SATU

3.5K 224 123
                                    

Kringgg

Suara bel masuk berbunyi nyaring di Sekolah SMA Garuda di Bandung. Membuat semua murid yang berada di luar berlarian masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Terlihat seorang ibu guru masuk ke dalam kelas. Dia adalah Ibu Nida, ibu wali kelas tersebut. "Selamat pagi semuanya. Oke anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru." Ibu Nida menghadap ke arah pintu. Terlihat seorang perempuan cantik yang menunduk di sana. Ibu Nida tersenyum tipis. "Silakan masuk!" perintahnya lembut.

Perempuan itu mengangguk kecil, ia menghela napas panjang, setelah itu ia berjalan masuk ke kelas barunya.

Kelas 11 IPS 1, itulah kelas barunya.

Semua pasang mata menatap perempuan itu tanpa berkedip sekalipun. Satu kata untuk perempuan itu, cantik.

Perempuan itu tersenyum. "Hai, kenalin nama gue Maya Nuramita. Panggil aja Maya. Gue pindahan dari Jakarta. Semoga kita bisa berteman baik, ya."

"Wahh, cantik bangett."

"Gila! Tuh cewek mulus bening banget kayak pantat mantan gue!"

"Gue kira dia sombong."

"Most wanted mahh."

"Hai cantikk."

"Hai Maya ...."

"Gue pengen dia duduk di samping gue."

"Minta id line-nya dongg!"

"Minta nomer wa-nya dong ...."

"Cantik banget siii."

Maya yang mendengar pujian tersebut hanya tersenyum kecil. Merasa malu karena dipuji berlebihan oleh teman kelas barunya itu. Padahal ia biasa-biasa aja.

Maya menatap semua teman kelasnya. Tanpa sengaja, ia menatap seorang laki-laki duduk yang berada di pojok samping jendela kelas.

Laki-laki itu cupu. Bisa dibilang nerd. Namun entah kenapa Maya menatap laki-laki itu bagaikan langsung terserang rasa aliran listrik yang mengalir ke hatinya. Ya, cinta. Cinta pada pandangan pertama.

Ia menatap laki-laki itu sedang menatap pandangan di jendela kelasnya. Sedari tadi Maya akui lelaki itu sama sekali tak melihatnya, seperti tak menghiraukan kedatangannya. Rambut lelaki itu terlihat sedikit berponi seperti model artis Korea, mata yang lumayan tajam dibalik kaca matanya, bibirnya yang lumayan bagus, hidungnya yang mancung, kacamata yang bulat, dan wajah yang bersinar. Namun, ia memakai jaket seperti tidak ingin menampakkan tubuh yang kekar. Atau ia sakit? Entahlah.

"Baik anak-anak jangan berisik," tenang Ibu Nida sambil menepuk-nepuk tangannya.

"Kamu duduk di samping Alvaro, ya. Alvaro, angkat tangan kamu!" pinta Bu Nida.

Alvaro yang sedari tadi hanya memandang pemandangan dibalik jendela pun menoleh ke arah Ibu Nida, ia mengangkat tangannya dengan raut wajah yang datar.

Ohh, jadi nama dia Alvaro ....

Cupu-cupu keren juga namanya.

Maya pun berjalan menuju bangkunya dan duduk sembari menatap Alvaro yang kini fokus membaca sebuah buku.

"Hai," sapa Maya. Entah kenapa hatinya langsung tersengat-sengit ketika berdekatan dengannya.

Sedangkan lelaki itu tetap membaca buku seolah-olah tidak mendengarkan sapaan Maya tadi.

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang