Gundah Gulana

133 13 465
                                    

Masakan Cina. Tak sekali pun Percy pernah memakan masakan Cina seumur hidupnya. Cho mengenalkan banyak hal padanya. Karena memiliki ibu penyihir dan ayah muggle, Cho bisa hidup sebagai kedua jenis masyarakat, lain dengan Percy yang hanya mengenal kebiasaan hidup sebagai penyihir. Percy tidak begitu mengenal dunia muggle, atau apa pun terkait itu, termasuk makanan dan cara berpakaian.

Percy sangat tertarik pada apa pun yang ditunjukkan oleh Cho kepadanya, tetapi tidak yakin akan bisa hidup dengan cara seperti itu. Hidup akan terasa lebih mudah hanya jika kita mengerjakan segala sesuatu yang kita sukai atau memang sudah kita ketahui dengan sangat baik. Setidaknya, begitulah menurut Percy. Dia monoton. Dia hanya mengerjakan sesuatu sesuai dengan kebiasaannya selama ini; runtut, sistematis, dan jelas. Mengenal dunia yang bukan tempatnya berasal bukanlah sesuatu yang jelas. Kendati menarik, tetapi itu bukan hal yang bisa membuat Percy merasa nyaman.

Sambil memisahkan kacang polong dari nasi gorengnya yang berwarna merah membara, Percy hanyut dalam pikirannya mengenai betapa banyaknya persamaan yang ia miliki dengan Regalia. Mereka Berdarah-Murni, tidak mengenal dunia muggle, dan hidup sepenuhnya sebagai penyihir. Tetapi, sekarang, Regalia menikahi penyihir Berdarah-Campuran yang diketahui tinggal di rumah muggle, sedangkan Percy sering kali menghabiskan waktu di dunia muggle bersama seorang penyihir Berdarah-Campuran juga. Percy merasa dirinya dan Regalia semakin mirip dari waktu ke waktu.

Percy mendongak dari makanannya, menatap Cho yang sedang menikmati jamur crispy dengan lahap. Seorang Ravenclaw. Lagi. Ia merasa familiar. Tentu saja ia merasa familiar. Ia pernah jatuh cinta pada Penelope Clearwater, dan bercinta untuk pertama kalinya dengan gadis itu. Kemudian, tanpa belas kasihan, Penelope meninggalkannya untuk menjalin hubungan dengan Oliver Wood. Entah apa yang tidak dimiliki oleh Oliver Wood, sehingga Penelope berniat kembali padanya dengan segala cara, dan merealisasikannya. Kini, di hadapannya, duduklah Cho Chang, tiga angkatan dibawahnya, dari asrama yang sama dengan Penelope. Ya, Percy memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dengan seorang anak dari asrama Ravenclaw, tetapi, satu orang tidak boleh dijadikan sebagai patokan untuk menilai seluruh penghuni asramanya. Ini Cho Chang, bukan Penelope Clearwater. Jika diselami, mata Cho memancarkan kemurnian, yang tidak mungkin jika tatapan mata semacam itu menyembunyikan rencana licik seperti yang ada dalam kepala Penelope.

Percy bahkan tidak tahu, bagaimana awalnya dia bisa sampai sedekat ini dengan Cho. Cho Chang; seeker tim quidditch Ravenclaw yang bercita-cita menjadi Auror. Cho Chang; yang memperhatikan jadwal makan siang Percy Weasley, sejak masih menjabat sebagai staf Kementerian biasa, hingga menjadi menteri sihir. Cho Chang; yang selalu tersenyum tulus kepadanya.

Dan, mengenai senyuman, ada senyuman lain yang lebih manis daripada senyuman Cho Chang. Itu adalah senyuman Hannah Abbott. Senyuman itu bukan hanya senyum ketulusan dan pembuktian akan wajah yang elok, tetapi juga menyiratkan dukungan dan semangat. Sorot mata Hannah selalu mendukung ketulusan senyumannya. Kalau dipikir-pikir lagi, Percy tidak memiliki trauma pada anak dari asrama Hufflepuff. Namun, diatas semua itu, yang menjadi keunggulan lain dari seorang gadis bernama Hannah Abbott adalah gerakan dansanya yang luwes nan lembut. Tak sekali pun Hannah pernah menginjak kaki Percy. Hannah juga punya sopan santun dan rasa segan yang agaknya lebih baik dibandingkan dengan Cho Chang. Juga, sebagai penyihir Berdarah-Murni, Percy menyadari jika dirinya akan lebih banyak memiliki kemiripan dengan Hannah, bukan dengan Cho Chang. Darah Hannah sama murninya dengan darah Regalia.

Pada akhirnya semua permasalahan ini kembali bermuara pada Regalia. Bahwa itu benar, jika Percy akan selalu memiliki kesamaan dengan Regalia. Percy dan Regalia juga akan selalu saling mengenal satu sama lain dengan sangat baik. Entahlah, Percy menyerah kepada dirinya sendiri.

"Lima belas Agustus nanti," celetuk Cho, "akan ada pertandingan quidditch. Puddlemere United melawan Kenmare Kestrels. Anda mau menontonnya?"

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang