Chapter 39

5.8K 667 62
                                    

19 Mei 2021

•••

Meski sudah membersihkan diri, berusaha segar, bahkan berdandan sebaik mungkin, tampaknya wajah-wajah kusam itu setia hadir di wajah Javiera. Bahkan mata panda yang sebenarnya ia sembunyikan di balik make up, tetaplah sayu memandang, benar-benar di ambang kelelahan. Mana hari ini ia juga harus memperbaiki ponselnya, banyak sekali tambahan jadwal di sana.

Javiera keluar, dan terdiam melihat Rafardhan yang sibuk menelepon di samping mobilnya, sedang Wildan serta dua kucingnya menunggu di mobil. Mendengkus pelan, Javiera mengabaikan itu, pun masuk ke mobilnya sendiri.

Siap menyalakannya.

Namun, mobilnya tak mau menyala.

Mencoba berusaha, tetapi tak ada tanda-tanda kehidupan, Javiera keluar mobil dengan frustrasi. "Dasar. Mobil. Tua!" Tak hanya ponsel, mobilnya pun tampaknya perlu penanganan. Sial bertubi-tubi!

Javiera menatap Rafardhan, pria itu kini sudah masuk mobil, dan kemudian Javiera memejamkan mata, tak mungkin ia mengharapkan kebaikan hatinya.

Sekarang apa yang harus dilakukannya? Ah benar ... laptopnya. Bagaimana mungkin ia lupa akan benda itu?

Javiera lalu menuju masuk rumah dengan buru-buru, hal yang tak seharusnya ia lakukan kala menaiki tangga bersama sepatu berhak tinggi, itu kedua kalinya Javiera jatuh karena kakinya yang meleset. Namun kali ini, ia tahu tak akan ada yang menangkapnya.

Tak akan ... ada?

"Kamu baik-baik aja?" tanya seseorang yang menangkap badan Javiera, Javiera menoleh tak percaya melihat siapa yang melakukan itu.

Rafardhan ....

Bukannya dia sudah pergi?

"Eh, Rafardhan." Javiera buru-buru menjauhkan badannya, terlihat kikuk. "Te-terima kasih."

"Kamu kelihatan kesusahan? Ada apa?" tanya Rafardhan, pria berjas itu memasukkan tangan ke kantong, sok keren! Namun harus Javiera akui, Rafardhan memang kelihatan keren sekarang.

Terlebih, nada bicaranya yang tak biasanya, sangat kasual.

"Mobil kamu mogok lagi?" Rafardhan bertanya lagi, menyadarkan Javiera yang tak menjawab pertanyaannya.

Javiera menghela napas. "Yah ... dan ponselku rusak, jadi aku mau pake laptop buat hubungin pihak bengkel."

"Aku udah hubungin pihak bengkel buat kamu." Rafardhan mengangkat ponselnya.

Javiera tampak berwajah tak percaya, sungguh?

"Kamu mau ikut sama aku sama Wildan atau aku pesankan ojek online?" Pertanyaan apa itu?! Kenapa harus pilihan?! Oh ... benar ... sekarang di hadapannya bukanlah Rafardhan yang dulu melainkan pria dewasa yang sudah ia tolak cintanya mentah-mentah.

Tak ada alasan untuk Rafardhan berbaik hati selain karena mengasihani wanita yang berantakan ini.

"Well, kurasa kamu maunya dipesankan, bukan?"

"Aku ikut!" Javiera memutuskan akhirnya, entah mengapa ia tak bisa membohongi perasaannya lagi meski masih keras kepala menutupinya. "Aku ikut ... kamu dengan Wildan."

"Oke." Rafardhan mengangguk. "Kamu juga mau berhenti di tempat servis ponsel?"

"Kalau ... kamu enggak keberatan."

Rafardhan tersenyum, senyum simpul yang dipaksakan. "No problem."

Rafardhan benar-benar membuang kepribadian cerianya di hadapan Javiera ... Javiera benar-benar ... sakit.

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang