69. Kotak Kayu

290 54 13
                                    

Dari mulai mandi sampai bobo ganteng, hari ini semua Hyunjae yang beresin. Mochi udah bobo, gemes banget.  Hyunjae berkutat dengan rambut Mochi yang udah mulai tumbuh tipis-tipis, tangannya memainkan helai helai rambut itu. Adakalanya cowok itu senyum senyum tanpa arti ketika memandangi Mochi yang terlelap.

Agaknya Hyunjae sangat menikmati perannya sebagai ayah, terlebih quality time bersama Mochi hari ini. Hyunjae diajak ketawa nangis capek bareng. Tapi paling paling paling ketika nangis, sih. Habisnya susah nenangin bayik menangis. Hyunjae sempat kecapean. Tapi akhirnya Mochi berhenti nangis juga, meski Hyunjae harus sok sok an ketawa sambil gelitikin selama setengah jam.

Nggak apa-apa, meski capek tetep terbayar soalnya Mochinya lucu banget menurut Hyunjae.

Nggak apa-apa, meski capek tetep terbayar soalnya Mochinya lucu banget menurut Hyunjae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Sementara Mochi terlelap setelah Hyunjae usai memberikan pengantar tidur, Mirae yang ada di sofa kamar tidur tertidur dengan sebuah buku di dada.

Hari ini Mirae punya waktu spesial ((katanya mah)) untuk melakukan hal hal yang menurut Hyunjae selalu Mirae urungkan selama ini karena kehadiran Mochi. Seperti me time membaca buku misalnya. Maka dari itu, apa-apa yang berhubungan dengan Mochi, Hyunjae babat habis hari ini. Ya kecuali minum ASI sih. Mochi nggak doyan punya Hyunjae. Hehe.

Hyunjae bangkit dari ranjang dimana Mochi terlelap di tengah tengah ranjang. Cowok itu melangkah mendekat ke arah Mirae. Menilik memastikan apakah cewek itu tertidur atau enggak.

Ternyata emang tidur.

Hyunjae tersenyum tipis, lalu mendudukkan diri di sebelah Mirae. Cowok itu dengan pelan memposisikan kepala Mirae untuk berada di atas pahanya. Menjadikan paha miliknya bantal spesial bagi cewek itu.

Lantas setelahnya Hyunjae meraih buku yang sebelumnya Mirae baca.

Romeo and Juliet another version.

Hyunjae tersenyum kecil—kemudian mendengus.

Dih hari gini masih baca yang kayak begini?

Tapi dia baca juga pada akhirnya. :))

Lima menit berlalu hanya ada Hyunjae yang perang batin dimana cowok itu pengen melebur dengan keromantisan yang ada tetapi  juga pengen mengatai Romeo dan Juliet bulol alias bucin tolol.

Tapi pada akhirnya Hyunjae memilih untuk melebur kepada keromantisan yang ada. Sebab, Hyunjae mencoba bercermin pada realita yang ada, bahwa pada kenyataannya ia yang dulu nggak tertarik sama sekali kepada Mirae nyatanya jatuh cinta juga, tanpa ia kehendaki.

Detik ini, mungkin Hyunjae akan menjadi bucin tolol juga jika saja Mirae tiba-tiba menghilang dari hidupnya. Cowok itu pasti akan lari sampai penjuru dunia melewati duri, kerikil, dan batu batu besar buat mencari keberadaan Mirae.

Hyunjae pikir, semua orang yang jatuh cinta, pasti pernah merasa tolol. Entah memang benar tolol, atau.. itulah yang disebut ketulusan?

Hyunjae menurunkan buku yang ada di depan wajahnya, lantas matanya beralih menatap wajah Mirae yang ada di pangkuannya.

Lelap dan damai.

Sama seperti ketika bersama mochi, kali ini Hyunjae senyum senyum juga. Kalau untuk mochi senyum hangat, kali ini senyum lembut. Sambil sesekali mendengus tawa heran.

Like :

Kok bisa sih? Gue cinta sama elo? Cinta bangett.
Heh Mirae! Kamu pake pelet kan?

Dan pas Hyunjae tertawa nggak jelas, Mirae membuka mata lamat-lamat.

Ah sial.

Hyunjae mendadak pasang wajah datar plus bingung kayak orang ke gep. Padahal selanjutnya Mirae kembali terlelap.

Pada akhirnya Hyunjae menggendong cewek itu untuk sampai pada ranjang. Membaringkan tubuh Mirae dengan pelan di sebelah Mochi yang kali ini enggan buat ditinggal sendirian di kamarnya.

Begitu tubuhnya mendarat di atas kasur, Mirae yang semula terlelap tiba-tiba bergerak menahan pergerakan Hyunjae yang masih setengah mengungunkung tubuhnya. Cewek itu memeluk leher Hyunjae seraya membuka matanya yang terlihat mengantuk. Hyunjae yang semula berniat bangkit kemudian membiarkan tubuhnya seperti itu untuk sementara waktu. Cowok itu melepas tangannya yang masih terjepit di antara kasur dan punggung Mirae dan beralih menaruh telapak tangannya di atas kasur. Matanya yang semula menatap pinggir bantal kemudian bergeser setengah jengkal menjadi menatap Mirae.

Keduanya saling beradu tatap hingga akhirnya Hyunjae tersenyum tipis dan menepuk-nepuk pelan kepala Mirae. "Tidur,"

Mirae yang sedari awal memasang wajah tanpa ekspresi cukup mengangguk dan kembali menutup mata. " Jangan kemana-mana, ya," ucapnya singkat  sebelum benar benar terlelap.

Hyunjae tersenyum—lagi. Punggung telunjuknya mengusap sekilas pipi Mirae. Lantas kemudian menunggu beberapa saat untuk bangkit dan merapihkan buku dan cangkir yang semula dibawa Mirae. 

Ketika Hyunjae hendak membawa cangkir itu keluar, tiba-tiba sebuah pop up notifikasi muncul dari ponsel Mirae yang ada di meja sofa kamar.

Hyunjun

Kak Mirae, mau tanya, apa kak Mirae masih simpan kotak kayu spesial punya kakak?

Kotak kayu?

Kotak kayu...

Kotak kayu...

Hyunjae mencoba memahami dan  mengingat.

Oh, kotak kayu yang dulu pernah hilang di bagasi mobil?

Tapi—?

Kotak kayu?
Spesial ?

Hyunjae mencoba untuk nggak penasaran. Tapi,

bohong.

Hyunjae penasaran.

Setelah dipikir-pikir Mirae nggak pernah memberitahu apa aja isi kotak kayu miliknya itu, yang Hyunjae tau isinya ialah kalung peninggalan  orang tuanya (sebab Mirae pernah bercerita sewaktu hilang di bagasi). Dan lagi Mirae selalu menyimpannya di lemari bagian pakaiannya membuat Hyunjae nggak pernah mau tau apa sebenarnya kotak itu.

Tapi apakah sesepesial itu?
Atau ada sesuatu di dalamnya?
Lalu kenapa Hyunjun menanyakannya?

Hyunjae terdiam sesaat, pikirannya menerka-nerka.

Apa Hyunjae coba buka aja?

Hyunjae mendekat ke arah lemari, mencoba mencari kotak kayu berukuran sedang milik Mirae.

Hyunjae menyingkap beberapa baju yang tergantung maupun terlipat. Pelan, dan pelan.

Ketemu!

Tapi setelah ditemukannya, Hyunjae mendadak ragu. Diamatinya kotak berukir indah itu untuk beberapa waktu. Jemari lentiknya mulai mengangkatnya, hendak membukanya, tetapi akhirnya kembali diletakkan.

"Jangan,"
"It's her privacy,"

Monolognya—meski tetap ragu.

-tbc




Hei hei hei~ I see that im icy

Wkwk hehe, Hai! maaf ya baru bisa update lagi. Semoga mengobati kerinduan. Tapi maaf bgt yah next update kayaknya juga bakalan sloww huhu karna skrg aku bisanya lagi slow update sampai beberapa bulan ke depan

Okeii btw kotak apa ya itu?🤔

See you next chapter, selamat malam minggu 🌻

Marry Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang