"Aku tahu!"
Jantung Harriett hampir saja copot, namun ia segera menguasai diri ketika menyadari itu adalah suara Lokabrenna, bukan suara Celeste.
"Kau tahu?" Griselda menatap putri pirangnya penuh harap.
"Mungkin," Lokabrenna ragu-ragu.
Dan sementara perhatian semua orang tertuju pada Lokabrenna, Harriett memanfaatkan keadaan ini untuk mengambil tongkatnya di atas meja dengan sangat pelan. Setelah menggenggam tongkatnya dengan mantap, Harriett berpura-pura memeriksanya, namun mengarahkan ujungnya pada Celeste.
"Apa maksudmu mungkin?" Griselda agak sengit sekarang.
"Mungkin dia kembali menjalin hubungan dengan Percy Weasley!" seru Lokabrenna, "Karena mereka sering bertemu di Hogsmeade pada akhir pekan!"
"Itu tidak mungkin," Sirius meragukan.
"Kenapa tidak?" Lokabrenna berkeras, "Percy meninggalkan Regalia karena pengaruh Amortentia, bukan karena keinginannya sendiri. Mereka mungkin diam-diam telah menjalin hubungan lagi!"
"Salah besar!" Celeste menyahut.
Di kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, Profesor Diggory telah mengajarkan bagaimana caranya menggunakan mantra non verbal. Langkah pertama adalah niat, maka Harriett memantapkan dirinya. Langkah kedua adalah yakin, maka Harriett merasa ini harus berhasil, bagaimana pun caranya, karena menyangkut keselamatan Regalia. Langkah ketiga sekaligus terakhir adalah mengucapkan mantra itu dalam hati sambil menggerakkan tongkatnya. Dalam keadaan semacam ini, Harriett hanya bisa memikirkan satu mantra; Confundo. Mantra Confundus akan membuat Celeste seperti orang tolol jika ia berani coba-coba membocorkan rahasia percintaan Regalia. Maka, Harriett melakukannya.
"Kau tahu sesuatu, Celeste?" Bellatrix menatap putrinya dengan tajam.
"Sepertinya iya," Celeste mengangguk.
Maka, Harriett mengulang mantra non verbal itu berkali-kali, tak peduli apa efek sampingnya pada Celeste.
"Katakan!" Bellatrix tidak sabaran.
"Dia adalah kekasih, kekasih, kekasih siapa, ya?" Celeste mencoba mengingat-ingat.
"Mana kami tahu," Puspita menahan tawanya.
"Ya, mungkin Percy Weasley," kata Celeste akhirnya, "tapi sepertinya bukan. Tapi sepertinya iya."
Plak!
Bellatrix memukul bagian belakang kepala anak perempuannya itu karena merasa sangat jengkel.
"Baru kali ini kau membuatku sangat jengkel sampai aku tidak bisa menahan tanganku," geram Bellatrix.
Sirius yang melihat kejadian itu hanya mampu menggeleng sambil tersenyum.
"Sudahlah, jangan dipikirkan," kata Griselda akhirnya. "Sebaiknya kita lanjutkan saja makan malam ini. Kita nikmati saja hidangan yang tersaji. Jangan khawatir, Bella, besok aku akan mencari Regalia."
Regulus menerbangkan botol anggur dan menuangkannya pada gelas semua orang.
"Celeste, kau sudah tujuh belas tahun, 'kan?" Regulus menanyai Celeste sebelum menuangkan anggur pada gelasnya.
Celeste hanya mengangguk, kemudian Regulus menuangkan anggur ke dalam gelasnya sambil tersenyum manis. Celeste semakin tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa sepupu ibunya ini memang sangat tampan, baik, dan penyayang. Pria yang penyayang.
"Boleh aku meminta sedikit, Reggie?" Puspita yang duduk di samping Regulus meminta anggur juga.
"Tentu saja, Ita," Regulus tersenyum pada Puspita, lalu menuangkan anggur ke gelas wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Among the Choices
FanfictionOrang-orang bilang, hidup adalah pilihan. Tetapi, nyatanya, kita tidak bisa memilih di keluarga macam apa kita dilahirkan, atau kepada siapa kita jatuh cinta. Dan inilah dia, Regalia Andromeda Black, seorang gadis yang terlahir sebagai anak pertama...