Plinplan

130 23 119
                                    

"Ini tidak benar, Griselda," Sirius memberikan rincian keuangan keluarga mereka kepada istrinya. "Kau tahu, gajiku di Kementerian hanya tiga ratus galleon per bulan, gaji Regulus sebagai Auror hanya lima ratus galleon per bulan, dan penghasilan Regalia dari buku-bukunya mungkin hanya dua ratus lima puluh sampai lima ratus galleon selama ini. Dalam kurun waktu enam bulan, mestinya pemasukan kita hanya enam sampai delapan ribu galleon."

"Tapi kita menerima hampir dua puluh ribu," Griselda menatap rincian itu. "Kita harus menanyakannya pada Regulus. Dia lebih ahli soal keuangan keluarga ini."

"Tentu saja aku akan menanyainya begitu dia pulang dari masa tugasnya," Sirius mengangguk. "Jangan-jangan dia meneruskan langkah ayah, kakek, dan leluhur-leluhur kami."

"Selama itu memang bisa mendatangkan uang, kurasa memang tidak apa-apa."

"Griselda!" seru Sirius, "Pantas saja kau langsung menyetujui tawaran keluarga Lestrange. Kau tidak peduli pada betapa kotornya cara mereka mencari uang."

***

"Kau harus membantuku!" desak Celeste pada Adelina ketika menginap di Malfoy Manor.

"Membantu apa?" Adelina keheranan.

"Mendekatkanku dengan Profesor Snape!"

"Apa?! Kau gila?!" jerit Adelina sembari mengemasi kopernya, "Aku tidak mau ikut campur!"

"Kau membela Regalia, kalau begitu," tuduh Celeste.

"Aku tidak membela siapa pun diantara kalian!" elak Adelina.

"Kita sangat dekat sejak kita masih sangat kecil," desis Celeste, "jangan memulai permusuhan diantara kita. Kita baru mengenal Regalia saat kita masuk ke Hogwarts. Dia orang asing diantara kita. Kau seharusnya membelaku. Kau tahu, dia pecinta pengkhianat darah. Dia tidak layak mendapatkan kesetiaanmu."

"Celeste!" bentak Adelina, "Kita bertiga bersepupu! Kau bicara seakan-akan kita adalah sebuah kelompok yang berlomba-lomba membuktikan siapa yang paling setia pada pemimpin kita! Dan kau mengolok-oloknya sebagai pecinta pengkianat darah? Bagaimana dengan aku yang memiliki hubungan dengan penyihir Berdarah-Campuran? Kau juga akan mengolok-olokku?"

"Bukan begitu maksudku, Adelina."

"Kau urus sendiri kisah cintamu yang yang tidak wajar itu! Aku juga pusing memikirkan diriku sendiri! Kisah cintaku juga tidak kalah berat dengan kisah cintamu!"

"Kau pasti belum tahu jika Regalia berciuman dengan Profesor Snape," celetuk Celeste.

"Apa?" mulut Adelina ternganga, namun ia cepat-cepat berkata, "Itu bukan urusanku! Aku tidak mau tahu! Toh, dia mencium siapa pun yang bisa ia cium!" Adelina menutup kopernya dengan sangat keras dan kasar hingga komper itu justru membuka kembali.

"Bukankah aku benar?" Celeste menepuk pundak Adelina, "Dia itu penyakit diantara kita."

"Penyakit diantara kita, tapi kau menyodor-nyodorkannya kepada kakak laki-lakimu!" sembur Adelina, "Kau meludah dan menjilat-jilatnya kembali! Kau menjijikkan!"

"Kau tidak mau membantuku?"

"Aku tidak mau ikut campur," Adelina menggeleng, ia tetap sibuk mengurus kopernya yang terlalu penuh. "Kalaupun Profesor Snape mau berciuman dengannya, dan itu bukan karena pengaruh benda konyol buatan si Kembar Weasley, itu berarti Profesor Snape memang memilihnya. Kau kalah, Celeste. Kau hanya harus mengaku kalah dan mencari orang lain."

"Aku belum kalah! Aku akan merebut pria itu!"

"Dan apa untungnya bagimu?" Adelina tersengal setelah berhasil menutup kopernya, "Selain kau mendapatkan orang yang membuatmu tergila-gila, apa untungnya bagimu? Snape tidak kaya. Snape bukan pria muda. Snape juga tidak begitu tampan. Kalau kau berhasil mendapatkannya, lalu kalian menikah, lalu punya anak, tapi ternyata dia tidak berumur panjang, kau mau bagaimana? Bagaimana kalau dia mati dengan meninggalkan anak yang masih kecil dan harta yang tidak banyak? Kau mau menjadi janda muda miskin yang membawa anakmu ke sana kemari mencari sesuap roti? Kau mau berakhir seperti itu?"

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang