Mendekati natal, Regulus Black mengirimkan paket berisi buku, majalah, dan kartu untuk dibaca dan dimainkan oleh Regalia ketika liburan natal, karena beberapa hari yang lalu Regalia memberitahu Regulus jika ia tidak akan pulang liburan natal ini. Regulus menyertakan sebuah surat yang berisi persetujuan akan ide Regalia untuk menghabiskan liburan natal bersama sepupu-sepupu Lestrange dan Malfoy, juga teman-teman yang lain. Regalia juga memberitahukan jika Dryadora Tonks juga akan tinggal selama liburan natal, tetapi Regulus tidak mau repot-repot membahas keponakan berdarah-campurannya itu.
Dalam suasana suka cita ini, Profesor Snape sama sekali tidak berubah. Wajahnya tetap murung, dan hobinya memotong angka tidak pernah hilang. Sepanjang semester ini, Gryffindor telah kehilangan ratusan angka, kalau bukan karena Fred dan George, atau Harriett dan komplotannya, pasti gara-gara Regalia dan Neville. Tetapi, kontribusi Regalia dan Neville dalam pengurangan poin ini sudah jauh berkurang dibanding yang pertama kali, karena mereka selalu mengajak Celeste dan Adelina turut serta.
Kelas Ramuan pun masih tetap tegang seperti biasanya. Profesor Snape mengawasi seperti seekor elang mengincar mangsanya.
Seamus yang satu tim dengan Regalia kali ini begitu gugup. Tapi Seamus memang tidak pernah tidak gugup dalam menakar segala bahan ramuan.
"Tunggu dingin atau kualimu meleleh!" tegur Regalia ketika Seamus hendak memasukkan sesuatu yang mirip akar.
Ketika Regalia sedang menyangrai bubuk tanduk bicorn di kualinya sendiri, Seamus memasukkan cairan getah entah apa tanpa berkonsultasi dengan Regalia, menyebabkan ramuan mereka meledak. Wajah Seamus menghitam karenanya.
"Waktu kalian tinggal sepuluh menit!" Snape memgingatkan.
"Kita membuat itu selama dua puluh menit, Seamus," Regalia cemberut, dan tetap pada kegiatannya menyangrai bubuk bicorn. "Aku tidak mau tahu, kau harus membuatnya lagi!"
"Tapi, bagaimana?" tanya Seamus.
"Sst!" desis Celeste yang berada di belakang mereka.
Regalia menoleh, lantas mendapati Celeste telah menuang setengah ramuan yang ia buat bersama Adelina ke dalam sebuah botol. Celeste memberikannya pada Regalia.
"Bilang saja kalau ledakan tadi tidak menghancurkan semuanya," saran Celeste.
"Kau pikir bisa membodohinya?" Regalia melotot tak percaya.
"Lakukan saja daripada nilaimu kosong!" Celeste berkeras.
Akhirnya, Regalia terpaksa menerima uluran tangan Celeste, dan menuang isi botol itu ke dalam kuali Seamus yang sudah dibersihkan. Regalia menambahkan bubuk bicorn yang telah disangrai, dan ramuannya berubah warna menjadi putih berkilau bak mutiara, sementara milik anak-anak lain berwarna gading.
Regalia mengumpulkan ramuannya dengan percaya diri, dan kecewa karena perbedaan nilainya dengan Harriett ternyata sangat tipis.
"Saya sudah berjuang sangat keras dalam membuatnya, Profesor," Regalia memprotes, "saya berhak mendapat nilai lebih tinggi."
"Apakah kau melihat Harriett dan Weasley meledakkan kuali mereka?" tanya Snape.
"Tidak," jawab Regalia dengan lesu.
"Kau tidak bodoh untuk menyimpulkan," Snape menegaskan.
***
Pada sore sebelum hari natal tiba, mereka yang tidak tinggal di Hogwarts telah bersiap-siap untuk pulang.
"Kau yakin tidak ikut pulang?" tanya Harriett pada Regalia.
"Kau saja," jawab Regalia, "karena aku akan tinggal di sini bersama sepupu-sepupuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Among the Choices
FanfictionOrang-orang bilang, hidup adalah pilihan. Tetapi, nyatanya, kita tidak bisa memilih di keluarga macam apa kita dilahirkan, atau kepada siapa kita jatuh cinta. Dan inilah dia, Regalia Andromeda Black, seorang gadis yang terlahir sebagai anak pertama...