DUA PULUH ENAM

993 69 1
                                    

🎉HAPPY NEW YEAR🎉
2021
Semoga tahun ini lebih baik dari yang sebelumnya^^

🎀🎀🎀

Pagi ini Maya memutuskan untuk membersihkan seluruh bagian rumahnya.

Hari ini libur pertama sejak kejadian kemarin. Jika Maya berdiam di kamar sambil mengingat kejadian waktu itu, maka hari-hari liburnya ini pasti akan hancur diselimuti kegalauan.

Dengan cara ini, Maya dapat melupakannya sejenak. Lagian, dirinya sudah lama tidak membersihkan rumah. Biasanya hanya Bi Inun yang membersihkannya.

Tapi sekarang, Maya akan melakukannya. Toh, buat masa depan.

Maya mengambil ikat rambutnya dan lekas mengikat rambutnya. Setelah itu, dia meregangkan otot-otot pinggang dan tangannya sebelum mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Maya kembali tegak dengan senyum semangatnya. Terdengar dirinya yang menghela napas. Setelah itu dirinya mengambil sapu dan lekas menyapu lantai rumahnya. Tak lupa bernyanyi seperti orang konser dangdut.

****

"Kakak! Kakak sayang Ina, nggak?"

"Iya, Kakak sayang banget sama Ina."

"Terus, kenapa Kakak jarang jenguk Ina?"

"Kakak kan sibuk kerja cari uang. Oh iya, di mana ibu kamu?"

"Ibu aku ada di dapur, Kak!"

Naya tersenyum simpul. Setelah mengusap kepala gadis berusia tujuh tahun itu, Naya lekas melangkah kaki menuju dapur.

Setelah tiba di dapur, Naya lekas membantu Ibunya Ina yang sedang mengangkat ember besar yang berisi air.

"Eh, ada Nak Naya rupanya. Terima kasih udah bantu Bibi, ya." Ibu itu terlihat sedang tersenyum simpul pada Naya.

Naya tersenyum. Ketika sudah selesai meletakkan ember besar itu yang letaknya tak jauh dari tempat masak Ibunya Ina, Naya lekas berkata, "Bibi udah banyak bantu aku. Aku yang harusnya banyak-banyak berterima kasih pada Bibi karena udah mau memberi tempat tinggal bareng Bibi dan dek Ina."

"Kau udah empat tahun tinggal di sini. Tapi masih aja jarang pulang. Apakah kerjamu selama ini begitu berat?"

Naya menggelengkan kepalanya. "Tidak, Bi. Aku cuma nggak enak—"

"Kamu di sini nggak ngerepotin kok. Kamu anak yang baik. Bibi harap, suatu saat kebahagiaan masa kecilmu akan kembali lagi," potong Ibu tersebut.

Naya tersenyum penuh arti. "Makasih, Bi."

"Oh, iya. Aku mau ke kamar dulu," pamit Naya sopan. Sedangkan Ibunya Ina hanya mengangguk kecil saja.

"Kak Naya ...."

Naya menoleh ke arah Ina yang berdiri menatapnya.

Ina menunduk. "Maaf, Kak. Tadi sebelum Kakak pulang, Ina ngeberantakin kamar Kakak," ucapnya mengakui.

"Tidak masalah, Kakak bisa membersihkannya."

Ina lekas menatap ke atas, ke wajah Naya. Dengan semangat, dia berkata, "Ina akan bantu!"

Naya mengangguk saja. Setelah itu dirinya pun membuka kenop pintu kamarnya.

Terlihatlah kamar kecilnya yang sederhana dengan cat warna putih yang sudah memudar. Barang-barangnya yang berantakan di lantai, tempat tidurnya yang juga berantakan, serta buku-buku yang ada di meja belajarnya pun juga berhamburan.

Naya terlihat santai saja. Toh, beberapa menit kemudian dirinya pasti sudah selesai membersihkannya.

Naya dan Ina pun masuk ke dalam kamar.

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang