Makan Malam Merana

145 23 111
                                    

Jadi, inilah jawaban dari satu botol Amortentia yang hilang saat dia masih kelas tiga. Regalia ingat, ketika itu, ia mendata semua bahan ramuan dan ramuan siap pakai yang dimiliki oleh Profesor Snape. Regalia telah membuat tiga belas botol Amortentia, tetapi ketika mendata ulang ramuan itu, jumlahnya hanya dua belas.

"Kau tentu tidak lupa pada botol ini," ucap Percy. "Kurasa, dia mencurinya saat semua orang lengah."

"Kau tidak akan menelannya kalau tidak menerima sesuatu dari Penelope," desak Regalia.

"Suatu hari pada akhir Mei, dia memberiku sekotak cokelat," Percy menjelaskan, "aku ingin menolaknya, tetapi aku merasa seperti kebingungan dan berakhir dengan menerima serta memakannya. Sejak saat itulah, aku merasa seperti terobsesi padanya. Tapi rasanya palsu, tidak nyata."

"Jadi, kau mungkin terkena mantra Confundus dan ramuan Amortentia?" Regalia bersandar lemas pada sofanya.

"Kau cukup pandai untuk menyimpulkan," kata Percy. "Mungkin dia menuang semuanya pada cokelat itu, tanpa menyisakan sedikit pun untuk kemudian hari, karena, seperti yang bisa kau lihat, aku lambat laun terbebas dari pengaruhnya, dan mulai mencari kesempatan untuk bisa berinteraksi denganmu lagi. Juga, asal kau tahu saja, Penelope tidak bisa membuat Amortentia. Jadi, dia menggunakan ramuanmu untuk menyingkirkanmu, Regalia. Tetapi cinta yang sejati akan mengalahkan ramuan cinta terkuat sekali pun."

"Bagaimana kita tahu jika dia memang menggunakannya untukmu? Bagaimana kau bisa yakin? Bagaimana jika itu digunakan pada orang lain? Bagaimana jika justru kaulah yang menggunakannya entah pada siapa? Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja, Percy," Regalia menggeleng.

"Regalia, aku hanya mencintaimu!" Percy hampir melolong putus asa, "Aku sangat senang mengetahui bahwa hubunganku dengan Penelope terbukti palsu! Aku sangat senang karena kupikir kita bisa kembali!"

"Tapi kita tidak bisa kembali," bisik Regalia.

"Apa? Bisa kau ulangi, Regalia?"

"Kita tidak bisa kembali!" seru Regalia, "Hubungan kita sudah berakhir lama sekali! Aku bahkan melihatmu menyewa kamar di Hog's Head dengan Penelope! Aku hancur saat itu, Percy! Dan bukan kau yang menyembuhkan lukaku!"

"Lantas siapa?" Percy berpindah untuk duduk di samping Regalia dan menggenggam kedua tangannya dengan erat, "Siapa yang menyembuhkan lukamu ketika aku dalam jeratan paksa orang lain?"

"Kau tidak perlu tahu," Regalia memejamkan matanya, tidak memiliki nyali untuk menatap kedua mata Percy. "Sudah terlalu terlambat untuk menjalin kembali apa yang telah terputus, Percy."

"Tidak, Regalia," Percy mengusap rambut Regalia, "buka matamu. Buka matamu, kumohon, tataplah aku."

Regalia membuka matanya dan menatap mata Percy. Mata pemuda itu memancarkan luka sekaligus harapan, dan itu mengoyak pertahanan Regalia.

"Aku tahu, kau masih mencintaiku," ucap Percy, "sama seperti aku yang selalu memujamu."

"Tidak, Percy," Regalia menggeleng. "Kau dan aku adalah masa lalu. Aku tidak bisa mempercayai semua ini begitu saja. Ini hanya dugaan, 'kan? Siapa tahu, kau memang lebih mencintainya daripada aku. Sebaiknya kau melanjutkan pencarian saja. Keluarga Black akan membantu semampu kami."

"Tidak, Regalia," Percy berkeras. "Pencarian adalah pencarian, dan perasaan adalah perasaan. Itu dua hal yang berbeda. Aku harus meluruskan masalah antara kita sebelum melanjutkan kewajibanku sebagai pegawai Kementerian."

"Meluruskan apa lagi?" desah Regalia, "Kita sudah berakhir."

"Apakah kau telah jatuh cinta kepada orang lain selama aku tidak ada?"

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang