Chapter 7

10.3K 980 23
                                    

17 April 2021

•••

"Kamu marahnya gak kira-kira!" Rafardhan merengek.

Javiera menurunkan badannya. "Kamu sendiri bercandanya gak kira-kira, salah kamu!" Javiera balas kesal.

"Ya tapi gak pake kekerasan fisik juga, apa kata anak-anak nanti ke kamu, huh?" Javiera terdiam, ia baru menyadari kekasarannya tadi. Akan sulit menjelaskannya.

"Pokoknya kamu yang salah, Pak. Makanya punya mulut dijaga, jangan ember dan asal jeblak!"

Rafardhan merengut. "Iya deh iya, udah ngomelinnya? Bantuin saya kek! Kaki saya gak bisa jalan, nih!"

"Serius gak bisa?" Rafardhan menarik bahu Javiera, menjadikan wanita itu tumpuan, tetapi Javiera memekik karena tak bisa menopang tubuh Rafardhan yang ternyata lumayan berat. "Kamu enggak bisa berdiri sendiri apa?"

"Gak bisa, sakit banget ini!" Rafardhan mendengkus.

"Ya udah saya panggilin ambulans."

"Gak perlu, bantu berdiri aja, saya harus kerja."

"Tapi saya yang gak kuat, sumpah kamu ini kurus tapi ternyata berat banget!"

"Kurus, enak aja!" Rafardhan mendengkus dituduh sembarangan.

Javiera menatap sekitaran yang sepi. "Duh, Pak Satpam mana, ya? Kok bisa-bisanya aku ditinggal sama manusia spesies begini sendirian?"

"Bantuin sekali lagi coba!" Rafardhan mengulurkan tangannya.

"Tapi kamu sendiri jangan ngebeban, berat!"

"Ck, iya iya!" Javiera pun menyambut tangan Rafardhan, dan sekilas senyum Rafardhan hadir di bibirnya dengan licik. Saat Javiera mengangkat tubuh pria itu, Rafardhan malah memberatkan diri, hingga si wanita memekik.

Keduanya jatuh, Javiera terbaring tepat di atas badan Rafardhan. Sejenak Rafardhan tersenyum, sampai ia sadari sesuatu di bawah sana ....

"Argh! Je! Anu saya keinjek!" teriak Rafardhan, mengagetkan Javiera yang langsung menjauh dari badan Rafardhan.

Rafardhan bangkit, memegang kakinya yang sudah ibarat sudah keinjek tertimpa badan pula. Pria itu merengek bak anak kecil seraya memeluk kakinya yang malang.

"Ya Tuhan, huhu, kakiku ... huaaaa ...."

Javiera semakin panik.

"Bu, ada apa ini, Bu?" Dan syukurlah, kini datang beberapa orang pria termasuk satpam di sana.

"Kita harus bawa Pak Rafardhan ke rumah sakit." Rafardhan membulatkan mata sempurna kaget, wajahnya terlihat ketakutan.

"Gak, jangan rumah sakit! Jangan! Bantu saya berdiri, saya mau kerja!" Rafardhan mengulurkan tangan ke arah mereka.

"Pak, tapi Bapak kelihatan--"

"Saya gak papa, cepetan bantuin ke mobil!" Dan kedua pria itu mau tak mau menurut saja, membantu Rafardhan berdiri menuju mobilnya diekori oleh Javiera.

Javiera menatap khawatir Rafardhan. "Ma-maaf ...."

Rafardhan menatap Javiera sendu, layaknya orang sekarat. "Kalau saya gak ada, tolong jaga Wildan untuk saya, ya."

Javiera dengan konyolnya malah semakin khawatir, hal yang membuat wanita itu masuk ke mobil dan menyuruh Rafardhan menyingkir dari bagian sopir. Rafardhan kaget akan hal itu sekaligus senang.

"Pak, tolong kasih izin ke saya, ya. Lagian saya kosong hari ini. Tolong jaga anak-anak!"

"Lho, Bu Javiera ke mana?"

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang