Pengungkapan

148 19 96
                                    

Harriett agak terkejut karena Regalia mendatanginya ke kamarnya. Tumben sekali. Biasanya, Regalia akan bersikap seakan kamar Harriett adalah tempat yang jauh lebih najis daripada toilet di rumah itu. Bahkan, biasanya, Regalia akan bersikap seolah-olah Harriett tidak ada, atau paling-paling, ada sebagai seonggok sampah. Seolah Harriett adalah beban keluarga Black yang sesungguhnya.

"Duduklah di mana pun kau mau, Regalia," Harriett mempersilakan Regalia masuk sembari menyalakan penerangan di kamarnya karena hari mulai gelap.

Harriett mengunci pintu, lantas mereka duduk di atas ranjang Harriett. Regalia menarik napas dengan berat, mempersiapkan kalimat yang akan ia luncurkan pada Harriett.

"Kau benar-bener tolol," Regalia membuka percakapan.

"Apa maksudmu?" Harriett memberengut, menyembunyikan rasa tersinggung, "Kenapa kau berkata seperti itu?"

"Apakah kau tidak pernah merasakan perhatian Profesor Snape kepadamu? Kau tidak menyadarinya?" cecar Regalia.

"Awalnya tidak."

"Awalnya?" Regalia mencibir, "Lalu?"

"Hermione yang memberitahuku."

"Bagaimana?"

"Dia bilang, sepertinya cara Profesor Snape memperlakukanku itu berbeda dengan yang lain. Tapi, kemudian, seiring berjalannya waktu, dia agak mengabaikanku, sedikit. Kemudian," Harriett menatap Regalia dengan tajam, "mulai memperhatikanmu, bahkan lebih daripada caranya memperhatikanku."

"Jadi, bukan hanya kau, tapi Hermione juga menyadarinya?"

"Ron juga sedikit menyadarinya, tapi Ron lebih tolol dari aku, kita tahu itu."

"Ada hal yang tidak kau ketahui, dan aku ingin memberitahumu."

"Apa itu?"

"Kau diperlakukan seperti itu karena kau mirip dengan ibumu."

"Ibuku? Lalu, ada apa dengan ibuku?" Harriett mengernyit, tidak mengerti.

"Ibumu adalah cinta pertama Profesor Snape," Regalia menjelaskan.

"Lalu, dari mana kau tahu?"

"Severus memberitahuku."

"Severus?" Harriett berjengit, "Kau memanggil guru kita dengan nama depan? Regalia, jangan bilang kalau kau-"

"Aku bertunangan dengannya, Harriett," Regalia menunjukkan sebuah cicin zamrud di tangan kirinya, "secara diam-diam. Baiklah, Harriett, aku hanya ingin kau menjauh dari Profesor Snape sebisa mungkin jika dia terlihat mendekatimu lagi. Kuharap kau tidak keberatan."

"Kau sudah bertunangan dengannya, bersiap menikah, berarti kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Lagipula, aku tidak selera pada pria seusia ayahku. Dan seperti yang mungkin sudah kau ketahui, aku sudah punya hubungan dengan Giorgio Ollivander. Juga, Aku tidak akan mengambil pelajaran Ramuan lagi setelah ini. Kau tahu jika aku payah, 'kan? Profesor Snape tidak akan menerima nilai dibawah Outstanding-istimewa, jadi, kau tenang saja."

Mereka saling menatap. Mata abu-abu bertemu mata hijau. Harriett berkedip, Regalia ikut berkedip, lalu Harriett mendenguskan tawa geli, menulari Regalia, dan mereka tertawa bersama.

"Terima kasih," Regalia memeluk Harriett.

"Aku menyayangimu, andai kau tahu," Harriett membalas pelukan itu. "Aku hanya terlalu pengecut untuk membelamu ketika kita masih kecil. Aku meminta maaf kepadamu. Setelah ini, bahkan andai kau menjadi kepala keluarga Black, itu sudah bukan boggart-ku lagi."

Harriett bisa merasakan jiwa penyayang Regalia mengalir dalam pelukan itu. Ini adalah pertama kalinya mereka bersikap seperti saudari, setelah belasan tahun tinggal di bawah atap yang sama.

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang