Regalia membuka pintu depan rumahnya hanya untuk mendapati George berada di sana, mengusap-usap jari-jarinya seolah baru saja menabrakkannya ke benda yang sama kerasnya, dan memang demikian kenyataannya.
"Bisakah kita bicara sebentar, Mrs. Snape?" George meminta, "Ini tentang Daphne; sahabatmu sekaligus saudari yang kusayangi."
"Tentu saja," Regalia membuka pintunya lebih lebar, "silakan masuk."
Begitu mendapati Hydrus dan Elizabeth berada di sana, George segera menoleh pada Regalia untuk bicara lagi, tetapi Regalia mendahului.
"Mereka tahu lebih banyak hal daripada yang kau ketahui," ungkap Regalia.
"Begitukah?" George tampak tak percaya, "Tunggu! Tahu apa? Kalian tahu apa yang akan kubicarakan?"
"Memangnya apa yang akan kau bicarakan?" Regalia menatap George dengan serius.
George menjawabnya dengan bisikan di telinga Regalia.
"Ah, mereka yang memberitahuku tentang hal itu," Regalia menerangkan, "dan mengawasi gerak-gerik Fred selama ini."
"Bocah-bocah ini mengetahui banyak hal?" George mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan, merasa frustrasi.
"Mereka tidak sekecil itu, kau tahu," Regalia berusaha mewajarkan apa yang terjadi, "maksudku, kau bahkan memanggilku Calon Kakak Ipar ketika aku masih kelas tiga."
"Tiga belas tahun dan sudah pacaran, ya, kau benar," George mengangguk, "kita bukan anak kecil di usia belasan."
"Begitu juga mereka. Lima belas, sudah mengerti banyak hal, kurasa," Regalia mengangkat kedua alisnya sambil menggembungkan pipinya.
"Di mana Profesor Snape?" tanya George.
"Di ruangan tempat bahan ramuan disimpan di rumah ini," jawab Regalia.
"Apakah beliau juga mengetahui masalah ini?" George memastikan.
"Aku, suamiku, Hydrus, Elizabeth, Hannah, dan Neville," Regalia menyebutkan semuanya sekalian.
"Astaga! Seluruh dunia tahu, kecuali aku!" seru George tak percaya. "Sudahlah, pokoknya sekarang aku sudah tahu. Dan aku sudah menonjok laki-laki sialan itu. Nah, Regalia, sebagai sahabat Daphne, kau tentu tahu di mana Daphne berada. Aku harus punya jawaban ketika Astoria menanyakan hal itu."
"Aku tidak tahu," Regalia menggeleng.
"Kau tidak tahu?!"
"Bagaimana aku bisa tahu jika aku sendiri mengetahui perihal perginya Daphne dari mereka?!" Regalia menunjuk Hydrus dan Elizabeth yang sedang bermain catur sihir.
"Aku akan mencari Daphne," George pamit.
"Mencari ke mana?" Regalia tampak khawatir.
"Aku tidak tahu," George menggeleng. "Sangat sulit mencari penginapan untuk saat ini, tapi Daphne tidak mungkin ke rumah orangtuanya."
George segera pergi, meninggalkan Regalia dengan kekhawatiran mengenai ke mana sahabatnya pergi.
"El, bisa kau beritahu Hannah mengenai perginya Daphne ini?" Regalia menoleh pada Elizabeth.
"Tentu, Mrs. Snape," Elizabeth mengangguk, "aku akan pergi sekarang."
Elizabeth segera menuju ruang keluarga dan suaranya terdengar jelas saat menyebutkan nama rumah keluarga Longbottom.
"Sejak kapan dia memanggilku Mrs. Snape dan bukannya Regalia?" tanya Regalia pada Hydrus.
"Musiman sih," Hydrus mengedikkan bahu, "kalau dia sedang sangat ingin menunjukkan rasa hormatnya padamu. Bagaimanapun juga, kau adalah istri dari guru kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Among the Choices
FanfictionOrang-orang bilang, hidup adalah pilihan. Tetapi, nyatanya, kita tidak bisa memilih di keluarga macam apa kita dilahirkan, atau kepada siapa kita jatuh cinta. Dan inilah dia, Regalia Andromeda Black, seorang gadis yang terlahir sebagai anak pertama...