Chapter 33

5.4K 642 39
                                    

13 Mei 2021


•••

Jika kalian berpikir Rafardhan akan mendekap Javiera yang jatuh selayaknya adegan di FTV kebanyakan, maka hal itu salah besar. Rafardhan memang menangkap Javiera, tetapi anehnya kemudian menggendongnya layaknya Javiera karung beras.

"Rafardhan! Turunin aku! Hei!" Rafardhan tak menggubris sekalipun tangan Javiera memukuli bahunya, Rafardhan baru melepaskan Javiera tepat ketika ia memasukkannya ke mobil. "Hish!" Javiera berdesis.

"Biar aman dan gak susah-susah jalan." Alasan yang konyol! Bilang saja ia ingin Javiera duduk di depan sekalian. Rafardhan bahkan langsung menjalankan mobil tak memberikan kesempatan Javiera pindah duduk.

Jelas sekali bukan?!

Wildan tertawa sedari tadi melihat tingkah aneh keduanya, memang ajaib kala ia membayangkan dua insan itu jadi suami istri, jadi ayah dan ibunya, Mamah Papah.

"Tam, Wiskes, menurut kalian gimana?" Wildan seakan bertanya khayalan apa yang dipikirkan Hitam dan Wiskes kalau memang dua insan dewasa di depan mereka menyatu.

Hitam mungkin membayangkan pertengkaran konyol berbau cinta-cintaan, dan ia menonton seraya memakan wet food-nya layaknya pop cown, sedang Wiskes meminta susu pada siapa pun yang bisa memberikannya susu kucing sehat. Mungkin demikian.

"Gini, kan, sama-sama enak." Rafardhan menatap Javiera yang melipat tangan di depan dada. "Ya gak? Ya gak? Ya gak?"

Javiera tak menjawab.

"Retoris, ya? Tau deh."

Javiera menatap tak percaya pria itu, tetapi malas menjawab, diam saja lebih baik. Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di sekolah ....

"Dah Papah, Bu Jeje!" Wildan turun lebih dahulu dan bersalaman dengan mereka.

Javiera pun siap keluar tetapi kala membuka pintu, ia menutupnya lagi. "Astaga!" Javiera tiba-tiba memekik.

"Kenapa?" Rafardhan mengerutkan kening, lalu memandang Javiera, dan mengikuti sorot matanya.

Ada seorang pria, berdiri di samping mobil seakan menunggu seseorang.

"Ck, kok dia di sini, sih?"

Rafardhan mengerutkan kening. "Siapa?"

"Ck, itu lho, yang gagal dinner samaku karena Hitam ikut, dia alergi kucing itu." Javiera tampak kesal. "Ngapain sih dia di sini?"

"Lah? Mana kutau dia orangnya." Rafardhan juga ikut kesal, tetapi kemudian keheranan, bukannya kalau didatangi begini Javiera harusnya senang?

Kenapa malah enggan?

Apa sesuatu yang di luar dugaan Rafardhan terjadi?

"Kamu mau nemuin dia?" tanya Rafardhan.

Javiera menggeleng keras. "Kamu harus bantuin aku!"

"Bantuin ... apa?" Tiba-tiba Javiera mengambil Wiskes, memeluknya di pelukannya.

"Pinjem dia sebentar!"

"Lho, heh!" Rafardhan masih bingung.

Kini Javiera menghampiri pria itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Xeno, pria yang sempat ia pikirkan pria yang cocok untuk jadi pasangannya. Bullshit.

"Javiera, akhirnya kita ketemu--eh, Je, ka-kamu tau kan aku alergi kucing?" Xeno awalnya tersenyum akan kehadiran Javiera, tetapi ia mundur selangkah. "Ja-jaga jarak, Je."

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang