Pernikahan Hannah

72 6 114
                                    

Hari pernikahan Neville dan Hannah telah tiba. Severus, Regalia, dan Hydrus telah mengganjal perut mereka dengan telur, roti, sereal, dan susu, berharap itu cukup sampai pesta digelar dan makanan disajikan di segala tempat.

"Abbott Hufflehouse, 'kan?" Hydrus memastikan tempat dilaksanakannya pesta sambil memeriksa penampilannya sekali lagi.

"Ya, ya," Regalia juga memeriksa penampilannya sekali lagi; gaun hijau gelap longgar yang menyamarkan kandungannya dan jepit rambut berbentuk bunga dari bahan perak.

"Jangan banyak berdandan, Black!" Severus menegur Hydrus, "Penampilanmu jelas sempurna karena akulah yang memilih setelan jas itu untukmu."

"Justru karena saya tahu jika Anda yang memilih setelan jas ini untuk saya, saya jadi merasa khawatir," cerocos Hydrus tanpa merasa sungkan.

"Mrs. Abbott berkata jika kita bisa ke sana menggunakan jaringan floo," Regalia menegaskan, entah untuk keberapa kalinya.

Perapian Abbott Hufflehouse menjadi titik yang tak kunjung sepi, sebab keluarga Snape, keluarga Greengrass dari rumah cabang, keluarga Brown, dan keluarga Weasley dari Hogsmeade jelas datang dari sana.

"Ayo, ayo, acara tidak bisa dimulai tanpa Anda, Mr. Greengrass," Marilla menuntun tamu-tamu yang keluar dari perapian itu menuju halaman rumah, lantas menunjukkan di mana mereka bisa duduk, karena mereka memang mendapatkan kehormatan khusus.

Bisa ditebak, jika diantara seluruh anggota Sacred Twenty-Seven, Lestrange adalah satu-satunya keluarga yang tidak diundang, karena adanya kenangan buruk dari masa lalu. Penyiksaan yang dilakukan oleh Bellatrix Lestrange kepada kedua orangtua Neville ketika Voldemort masih berkuasa jelas tak akan pernah bisa dilupakan. Meskipun mengaku terkena kutukan Imperius, omongan suami-istri Lestrange tidak dipercaya begitu saja oleh keluarga Longbottom.

Dalam balutan gaun yang sudah pernah dipakai menghadiri pesta pindah rumah, Daphne duduk di samping suaminya dengan tenang. Daphne menjulurkan kepalanya mendekat pada Fred, lalu mengatakan jika bunga-bunga yang menghiasai tempat itu memang indah, namun tak seindah bunga-bunga yang dipasang pada pernikahan mereka. Jelas sekali jika Daphne begitu membanggakan pesta pernikahan mereka, dan merasa sangat bersyukur.

"Padahal kita merencanakan semuanya secara terburu-buru," Daphne terkikik lirih, "tetapi tidak ada yang tidak sempurna. Segalanya sempurna."

"Kelihatannya, kita memang terlalu terburu-buru," sahut Fred.

"Apa, Sayang?" Daphne mendekatkan telinganya lagi, "Aku tidak mendengarmu tadi. Orang-orang sangat berisik!"

"Aku bilang, kau benar, segalanya sempurna," ujar Fred.

Neville sudah berdiri di depan Phillip Greengrass yang bertugas sebagai hakim yang akan menikahkannya dengan Hannah. Neville tampak sangat gagah dan tampan dalam setelan jas hitamnya, namun jelas jika ia sangat gugup.

Tak lama kemudian, Henry Abbott membawa Hannah memasuki altar. Hannah tampak sangat anggun ketika mengenakan gaun pengantin berwarna putih berhias kerang-kerang itu. Rambut pirang keemasannya diurai setelah disisir dengan rapi.

Ketika sudah bersebelahan, sepasang pengantin itu saling tersenyum malu-malu. Tetapi, baik Neville maupun Hannah, keduanya tak dapat menahan rasa geli, sehingga keduanya tertawa kecil satu sama lain, sementara Phillip Greengrass membacakan pembukaan pernikahan dalam bahasa Latin.

Kikik geli kedua mempelai berhasil menular pada beberapa hadirin yang merasa bahwa raut wajah Neville dan Hannah begitu lucu. Pasangan pengantin itu saling terkikik dan nyengir sampai Phillip menanyakan kesediaan mereka satu sama lain.

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang