Gempano.

Toiletnya saja bewarna emas dengan tisu bergambar uang dollar. Fiks, sih Auva dan Greysa tebak Gempano masih keluarga siska Kohl.

"Dirumah Gempa selain pengin evakuasi bawaannya jiwa maling gue meronta-ronta," kata Greysa yang sedang cuci tangan.

"Lo lihat kan tadi. Emaknya aja cakep gilaseh, nama emaknya aja Rain Petir. Mungkin pas hujan, keluarga Gempano yang mengendalikan," lanjutnya lagi.

Auva hanya menggeleng pelan sembari tertawa. Mereka keluar dari toilet. Toilet dan ruang tamu tempat mereka belajar cukup jauh.

"MAMAA KAK TSUNAMI NIH!!" mendengar teriakan membuat kedua gadis itu menoleh dan mendapati Adik Gempano mengadu sambil menuruni anak tangga namanya Angin Topan. Umurnya sama dengan Ranayya.

"Kak Auva ya?" tanya Angin dengan imut membuat Auva gemas. Anak lelaki berponi seperti orang korea saja.

"Iya sayang. Teman sekolah, Rayya 'kan?"

"Iya, nanti Angin mau pindah ke kelas A besar, kelas Rayya. Karena nilai Angin sekarang udah mulai mendekat sempurna."

"Wah keren. Semangat belajarnya biar bisa ketemu Rayya."

Tak lama Abang Gempano bernama Tsunami pun datang. Menyapa hangat Auva dan Greysa, biarpun baru kenal. Abang Gempano nyaris dikatakan sempurna. Tapi, kenapa Gempano beda sendiri sih.

Saking luasnya rumah ini. Mereka malah bertemu dengan Papanya Gempano, Badai Beliung.

"Halo Om," sapa mereka dan menyalami punggung tangan Papanya Gempano dan sedikit basa-basi.

Setelah itu kembali menghampiri teman-temannya yang lain.

"Udah gue bilang. Kalo kerumah Gempa itu bawaan gue mau evakuasi korban bencana," bisik Greysa yang bisa didengar Gempano.

"Iyalah, namanya juga keluarga bencana," sahut Gempano.

"Gue rasa pas Emak sama Bapak lo bikin lo. Bencana dikasur hebat banget hingga nama lo Gempa. Mungkin roboh tuh kasur hebatnya goncangan gempa dikasur!" ketus Greysa.

"Bahas materi bukan bahas 21 plus," tegur Pak Ferry.

Gempano mepet ke tubuh Greysa kemudian berbisik pelan, "Nanti gue pas bikin anak sama Mel. Pakai gaya tornado, puting beliung, sama gempa berskala besar. Puas lo! Jadi sembilan bayi dalam satu malam!"

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang