12 Mei 2021
•••
Acara makan malam berakhir, semua yang ada di sana berpamitan pulang usai semua sudah beres-beres, begitupun Javiera sendiri. Entah mengapa ia stuck di sana, dengan alasannya tersendiri, hingga tamu paling akhir, orang tua serta kakak Rafardhan juga keluarga kecilnya, pulang akhirnya.
"Dah Kakek, Nenek, Om, Tante, Temen-temen!" Wildan meneriaki mereka sekalipun terlihat mengantuk.
Javiera menghela napas lega setelah itu.
"Cie ... belajar jadi mantu yang baik buat mereka, ya?" tanya Rafardhan dengan nada mengejek, menunjuk-nunjuk Javiera yang langsung dia tampar tangan pria itu.
"Jangan ge'er, entar susah make baju!" Javiera mendengkus pelan.
"Apa hubungannya?" Hubungannya? Harus Javiera jelaskan jika Rafardhan kebesaran kepalanya? Menyebalkan memang.
"Papah ... ngantuk." Wildan akhirnya merengek, Rafardhan langsung menggendong putranya itu.
"Kita masuk, ya. Tidur ...." Wildan mengangguk, mulai menutup mata. "Besok harus sekolah, jangan sampai telat, uuu ...."
Javiera mungkin tak akan menawarkan baca dongeng ataupun menyanyikan lagu tidur, Wildan kini sudah terlelap di pelukan Rafardhan.
"Je, kuanter kamu pulang, ya."
Javiera menggeleng. "Kamu urus Wildan aja, rumah kita deket banget dari sini."
"Jaga-jaga." Rafardhan tersenyum hangat. "Ya udah, aku bakalan masuk, asal kamu udah masuk juga."
Javiera menghela napas, percuma memberitahukan hal lain lagi, Rafardhan pasti keras kepala. Javiera pun beranjak pergi, sesekali melihat ke arah Rafardhan dan Wildan yang terlelap di gendongan, begitu manis ayah anak itu.
"Selamat malam, ya, Je," kata Rafardhan tepat ketika Javiera di teras rumahnya.
"Malam juga, Rafardhan. Dan terima kasih buat malam ini." Javiera menjawab tulus.
"No problem." Dan keduanya lalu masuk dengan waktu yang hampir bersamaan.
Rafardhan menuju kamar putranya, membaringkan si kecil yang sudah terlelap ke kasur, kemudian mengusap puncak kepala Wildan. Betapa polosnya anak itu tertidur, dengan wajah lelah dan berkeringat, senyun hangat Rafardhan keluarkan sebelum akhirnya berbaring di sampingnya.
Sementara Javiera, membaringkan diri ke kasur, dan tiba-tiba ponselnya berdering. Javiera mengambil telepon pintarnya itu, melihat ada panggilan dari kontak bernama Xeno ... ia ragu ingin mengangkatnya.
Untunglah, hanya sebentar.
Namun Javiera dikagetkan karena notifikasi dari orang lain, Anton, yang tampaknya berusaha menghubungi Javiera tetapi Javiera tak ada di sana karena acara pesta keluarga Kairav tadi.
"Duh ... astaga ...." Javiera membalas pesan Anton, meminta maaf atas telat membalas.
Dan siapa sangka, Anton membalas, berkata jika tak apa-apa, malah Anton meminta maaf balik karena berpikir mengganggu Javiera. Javiera pun berusaha berbasa-basi dengan pria itu dengan keadaan mengantuk, tetapi sialnya rasa kantuk tersebut terlalu besar, sampai di pertengahan chat Javiera kehilangan kesadaran.
Ia tertidur lelap karena kelelahan.
Lalu, sepaginya, Javiera panik karena percakapan mereka yang terputus dan Anton mengucapkan selamat tidur padanya di akhir chat.
"Huh ... keknya harus minta maaf di sekolah nanti. Astaga ... Jeje!" Javiera menepuk keningnya sendiri.
Tak lama, telepon lain hadir, kali ini nomor tanpa nama, yang kala Javiera angkat ternyata pihak bengkel yang menelepon. "Selamat pagi, iya? Apa mobil saya bisa diambil pagi ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]
Romance18+ "Bu Jeje ... nikah yuk!" Rafardhan Kairav namanya, duda statusnya, punya anak satu tapi lebih cinta kucingnya. Hobi? Sepertinya mengganggu Javiera, seorang guru muda dengan gombalan receh dan ajakan menjalin relationship. Sabar, sabar. Javiera s...