Chapter 13

7.6K 860 8
                                    

23 April 2021

•••

"Jeje stop!" teriak Rafardhan tiba-tiba, hal yang membuat Javiera spontan menginjak rem mendadak. Syukurlah keduanya menggunakan sabuk pengaman dan suasana agak sepi, jadi keduanya hanya mengalami hentakan ke depan.

"Kamu apa-apaan ngagetin, ada apa?!" Javiera meninggikan nada suara, tentu saja marah karena Rafardhan tiba-tiba menghentikannya.

Jika tak ada alasan bagus, Javiera sudah berinisiatif menurunkan Rafardhan saat ini juga.

"Sebentar." Rafardhan tiba-tiba keluar mobil, Javiera mengerutkan kening melihat pria itu. Kakinya yang masih terpincang-pincang berjalan dipaksa berjalan cepat menuju jalanan.

"Eh, Pak Rafardhan!" Javiera menyusul, ada sedikit rasa khawatir di dadanya.

Dan kala melihat ke Rafardhan, pria itu melepaskan jaket hoodienya, kemudian menyelimuti sesuatu di tengah jalan, sebelum akhirnya menghampiri Javiera lagi.

"Kamu ... ngapain?" tanya Javiera bingung.

Dan suara ngeongan dengan frekuensi bak bayi terdengar, Javiera menatap ke arah hoodie Rafardhan yang di gendongannya, seekor kucing bayi terlihat ada di sana.

"Apa kamu tega liat dia di tengah jalan kek tadi? Bisa kelindes lho ini." Javiera terdiam, siapa yang tega dengan kucing sekecil itu? Kucing itu sangat kecil dan mungil, suaranya pun menyayat hati dengan keinginan menolong. "Duh, BB dia rendah banget ini."

Rafardhan menatap sekitaran.

"Ya udah, kita bawa dia ke vet?"

Rafardhan menggeleng. "Nanti dulu, cek ada induknya enggak, kalau enggak ada baru bisa dibawa. Kecil gini masih nyusu, sih."

"Mm ... gitu?" Javiera tak terlalu paham dunia perkucingan, tidak seperti Rafardhan. "Ya udah aku pinggirin mobilku."

Sementara Javiera meminggirkan mobilnya, Rafardhan menggendong kucing itu layaknya ayah yang baik. Setelahnya keduanya menunggui induk kucing belang abu-abu hitam itu, memastikan ia ada di sana. Namun, tak ada yang datang, si kucing kecil pun hanya mengeong seakan kelaparan.

"Keknya ... ibunya udah gak ada, dia juga keknya kelaparan banget gak disusui."

"Kita ke vet?" Rafardhan mengangguk.

Kini Javiera dan Rafardhan menuju ke klinik hewan. Sesekali wanita itu memperhatikan Rafardhan yang seakan menenangkan kucing kecil nan malang itu, sampai akhirnya tertidur di pangkuan si pria.

Pemandangan yang manis ....

Namun Javiera baru sadar, jika makan sushi mereka batal, ya sudahlah Javiera tak mengharapkan itu lebih. Toh kucing ini terlalu manis untuk tidak diberi perhatian mereka, Rafardhan menyelamatkan nyawanya.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di vet, kucing tersebut diberi penanganan medis di sana. Hasil menunjukkan kucing ini baik-baik saja, hanya saja bobotnya kurang dan dehidrasi. Selebihnya dalam keadaan yang baik.

Javiera bersyukur begitupun Rafardhan.

Usia kucing diperkirakan baru beberapa minggu, dan tentu makanan terbaik untuknya adalah susu khusus kucing. Rafardhan tanpa pikir membelinya usai mereka selesai berurusan dengan hal tersebut, tepat di samping klinik ada toko kebutuhan hewan di sana.

"Kamu mau melihara lagi?" Javiera tentu kaget akan hal itu.

"Temen buat Hitam, lagian Hitam udah pas buat punya adik lagi." Rafardhan menyengir lebar. "Mau jadi ibunya?"

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang