54. Hancur

408 83 52
                                        

Semua menjadi hancur ketika Hyunjae membuka matanya.

Didapatinya sosok Miyeon di sampingnya. Di dalam sebuah selimut berwarna coklat pekat.

Cewek itu terlihat menyembunyikan tubuhnya di dalam selimut. Bahu yang terlihat tanpa satu buah penutup membuat Hyunjae menyadari adanya sebuah petaka yang menyambangi hidupnya.

Hyunjae mengecek atas tubuhnya sendiri. Dilihatnya tubuh bidangnya yang tanpa busana.

Hyunjae lantas mengintip seluruh tubuhnya yang ada di dalam selimut yang sama dengan Miyeon. Hyunjae tercekat, nafas nya tak beraturan.

"Ini apa?" tanya Hyunjae bertanya penuh penuntutan. "Kenapa gue disini?!" tanyanya lagi dengan suara yang kemudian meninggi.

"Kenapa gue nggak pake baju?!"

Baik Hyunjae maupun Miyeon sama-sama terdiam dengan nafas memburu.
Atmosfir di dalam kamar yang baru saja Hyunjae sadari ialah kamar sebuah hotel itu menjadi mencekam.

"Kamu—" ucap Miyeon terbata-bata seraya mencoba meraih lengan Hyunjae.

"Jangan sentuh!"  ucap Hyunjae dengan nada bicara ketakutan dan penuh penekanan. Tubuhnya mencoba menjauh dari sosok Miyeon.

"Tapi kamu udah menyentuh aku.." ucap Miyeon yang membuat Hyunjae merasa melayang seketika.

Apakah ini nyata atau hanya mimpi semata?

Ini mimpi, kan?
Hyunjae harap begitu.

Hyunjae mencoba menjambak rambutnya dengan frustasi. Tetapi tetap saja, ini nyata.

Tubuh yang gemetar itu beringsut ke dalam selimut. Kemudian jatuh sebuah air mata. Hyunjae menangis. Hyunjae menangis dalam diamnya.

"Aku nggak tau.." ucap Miyeon dengan sorot matanya yang nanar.
"Aku nggak tau.. kenapa kamu lakuin itu,"

"Aku nggak lakuin!"

"Kamu lakuin..!"

"Nggak!" ucap Hyunjae yang masih mencoba menolak realita.

"Kamu nggak tau karna kamu kena pengaruh minuman.." ucap Miyeon dengan tanpa dosa.

Minuman?
Minuman yang Hyunjae seruput pagi tadi?
Minuman yang bahkan Hyunjae nggak memesannya?
Jadi minuman itu...?


"Kamu, perempuan paling licik yang pernah aku tau!" seru Hyunjae dengan wajah muak bercampur sedih.

Hyunjae nggak punya cukup tenaga untuk berteriak lebih kencang. Yang ada di dalam hati dan pikirannya hanyalah Mirae, Mochi, dan menangis.

Bayang-bayang wajah Mirae membuat Hyunjae tidak berhenti meneteskan air mata ketika tangannya mulai memungut pakaiannya di sebelah ranjang.

Mungkin terlihat aneh ketika sosok laki-laki yang menjadi sebegini frustasi dan merugi.

Tetapi inilah Hyunjae.

Hyunjae terus terisak. Ia merasa menjadi pendosa.

Ada rasa marah, ada rasa benci, ada rasa sedih, ada rasa kecewa.  Semua, berkecamuk di dalam dada.

"Kamu mau kemana.."

"Pergi! Pergi selamanya dari tempat yang ada kamu."

"Tapi—"

"Tapi aku—"

Miyeon yang menjeda jeda ucapannya.

"Tapi aku sedang dalam masa subur ku." jelas Miyeon yang membuat Hyunjae di ujung kehancurannya.

Marry Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang