EMPAT PULUH DUA

927 68 5
                                        

Setelah kepergian Maya dan Naya, Cristy berdeham pelan, merasa canggung atas kedatangan mereka.

"Minumlah, aku sudah menyiapkan minuman untuk kalian, akan repot jika kalian tidak meminumnya," ucap Cristy datar.

Alia dan Advaro pun langsung mengambil segelas teh yang terletak di meja dan menyeruputnya pelan. Berbeda dengan Alvaro, Devaro, Candrys, dan Liyura yang tetap diam tak enak hati.

"Ibu, aku dan keluarga ke sini untuk meminta maaf sebesar-besarnya," ujar Alvaro berbicara pada Cristy.

"Ibu?" gumam Advaro bingung sambil menatap ke arah Alvaro dan Cristy. Advaro lekas menatap Cristy. "Maafkan aku Ibu, semua ini salahku dan tante jahatku. Aku mohon ampun pada Ibu." Advaro lekas menghampiri Cristy, lalu duduk di lantai dan memegang kakinya mohon ampun.

Cristy terkejut. "Eh? Kau ... jangan seperti ini." Cristy menyuruh Advaro berdiri. "Jika tante jahatmu telah dipenjara, lalu, kenapa kau tidak? Bukankah kau juga membunuh suamiku?" tanyanya yang hanya didengar oleh Advaro.

Advaro terdiam dan membisu.

Cristy menyuruh Advaro kembali ke tempat duduknya. Setelah itu, Cristy kembali duduk dengan santai.

Liyura menatap Cristy sendu. "Tolong maafkan kami," ucapnya.

"Apa Tante mau kembali berhubungan pada kami seperti dulu?" tanya Alia berharap agar Cristy mau kembali bersama dan memaafkan.

Cristy menghela napasnya berat. Ia terkekeh pelan. "Ternyata kau dari dulu belum saja berubah. Sudah Ibu jelaskan, jangan panggil Tante," ucapnya pada Alia.

Alia terkekeh malu. "Iya, Tan ... Ibu."

"Cristy, jika kau memaafkan kami semua, kami akan sangat tenang. Dan perjanjian suamimu dulu atas perjodohan itu, kita bisa melanjutkannya. Suamimu pasti bahagia mendengar kabar ini," ujar Candrys.

"Sayangnya anakku tidak bahagia," sahut Cristy. Ia masih ingat saat di gudang tadi, Naya sangat senang ketika mengetahui jika dirinya tidak dijodohkan, entah dengan anak satunya, Maya. Maya terlihat mencintai Alvaro. Namun, sepertinya Maya belum mendapatkan balasan dari Alvaro.

Alvaro terdiam mendengar perkataan Cristy. Bagaimana dengannya? batinnya tiba-tiba mengingat gadis pengganggunya itu.

"Aku memaafkan kalian, hanya saja, masalah perjodohan itu aku tidak bisa menerimanya," ucap Cristy. Ia menatap Candrys datar. "Cinta tidak dapat dipaksakan. Untuk kebahagiaan kedua anakku, aku tidak bisa membuatnya kecewa jika dijodohkan dengan orang yang bukan mereka cintai."

Candrys merasa tersinggung, namun tak masalah. Cristy sudah memaafkannya. Lebih baik itu sudah cukup baginya.

"Tapi, Maya mencintai Alvaro," simpul Devaro sambil mengingat apa yang Dika ceritakan padanya secara diam-diam. Ya, Dika diam-diam menceritakan kisah cinta Maya dan Alvaro padanya.

Tatapan elang Alvaro terhadap Devaro membuat Devaro tak bisa bergerak. Devaro hanya bisa mengedipkan matanya pada Alvaro.

Cristy menghela napasnya pasrah. "Maya memang mencintai Alvaro. Tapi tidak dengan sebaliknya," ucapnya sambil menatap Alvaro.

Tatapan Alvaro kembali seperti biasa ketika Cristy menatapnya.

"Bang Al kenapa nggak suka sama Kak Maya?" tanya Alia tiba-tiba.

Alvaro tak melirik pada Alia sedikitpun, ia hanya menjawab, "Bukan urusanmu."

****

"Kenalin, dia adalah Guntur. Dia yang akan berpura-pura menjadi pacar lo." Di dalam cafe yang tak begitu ramai, Naya memperkenalkan seorang lelaki rada bule terhadap Maya.

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang