ENAM

1.6K 162 7
                                    

Keesokan harinya.

Kini Maya masuk ke dalam kelas. Hari masih pagi dan hanya ada beberapa orang di dalam kelas. Termasuk Alvaro juga ada di dalam kelas.

Maya tersenyum, lelaki itu memang selalu datang dengan cepat. Maya meletakkan tasnya dan duduk sambil menatap Alvaro yang sedang sibuk baca buku.

"Selamat pagi," ucap Maya.

Alvaro hanya diam.

"Makasih ya kemaren Alva telah anterin Maya pulang." Maya tersenyum manis ke Alvaro.

Sedangkan Alvaro merasa risih, ia pun menutup bukunya dan pergi keluar kelas. Pagi ini, hari ini, akan menjadi hal yang paling tak ia sukai. Kedatangan Maya hanya membawanya kesal dan terganggu.

Maya yang melihat kepergian Alvaro pun langsung mengikutinya. "Alva, tungguin Maya!" teriak Maya.

Kini Maya berada di samping Alvaro. Berjalan di samping Alvaro.

"Kenapa?" tanya Alvaro ketus.

"Mau ikut!" jawab Maya manja.

"Gak!"

"Tapi Maya cinta Alva," ucap Maya lantang.

"Ck."

"Alva udah sarapan?" tanya Maya lagi.

"Hm."

"Ohh, kalo Maya belum. Alva temenin Maya ke kantin yah," pinta Maya memohon.

"Nggak."

"Yaaa." Maya kembali memohon.

Sedangkan Alvaro tetap teguh dengan pendiriannya. Ia berhenti berjalan, menatap perempuan yang ada di sebelahnya ini dengan malas. "Tidak Maya."

"Panggil bubu aja, jangan Maya!" rengek Maya.

"Kamu juga jangan panggil nama aku terus! Kayak anak kecil tau gak! Alva-Alva, Maya-Alva," ucap Alvaro kesal. Ia sudah tak tahan sekarang. Tidak peduli dengan sekitar yang merasa tak percaya dengan ucapannya yang panjang hanya karena Maya.

Maya tersenyum girang. Akhirnya Alvaro tidak mengiritkan suaranya. Mungkin sekarang Alvaro tidak akan mengiritkan suaranya lagi jika bersama Maya. Maya juga sadar kalo suara Alvaro itu seperti ... cogan.

"Oke. Kalo gitu Maya akan selalu panggil Alva biar ucapan Alva panjang!" tutur Maya girang.

"Maya." Kini mata elang Alvaro tepat menatap mata Maya tajam.

Maya terdiam, mata itu ... sangat tajam. Ia hanya sedikit aneh dengan tatapan Alvaro. Dengan cepat ia mengangguk. Entah kenapa tatapan itu membuat Maya mengalah. Ia menjauhkan pandangannya. "Yadeh." Maya kembali menatap Alvaro santai. "Asalkan lo mau jadi pacar gue."

"Ogah." Dengan cepat Alvaro pergi meninggalkan Maya yang terdiam di koridor.

"Kok bisa cowok cupu gitu berani ama Maya? Liat aja. Lo akan jadi pacar gue. Suatu saat, Alva dan Maya akan bersatu!" gumam Maya.

Maya pun langsung berlari mengejar Alvaro. "Eh, tunggu gue Alva!" teriaknya.

Kini Maya sudah berada di belakang Alvaro. Ia berjalan membuntutinya, Maya sedikit kelelahan karena mengejar Alvaro.

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang