Griselda sedang menangis di ruang keluarga ketika suami-istri Black yang lebih muda datang dan menyerobot ke sana, sekaligus membawa Hydrus pulang ke rumahnya yang sebenarnya.
"Bagaimana pestanya, Reggie?" Griselda menatap Regulus dengan mata membengkak.
"Sangat menyenangkan," jawab Regulus sembari mengeluarkan tongkatnya dan mendekati permadani pohon keluarga Black, "dan kau dicari-cari oleh Mr. Brown dan Mr. Abbott."
"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Griselda.
"Menambahkan nama Severus seperti aku menambahkan nama Ita," Regulus menyentuhkan ujung tongkatnya pada gambar Regalia di permadani itu.
Nama Severus Snape muncul di sebelah nama Regalia Black, menandakan bahwa kedua orang itu sudah menikah.
Regulus menatap namanya sendiri, bersanding dengan nama Puspita Wijaya. Ia tersenyum bahagia, kemudian menoleh pada istrinya yang sudah duduk di samping Griselda.
"Griselda," Puspita menepuk pundak Griselda pelan, "apa lagi yang kau tangisi?"
"Kau tidak tahu bagaimana rasanya—" Griselda terbatuk, "—bagaimana rasanya kehilangan bayi kecilmu. Rasanya seperti aku baru melahirkannya kemarin, dan tiba-tiba dia sudah pergi, menikahi orang yang seumuran dengan ayahnya."
"Seharusnya kau datang ke pernikahannya," ucap Regulus sambil melipat tangan di depan dada, "dan kau akan melihat betapa cantiknya ketika memakai gaun pengantin yang kau pikir akan cocok untuknya."
"Gaun yang kau lihat di butik hari itu," Puspita menambahkan, "Snape memilihnya."
"Apa peduliku pada pesta atau gaun atau pernikahan itu?!" jerit Griselda, "Aku kehilangan putriku! Dia sudah mati!"
Puspita tidak menyahuti. Ia menatap suaminya.
"Kau dan Sirius sudah membunuhnya sejak lama," kata Regulus pada Griselda, "jadi, apa lagi yang kau sesalkan sekarang?" Regulus menatap Puspita, "Ita, ayo pulang. Edelweiss Garden sudah menunggu."
***
Percy duduk sendirian di kantornya, berusaha mengerjakan apa pun yang seharusnya ia kerjakan, namun pikirannya melayang menuju tahun-tahun yang telah berlalu, hingga dia merasa gila.
—Flashbacks—
Percy mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah ikat rambut berwarna merah bermotif polkadot dari glitter emas.
"Kudengar, kau berulang tahun bulan lalu," Percy meletakkan ikat rambut itu di atas meja di antara mereka, "jadi, selamat ulang tahun. Maaf, aku hanya mampu memberi hadiah semacam ini. Kalau kau tidak mau menerimanya juga tidak apa-apa. Itu hanya sebuah ikat rambut yang kubeli di Gladrags Wizardwear. Harganya jelas sangat mur—"
"Terima kasih," Regalia tersenyum seraya mengambil ikat rambut itu dan menggunakannya untuk mengikat rambutnya yang terurai saat itu juga.
...
"Maka aku akan menjawab ya jika memang itu yang kau mau," ungkap Regalia dengan pasrah.
"Jangan menjawabnya demi aku, Regalia," sanggah Percy, "tapi demi dirimu. Pikirkan dirimu sebelum orang lain. Jika kau berpikir kau akan lebih bahagia dengan menjadi pacarku, kau boleh menjawab iya. Tapi kalau tidak ada setitik pun ketertarikan kepadaku, kau boleh menolak."
"Aku tertarik padamu, Percy."
...
"Jadi, Sayang," Percy mendekap pundak Regalia dengan erat, "kau benar-benar tertarik dan menyukaiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Among the Choices
FanfictionOrang-orang bilang, hidup adalah pilihan. Tetapi, nyatanya, kita tidak bisa memilih di keluarga macam apa kita dilahirkan, atau kepada siapa kita jatuh cinta. Dan inilah dia, Regalia Andromeda Black, seorang gadis yang terlahir sebagai anak pertama...