Chapter 20

7.9K 758 24
                                    

30 April 2021


•••

Rafardhan sudah menunggui Javiera di depan pintu kamar Wildan, tak lama wanita itu keluar dari sana.

"Wildan udah tidur?" Pertanyaan Rafardhan berhasil membuat Javiera tersentak kaget, syukurlah ia tak berteriak.

"Kamu ngagetin aja!"

Rafardhan menutup mulutnya. "Ma-maaf."

Javiera menghela napas panjang, pun tersenyum. "Yah, dia udah tidur, kamu mau ngecek dia di dalam? Jangan berisik aja."

Rafardhan menggeleng. "Aku tau kamu udah jaga Wildan dengan baik." Ia tersenyum lebar. "Kalau gitu kapan nidurin akunya?" Rafardhan menaikturunkan alis.

Sifat tengil itu kembali, membuat Javiera menatap jijik dan kesal. Kemudian tangannya yang terkepal diangkat tepat di depan wajah itu.

"Tidur?" Ia tersenyum mematikan.

Rafardhan cengengesan miris, meneguk saliva takut. "Be-becanda, Je." Rafardhan lalu membenarkan dasinya. "Mau lanjut makan malam lagi atau ...."

"Ini udah terlalu malem, lagian kamu udah beres-beres, kan?" Rafardhan agak kecewa. "Makasih untuk makanannya, Rafardhan."

"Kapan-kapan mampir aja kalau mau kumakan." Javiera mengerutkan kening. "Eh, maksudku kumasakin, maaf efek ngantuk."

"Ya udah, kalau begitu kamu tidur, Rafardhan." Javiera menghela napas. "Aku juga pengen pulang. Selamat malam, Rafardhan."

"Malam, Javiera. Kuanter sampai depan rumah, ya."

Javiera menggeleng. "Enggak usah, rumah kita cuman lima langkah."

"Hehe, kayak lagu ya, Je." Rafardhan tertawa, tetapi Javiera hanya menatap, garing. "Ya udah, hati-hati di jalan, ya. Selamat malam, dan semoga tidurnya nyenyak."

"Kamu juga." Javiera menatap ke arah kamar Wildan sesaat, tersenyum hangat, sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan Rafardhan.

"Jangan lupa mimpiin kita di pelaminan!" kata Rafardhan, Javiera yang mendengarnya hanya mendengkus, terus melangkah hingga ke rumahnya yang ada tepat di samping rumah Rafardhan.

Javiera tampak terlihat bahagia.

Ia ingat kasih sayang ala seorang ibu yang dicurahkannya pada Wildan, membacakan anak itu dongeng hingga akhirnya tidur nyenyak, tidur bersama secercah senyuman sebelum masuk ke alam mimpi, dan Javiera merasa ... mungkin ia akan membantu Wildan menghadapi masa depannya. Siapa sangka keluarga Rafardhan punya sisi kelam sebegitu menyedihkan, sampai-sampai ia iba.

Apa Rafardhan punya kelainan mental juga semenjak ditinggal mendiang istrinya? Mengetahui sifat pria itu ... humoris yang aneh. Entah Javiera harus miris atau apa, Rafardhan, Wildan, sifat ceria mereka ... di balik itu semua ....

Malam ini ada nilai plus minus yang diberikan Rafardhan, jika benar pria itu serius padanya, mungkin Javiera bisa mempertimbangkan. Persentasinya mungkin 40% saat ini karena terlalu banyak minus di diri Rafardhan. Dengan bersama Rafardhan, Javiera bisa terus menjaga Wildan.

Eh tunggu, kenapa ia memikirkan hal ini?

Toh Javiera masih bisa menjaga Wildan atas dasar guru dan murid.

Terserahlah, Javiera capek sendiri ....

Usai ia mengganti pakaian, kini wanita itu membaringkan badan ke kasur, pikirannya sekarang melayang-layang soal jodohnya yang juga melayang-layang.

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang