Menteri Sihir Baru

87 14 82
                                    

"Jadi, kau kembali ke sini dengan naik bus Ksatria?" tanya Regalia pada Harriett ketika mereka menyantap makan malam, "Merelakan satu galleon terlepas dari genggamanmu?"

"Jelas tidak," Harriett tertawa, "karena aku sudah mengikuti ujian Apparate sebagai syarat mendaftar menjadi Hit Wizard, dan aku lulus."

"Kau kembali dengan ber-Apparate?" Regalia tersenyum gembira.

"Ya!" sahut Mrs. Figg, "Bunyinya seperti ban mobil bocor!"

Mereka bertiga pun tertawa.

"Harriett," celetuk Regalia, "aku lupa belum memberitahu tunanganku untuk menghadiri acara pelantikanku tanggal dua puluh nanti."

"Berarti, besok kita harus ke kantor pos?" Harriett terlihat lelah.

"Kurasa begitu," Regalia mengangguk.

***

Setelah makanan utama habis, Regulus menyambar kue jahe buatan calon istrinya, dan menikmatinya.

"Apakah Kreacher yang mengajarimu membuat ini?" tanya Regulus pada Puspita.

"Uhm, ya," jawab Puspita malu-malu.

"Rasanya khas buatan Kreacher," komentar Regulus. Kemudian, dia beralih kepada Sirius dan Griselda, "Kalian akan menghadiri acara pelantikan Regalia menjadi Mind Healer?"

"Tentu saja," Sirius mengangguk. "Griselda, coba tebak apa yang ditempelkan di majalah dinding Kementerian hari ini."

"Oh, aku tahu!" Regulus menyahut.

"Diam, Reggie," Sirius mencegah adiknya bicara, "biarkan Griselda menebak."

"Memangnya apa?" wajah Griselda berkerut-kerut, penasaran, namun juga acuh tak acuh. Ia meraih cawan anggurnya.

"Mantan pacar putri kita akan menjadi menteri sihir yang baru," kata Sirius.

Griselda mati-matian mencegah dirinya tersedak dan menelan cairan merah di mulutnya itu pelan-pelan.

"Jangan berpikir kau akan menangkap Regalia di hari pelantikannya sebagai Mind Healer dan memaksanya kembali bersama Percy Weasley," Regulus mewanti-wanti Griselda.

"Kalau Percy Weasley masih mencintai Regalia, kenapa tidak?" Griselda menerawang udara, seakan menyusun rencana. "Corvus Lestrange tidak ada apa-apanya kalau begini."

"Tapi keluarga Lestrange kaya raya," Puspita mengingatkan.

"Tapi masa depan mereka agak suram," kata Griselda, "karena mereka tidak boleh menjadi Auror, dan dipersulit dalam mendapatkan posisi lain dibawah naungan Kementerian, karena pengakuan mereka diragukan oleh Dewan Pengadilan Wizengamot. Mereka sebenarnya dianggap berbohong ketika mengaku terkena kutukan Imperius."

"Dan Veritaserum tidak bisa digunakan pada mereka?" tanya Puspita.

"Tidak bisa maksimal, karena mereka ahli Occlumency," jawab Griselda.

"Tapi kau sangat ingin Regalia menikah dengan Crovus, 'kan?" Puspita menatap Griselda dalam-dalam.

"Tadinya," Griselda memutar bola matanya, "karena aku tidak merasa ada pilihan lain yang lebih baik. Tapi, sekarang, bocah Weasley itu akan menjadi menteri. Tahu begini, aku akan memaksanya kembali pada bocah itu saja. Tapi, mungkin sekarang belum terlambat."

"Teruslah berharap," Regulus tersenyum pada Griselda.

"Terus bermimpi," imbuh Puspita, "mimpi, mimpi, mampus akhirnya."

***

Percy terdiam di kamarnya, bergulung di ranjangnya. Ia tidak tahu siapa pria itu, tapi ia sudah kalah telak. Regalia memilih pria itu. Regalia tidak akan pernah kembali kepadanya setelah mengambil sumpah pernikahan itu. Regalia tidak bisa dipikat dengan harta maupun tahta, tetapi dengan cinta dan kemulusan hubungan. Percy akhirnya menyadari semua itu. Corvus Lestrange yang kaya tidak pernah berhasil. Sekarang dirinya sendiri yang sudah hampir mendapatkan jabatan tertinggi di pemerintahan juga gagal. Tapi entah siapa pria itu, agaknya telah memberikan kebahagiaan untuk Regalia. Tampaknya, Regalia tidak pernah merasa sengsara bersama pria itu. Juga, tampaknya, hubungan Regalia dengan pria itu tidak mendapatkan cobaan berat.

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang