Bludger dan Gaun

110 15 99
                                    

Griselda dan Puspita memasuki Grimmauld Place nomor dua belas dengan beberapa tas kertas dari toko-toko muggle. Mereka segera membawa semuanya ke ruang makan dan meletakkannya di meja makan.

Di ruang makan dan dapur itu, Regulus sedang membantu Kreacher menyiapkan makan malam.

"Beef Wellington," kata Regulus, tidak memberikan kesempatan pada Griselda untuk menanyakan menu makan malam hari ini.

"Calon istrimu kelihatannya tergila-gila pada barang-barang muggle," ujar Griselda, "dan aku-sejujurnya-sangat heran. Apa bagusnya barang-barang muggle?" Griselda mendengus.

"Apa bagusnya?" Puspita tertawa. Ia mengeluarkan sebuah tiara putih menawan dari salah satu tas kertas itu. "Ibuku tidak akan membelikan tiara untukku, karena dia selalu berharap aku akan menikah dengan sesama orang Jawa, dan dengan dandanan adat Jawa. Ugh, itu bukan seleraku. Inilah gayaku, dan aku bersyukur karena aku ternyata benar-benar akan menikah dengan orang Eropa."

"Apa isi tas yang lain?" tanya Regulus.

"Setelan jas untukmu, Sayang," jawab Puspita. "Dan untuk gaunku, mungkin sudah bisa diambil minggu depan."

"Kalau hanya tiara, kita bisa memesan buatan goblin," kata Griselda, "terjamin bagus dan awet hingga puluhan generasi."

"Tapi goblin sangat licik," Puspita mendecih, "dan menganggap para penyihir hanya menyewa."

"Kau benar, Ita," Regulus membenarkan.

"Jadi, keluargamu tidak menyimpan perhiasan buatan goblin?" tanya Griselda.

"Kami punya beberapa," jawab Puspita. "Ada yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan ada yang dibeli sendiri oleh ibuku. Tapi kami lebih suka membeli dan memesan perhiasan di toko emas muggle."

"Tapi, kenapa?" Griselda masih penasaran.

"Karena para goblin akan menagih bayaran pada generasi selanjutnya ketika pemilik perhiasan yang sebelumnya sudah mati," Puspita meraih sebuah pisau untuk membantu Regulus memotong garnish. "Untuk menghindari itu, kami memesan perhiasan pada goblin yang sudah sangat tua dan sebatang kara. Prosesnya akan sangat lama karena goblin tua cenderung lamban. Tapi, begitu perhiasan yang kami pesan sudah diselesaikan dengan baik, kami mengurung goblin itu di ruang bawah tanah rumah kami, merawatnya sebagai ganti atas tenaganya membuat perhiasan, sampai ajalnya tiba. Kami tidak membunuh goblin. Kami hanya memenjarakan mereka sampai mereka mati karena faktor usia. Goblin lain tidak akan tahu jika dia mati di rumah kami, dan kami akan terbebas dari biaya 'sewa' itu untuk selamanya."

"Kukira kau akan menjual organ goblin itu," sindir Griselda.

"Kami menggunakan kulit mereka sebagai bahan untuk membuat sepatu berburu," Puspita mengedikkan bahu. "Dan, ya, Regulus, kau sudah menceritakan yang sebenarnya pada Sirius dan Griselda, 'kan? Mengenai babi itu."

"Sudah, seperti yang telah kuceritakan padamu semalam," Regulus mengangguk.

"Jadi," Puspita menatap Griselda, "organ-organ penyihir jauh lebih sehat dan kuat daripada para muggle, membuat organ yang kujual dihargai lebih mahal. Tentu saja, mereka tidak tahu jika itu organ penyihir. Kupikir, aku ingin berburu lagi, untuk menambah pundi-pundi uang kita."

"Jangan menyeret keluargaku untuk hal itu, Puspita," Griselda menggeleng. "Dan kau harus tutup mulut, Kreacher!" Griselda memelototi si peri rumah keluarga Black.

***

Ginny Weasley mendapatkan titipan dari teman-teman Gryffindor-nya untuk terus mencecar Luna Lovegood apakah gadis pirang itu benar-benar memiliki hubungan dengan Draco Malfoy atau tidak. Sebenarnya, tidak ada masalah, hanya, semua orang diburu oleh rasa penasaran dalam benak mereka. Tetapi Ginny selalu gagal, karena Luna hanya membisu setiap kali masalah itu dibahas.

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang