Regalia memasuki gerbong dan duduk di kompartemen yang sama dengan Hannah Abbott, Daphne Greengrass, dan Harriett Potter. Mereka membaca majalah sekolah edisi terbaru, sementara Regalia meletakkan kopernya di atas.
Setelah kopernya bisa dipastikan tidak akan jatuh maupun bergeser, barulah Regalia duduk di samping Harriett. Pikirannya masih terpaku pada Puspita Wijaya yang tiba-tiba muncul dan menghancurkan benda yang dibawanya entah dari mana.
Portkey.
Tentu saja, Puspita pasti menggunakannya sebagai portkey, dan ia menghancurkan benda itu agar ia tidak menyentuhnya dan kembali ke tempat asalnya. Tetapi, kenapa? Apakah Puspita sedang dalam pengejaran seseorang?
Regalia diam-diam merasa khawatir. Jangan-jangan tindakan Puspita dalam menjual organ-organ tubuh manusia telah terendus oleh pihak berwajib dan Puspita kini menjadi buronan. Jika itu benar, lalu Puspita tertangkap, kemudian diinterogasi, maka keluarga Black bisa terseret.
"Regalia?" suara Daphne Greengrass masuk ke telinga Regalia, "Regalia?"
"Maaf? Bisa kau ulangi?" Regalia tersadar dari lamunannya.
"Aku bertanya, apakah kau bisa menginap di Greengrass Main House Agustus nanti?" Daphne mengulang pertanyaan yang tadi tidak didengar oleh Regalia sama sekali, "Hannah bisa. Aku menawari Harriett juga, tapi dia sudah ada janji untuk menginap di rumah keluarga Weasley."
"Aku tidak tahu," Regalia menggeleng, "tapi, kita lihat saja nanti. Akan kuusahakan, jika semua urusanku sudah beres."
"Memangnya kau punya urusan apa pada liburan musim panas yang indah?" Hannah mengernyit, "Ini adalah waktu yang tepat untuk bersenang-senang."
"Aku akan bersenang-senang setelah semua kewajibanku kepada diriku sendiri selesai," Regalia merenggangkan otot-ototnya dan menguap, "pasti."
Ketika penyihir troli lewat untuk menjajakan makanan ringan, mereka membeli beberapa jenis makanan hanya agar mereka memiliki sesuatu untuk dikunyah. Tak ada yang bisa mereka lakukan atau perbincangkan. Sama sekali tak ada, sampai akhirnya Hannah mengingatkan yang lainnya jika mereka akan memasuki masa-masa persiapan ujian NEWT.
"Tahun depan, kita akan menghadapi NEWT," celetuk Hannah.
"Ah, sial!" Daphne meniup permen karetnya. "Nastily Exhausting Wizarding Test—Ujian Sihir yang Sangat Melelahkan, dari namanya saja sudah membuat paru-paru kembang kempis."
"Ngomong-ngomong soal paru-paru," Regalia menyahuti dengan mulut penuh cokelat kodok, "aku akan menyita pipa tembakaumu jika kau tidak berhenti menggunakannya mulai musim panas ini."
"Oh, Regalia, kau harus mengerti, aku membutuhkan pipa itu," Daphne menjelaskan, "seperti Hannah membutuhkan anggur buatan peri, dan Harriett membutuhkan wiski-api. Dan seperti kau yang membutuhkan buku-buku di sampingmu."
"Hannah, kau tidak berniat melaporkan sepupumu pada ibunya?" Regalia kini menatap Hannah.
"Dan dia akan membalas dengan melaporkanku pada ayahku," Hannah menanggapi. "Ayahku tidak akan suka aku menghamburkan uang untuk minum anggur."
"Baiklah, aku tidak akan mencampuri urusan kalian," desah Regalia akhirnya.
"Aku tahu, kau menyayangi kami," Daphne tersenyum pada Regalia. "Kami juga menyayangimu, Regalia. Kita saling membantu dan menjaga selama setahun belakangan ini. Itu sangat berarti bagiku."
Ketika sampai di stasiun King's Cross, mereka saling berpelukan dan mengucapkan sampai jumpa. Sirius, Griselda, dan Regulus sudah menunggu kedatangan Regalia, Harriett, Lokabrenna, dan Hydrus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Among the Choices
FanfictionOrang-orang bilang, hidup adalah pilihan. Tetapi, nyatanya, kita tidak bisa memilih di keluarga macam apa kita dilahirkan, atau kepada siapa kita jatuh cinta. Dan inilah dia, Regalia Andromeda Black, seorang gadis yang terlahir sebagai anak pertama...