Padang Bunga

111 18 93
                                    

Bellatrix tercengang ketika membuka pintu rumahnya dan mendapati bahwa Regulus membawa wanita asing yang tempo hari juga berada di Grimmauld Place. Namun, mau tak mau, Bellatrix tetap mempersilakan mereka masuk. Apa pun untuk putrinya.

Hati Bellatrix berkerut-kerut ketika melihat Puspita duduk di sebelah kiri Regulus seakan-akan tidak ingin dipisahkan dari pria itu.

"Reggie," Bellatrix bicara pada sepupunya, "kau bahkan belum mengenalkannya secara khusus kepada kami."

"Ah, ya, ini Puspita Wijaya," Regulus memperkenalkan, "dari Serikat Sihir Indonesia. Dia anggota sebuah regu khusus, lebih elit daripada Auror."

"Hebat," komentar Rodolphus, yang kemudian mendapat tepukan dari Bellatrix di bagian punggungnya.

"Kekasihmu, Reggie?" tanya Bellatrix sambil memantau peri rumahnya menyiapkan makanan.

"Bukan!" jawab Regulus dan Puspita secara bersamaan, membuat Bellatrix tersenyum manis, dan Celeste tersenyum lega.

"Hanya teman," Puspita menambahkan.

"Silakan," Bellatrix mempersilakan semua orang untuk mulai makan ketika hidangan sudah tersaji dengan lengkap. "Sejujurnya, aku sedang tidak ingin memikirkan Corvus dan Regalia saat ini. Semuanya tidak bisa dibicarakan sampai Regalia kembali, 'kan? Jadi, aku ingin membicarakan tentang Celeste."

"Kalau kau punya ide untuk menjodohkan Celeste dengan Hydrus, secara terang-terangan aku akan membunuhmu," kata Regulus.

"Tentu saja aku tidak berpikir untuk menjadikan Celeste seperti ibumu," cibir Bellatrix, "yang mana dia lebih tua dari ayahmu."

"Jangan membahas ibu dan ayahku," ujar Regulus, "dan katakan saja ada apa dengan Celeste."

"Usiamu sudah lebih dari tiga puluh tahun, dan kau belum menikah, jadi, kupikir—"

"Kau pikir aku bisa bersama Celeste?" Regulus memotong ucapan Bellatrix.

"Apakah ada yang salah?" Bellatrix tersenyum ganjil, khas dirinya.

"Aku tidak bisa menjamin, tapi aku jelas bisa mencoba," Regulus tersenyum pada Celeste, "dan jika dalam prosesnya semua berjalan baik, maka semuanya bisa berlanjut."

"Tapi dia masih keponakanmu, Reggie," Puspita mengingatkan.

"Bukan keponakan langsung seperti aku dengan Regalia, 'kan? Tidak ada masalah," Regulus mengedikkan bahu.

"Benar juga," Puspita mengangguk, "aku mengharapkan yang baik-baik saja untukmu, Reggie."

"Nah, Bella, sekarang," kata Regulus, "apakah kalian punya kenalan berumur antara dua puluh delapan sampai tiga puluh lima tahun untuk gadis ini? Dia patah hati karena baru saja berpisah dari kekasihnya."

"Reggie!" jerit Puspita.

***

Harriett mendapatkan perhatian yang luar biasa dari Lavender dan seluruh keluarga Brown. Ibu Lavender yang berambut pirang terang dan memiliki gaya berpakaian nyentrik yang diturunkan pada Lavender itu mengingatkan Harriett pada Luna Lovegood. Dan Mrs. Brown memakai anting-anting dari bawang putih hari ini, menyaingi Luna yang biasanya memakai anting-anting lobak di sekolah.

"Halo, Xandria Sayang," Jonathan Brown baru pulang dari kerja dan langsung mengecup pipi istrinya, "hari ini kau bau bawang putih," candanya.

Kehangatan keluarga Brown nyaris sama dengan kehangatan keluarga Weasley. Bedanya, mereka hanya memiliki dua anak, tidak seperti Weasley yang memiliki tujuh anak.

Dalam suasana hangat seperti ini, Harriett bertanya-tanya di mana Regalia berada. Ia khawatir jangan-jangan Regalia menyewa penginapan bobrok yang dingin, lembab, kotor, dan tidak sehat hanya demi menghindari orangtuanya.

Choose Among the ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang