2 Mei 2021
•••
"Wuenak e ...." Mungkin Javiera terlalu lembek pada dirinya sendiri karena kasihan pada Rafardhan. Pria yang tengah menyesap cokelat hangat itu memang pengaruh menyebalkan. "Ini resepnya apa?"
"Cokelat, air panas, air dingin," jawab Javiera malas.
"Maksudku cokelat apa gitu?"
"Kakao bubuk, yah kek bikin cokelat panas biasa." Rafardhan berohria dan mengangguk. "Kamu pastinya bisa kan bikin sendiri?"
"Tapi gak seenak punyamu, pake resep rahasia pasti kan?" Javiera mengerutkan kening. "Resep rahasianya ... pasti cinta?"
"Hish ...." Javiera berdesis. Rasanya ingin ia campur bubuk cabe ke sana.
Rafardhan tertawa. "Bercanda, ini enak banget, lho. Serius. Yakan, Wildan?" Wildan mengangguk, anak itu menatap ke arah jendela.
"Papah, Bu Jeje, hujannya udah berenti!" pekiknya gembira. "Yeay, jalan-jalan! Jalan-jalan! Yeay!" pekik anak tersebut gembira, Javiera yang melihat Wildan kegirangan tersenyum hangat.
"Hoam ...." Namun Rafardhan menguap. "Nanti aja ya, Papah ngantuk banget nih, siangan dikit gak papa, kan?"
"Yah!" Wajah Wildan kecewa.
"Heh, mana bisa gitu!" Javiera tak terima karena Wildan yang bersedih. "Kamu udah janji sama dia, kan?"
"Ya tapi ... cokelat kamu bikin ngantuk, bahaya kalau aku nyetir ngantuk, kan?" Rafardhan berdalih, sejujurnya ia berbohong untuk mengulur waktu agar dating Javiera dan guru olahraga itu gagal total.
"Papah, masa gitu!" Wildan merengek memegangi tangan ayahnya. "Papah jahat!"
"Ya udah, kalau begitu biar Ibu aja yang nyetir, ya, Wildan." Mata Rafardhan membulat sempurna kaget. "Atau kita berdua aja yang pergi, gak papa, kan?"
"Eh, jangan gitu jangan gitu!" Ck, tampaknya Rafardhan tak punya pilihan lain. "Yah, aku gak sengantuk itu, santai santai." Rafardhan memukul pipinya sendiri. Javiera tersenyum kemenangan.
"Papah, mandi biar seger, biar gak ngantuk lagi!"
"Ah, iya iya, ide bagus." Rafardhan tertawa pelan. Ia berdiri kemudian siap menuju ruangan yang ada di sana.
"Lho, kamu ngapain?" tanya Javiera melipat tangan di depan dada.
"Mandi," jawab Rafardhan menunjuk pintu.
"Mandi di rumah kamu sendiri!"
"Eh iyaya, ini rumah kamu." Rafardhan menggaruk belakang kepala. "Aku ngerasa nyaman di sini, Je. Kayak rumah sendiri."
Javiera memutar bola mata.
"Ya udah, kalian siap-siap, aku juga mau siap-siap." Javiera memutuskan. "Wildan, ayo!"
"Siap, Bu!" Wildan menghampiri ayahnya, menggenggam erat tangan pria itu. "Ayo Papah!" Ditariknya Rafardhan bersamanya meninggalkan Javiera di sana.
Setelah persiapan sedemikian rupa, mereka pun masuk ke mobil Rafardhan.
"Wah, baju kita bertiga warnanya samaan," komentar Rafardhan melihat baju mereka memiliki warna sama, Wildan berjaket hijau lumut, sang ayah memakai hoodie hijau lumut, dan Javiera memakai sweater hijau lumut. "Kayak keluarga lumutan, eh hijau lumut."
Entah disengaja atau tidak, Javiera jadi kesal sendiri.
"Keren! Hihi!" Meski ia agak senang karena Wildan tampak bahagia. "Ibu cantik pake sweater!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]
Romance18+ "Bu Jeje ... nikah yuk!" Rafardhan Kairav namanya, duda statusnya, punya anak satu tapi lebih cinta kucingnya. Hobi? Sepertinya mengganggu Javiera, seorang guru muda dengan gombalan receh dan ajakan menjalin relationship. Sabar, sabar. Javiera s...