Emosi Masing-Masing

93 12 84
                                    

Regalia kembali ke ruangan pribadi suaminya dengan membawa sebuah bingkai foto, kemudian memasang salah satu foto pernikahannya di sana, dan meletakkannya di nakas sebelah tempat tidur.

"Ada saja hal yang bisa kau lakukan," Severus memeluk Regalia dari belakang.

"Bagus, 'kan?" Regalia tertawa kecil, "Aku mampir ke Diagon Alley hanya untuk membeli ini."

"Kau tidak pernah mengunjungi kakek dan nenekmu?"

"Tidak perlu terlalu sering. Mereka baik-baik saja, aku tahu itu."

***

Sekitar tanggal 15 September, Regulus dan Puspita kembali ke Inggris. Sekembalinya mereka ke kampung halaman sang suami, Puspita langsung mengajak suaminya itu ke Gringotts untuk memeriksa apakah seluruh kekayaannya benar-benar sudah berpindah ke sana dengan benar.

"Pemindahan besar-besaran semacam ini belum pernah terjadi selama lima ratus tahun hidupku," ujar si goblin yang mengantarkan Puspita dan Regulus ke lemari besi mereka di bawah tanah.

"Kau sudah memisahkan kekayaanku dengan kekayaan Sirius Black, 'kan, Gornuk?" tanya Regulus pada si goblin.

"Sudah beres," jawab goblin bernama Gornuk tersebut. "Lemari besi keluarga Black sudah kupisahkan dengan sebuah sekat. Sisi kiri milik Sirius Black, dan sisi kanan milik Regulus Black."

Kereta mereka berhenti di depan sebuah lemari besi raksasa yang dijaga oleh seekor naga buta.

"Aku tidak ingat jika lemari besi keluarga Black sebesar ini," celetuk Regulus, "apalagi sampai memerlukan naga penjaga."

"Sekarang, keluarga Black lebih kaya daripada keluarga Lestrange, kalau aku boleh menyimpulkan," ujar Gornuk. "Sudah kubilang, aku belum pernah melihat ada pemindahan kekayaan besar-besaran seperti ini. Apakah ini kekayaan keluarga lain yang dipindahkan karena pewarisnya menikahi pewaris keluarga Black?"

"Kekayaan pribadi," Puspita menyahut, "karena aku tidak membawa kekayaan keluargaku. Aku bukan pewaris tunggal."

"Luar biasa," kata Gornuk sambil membuka lemari besi keluarga Black.

Baik Regulus maupun Puspita terdiam, mematung, melihat gunung koin emas di sisi kanan yang jauh lebih banyak daripada sisi kiri. Sebuah sekat menjadi pemisahnya, semakin menegaskan perbedaan antara kekayaan si sulung dan si bungsu keluarga Black.

"Hah!" Puspita terlihat begitu senang, "Tidak sia-sia aku mengabdi pada diriku sendiri selama bertahun-tahun!"

"Merlin," Regulus masih tak percaya, "aku memperistri wanita kaya dan aku tidak pernah menyadarinya."

Kemudian, Gornuk menjelaskan jika kekayaan Regulus tadinya sudah banyak, kemudian pemindahan kekayaan istrinya membuat gunung koin emas itu semakin tinggi.

***

Pada hari Rabu, Regalia mendapatkan hari libur, tetapi itu membuatnya merasa kesepian karena sang suami harus mengajar. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah pergi Hospital Wing dan menemani Hannah di sana.

Tidak ada pasien, sehingga para penyembuh di Hospital Wing bisa melakukan hal lain. Hannah memilih duduk di salah satu ranjang di sana, berjaga andai ada siswa yang tiba-tiba datang dengan berbagai keluhan.

"Ada apa, Regalia?" begitu cara Hannah menyambut kedatangan sehabatnya, "Morning sickness?"

"Kuharap begitu, tapi tidak," Regalia duduk di samping Hannah. "Aku hanya kesepian."

"Mantan pacarmu masih ingat jika kau sangat menyukai cokelat," Hannah tersenyum geli, "dan kelihatannya dia berpura-pura jika aku adalah kau. Dan mungkin dia melakukan hal yang sama pada seluruh wanita yang dikencaninya. Itu menyedihkan. Maksudku, menyedihkan bagi samua gadis yang dikencaninya."

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang