19. Cocok

492 105 42
                                    


Seusai acara, Hyunjae menyenderkan tubuhnya ke sofa dengan lemah.
Teman-teman Yves tentunya udah pulang. Sementara Hyunjae sekeluarga—ceilah— diminta Sangyeon buat tinggal dulu.

Biasa, kalau udah dianggap keluarga biasanya seperti itu, kan.

"Eh Seoyul mau makan apa? Milih aja ambil semua juga nggak papa," ujar Sangyeon kebapakan. Tetapi tetap terbersit sebuah kejahilan.
Like " nih Je anak lo gue suruh ambil makan banyak wkwkw"

Padahal bukan anak Hyunjae.

Seoyul yang terlihat gembira dengan berbagai makanan yang ada menikmatinya bersama Mirae dan Yves di sudut ruang keluarga.
Lesehan sembari bermain dengan Choky.

Ketiganya terlihat asyik mengobrol.




"Eh,"
"Seoyul tu anaknya Si Juyeon tetangga lo itu, ya?"

"He'em." sahut Hyunjae sambil merem. Cowok itu terlihat lelah dan menyenderkan kepalanya di sofa.

Ya gimana enggak? Dia bolak balik ngurusin Mirae—dan kucing di pangkuannya. Lalu belum lagi Seoyul yang minta ini itu dan berakhir mewek sesenggukan karna kena cakar kucing. Hyunjae mau tidak mau menenangkan bocah itu—dengan berbagai cara.

Rasanya lelah sekali, hingga kemudian Mirae memutuskan buat meninggalkan paksa kucing kucing yang menempel dengannya, lalu ikut membantu Hyunjae.

"Lo tuh seneng nggak sih, sebenernya?" tanya Sangyeon lagi.

"Apa?" tanya Hyunjae malas—masih merem.

"Gue mungkin nggak merhatiin lo intens karna tamu gue juga nggak lo doang, tapi dari apa yang gue lihat, lo tadi terlihat bahagia. Waktu nyuapin Mirae, ngambilin ini itu buat Seoyul, ngurusin kucing bedua sama Mirae, malahan lo juga keciduk senyum senyum tuh ngelihat interaksi Mirae, Seoyul, dan Kucing."

Hyunjae langsung melek.
Cowok itu membuka mata seraya menegakkan tubuhnya yang semula menyender.

"Lo mata-matain gue, ya?"

"Dih, nggak. Kan gue udah bilang, gue merhatiin secara nggak sengaja aja."

"Lo merhatiin yang manis-manis nya doang. Padahal tadi gue sempet pait banget. Kena cakar kucing ampe hela napas berkali kali pun kejadian di gue tadi."

"Tapi gue bisa melihat lo mampu mengatasi itu semua. Gue salut."

Hyunjae memandang Sangyeon dengan tatapan sangsi.

"Lo tuh udah cocok.." ucap Sangyeon kemudian.

Hyunjae berpikir sejenak, kemudian paham.
"Ck, apaan sih, Bang.. capek nih.."

Hyunjae balik merem dan menyender.
"Btw gue nggak nyangka acara kucing lo bakal sampe kayak gini."
"Gila ya, Choky udah kayak anak lo sendiri."

"Ya begitulah. Yvesnya juga gitu, sayang banget kek sayang anak. Ya gue bisa gimana."

Hyunjae tiba-tiba kembali melek dan menegakkan tubuhnya. "Eh," ucapnya menjeda. "Apa gue perlu beliin Mirae kucing juga?" tanya Hyunjae kemudian.

"Lah, Emangnya kenapa?" tanya Sangyeon bingung.

"Biar berasa punya anak,"

"Lah anjir.." Sangyeon nggak habis pikir. "Bikinlah." ucapnya kemudian.

"Mulut lo kalo ngomong."

"Loh? Coba sebutin bagian mana yang salah dari ucapan gue?"

"Ya gada."

"Nah yaudah.."
"Maksud gue.. lo jangan gitu lah, lo bisa aja punya anak yang beneran anak, kenapa harus kucing. Kan kesannya kayak lo nggak menghargai apa yang Tuhan anugerahin gitu loh, eh bener nggak ya gue ngomongnya, ya pokoknya gitu lah, gue harap lo paham"

Marry Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang