Chapter 10

10.3K 905 32
                                    

20 April 2021

•••

Tok! Tok! Tok!

Rafardhan yang tengah bermain game menoleh ke sumber suara.

Tok! Tok! Tok!

Rafardhan mendengkus, pria itu lalu berdiri dengan tertatih karena kakinya yang masih lumayan sakit, entah kenapa firasatnya bagus hingga ia lekas-lekas menghadap ke siapa pun yang tengah mengetuk.

Kala membuka, terlihat Javiera yang memeluk Hitam, langsung menyerahkan kucing itu ke sang pemilik.

"Eh, ini dia si Hitam, aku cariin dia ke mana--"

"Tolong itu kucing dijagain dengan baik, lagi dan lagi dia masuk properti saya ampe kebawa ke restoran!" Javiera mendengkus sebal. "Restorannya itu ngelarang hewan masuk, jadi kami berdua diusir gitu aja!"

"Eh, diusir?" Rafardhan memberikan mimik prihatin, sok sedih. "Ma-maaf ... kamu tahu kan kondisi aku begini, susah jagain Hitam, Wildan juga sibuk belajar. Maaf ...."

Javiera mendengkus pelan, memutar bola matanya. "Terserahlah, lagian bukan malam yang oke."

Rafardhan mengerutkan kening. "Kenapa? Kamu dinner, kan?"

"Tau dari mana kamu saya lagi dinner?"

"Itu, ke resto berdua, ngapain kalau bukan dinner?" Rafardhan bersyukur ia pintar mengolah kata-kata.

"Bukan urusan kamu!" Perut Javiera tiba-tiba berbunyi, wanita itu memegang perutnya dengan kedua pipi memerah.

"Lho kamu belum makan jadinya? Ayo masuk deh, aku ada masak tuh, kali aja mau. Masih anget."

"Gak, gak perlu." Javiera bersikeras, terlebih sekarang ia tengah malu dan dongkol akan keadaannya. Ia berbalik dan seraya menghentakkan kaki pergi menuju rumahnya sendiri.

Rafardhan menatap Hitam. "Kamu tadi ngapain sama dia? Dia kenapa? Papah jadi kepo, lho. Bisikin dong!" Ia tersenyum ke arah Javiera sebelum akhirnya masuk rumah bersama Hitam.

Javiera memekik, menghempaskan badannya ke kasur dan merengek bak anak kecil.

Bagaimana tidak?

Wanita itu tak percaya acara makan malamnya gagal, dan acara makan malam itu bukanlah makan malam yang ia harapkan.

Skenario pertama, ketika mereka masuk ke restoran mewah yang berbintang itu, Javiera dan Xeno duduk berhadap-hadapan, di suasana romantis yang sangat kentara, kemudian mulai bertukar cerita masing-masing.

Dan tiba-tiba, entah kenapa Xeno tiba-tiba melenceng, ia malah mempromosikan barang-barang yang dijualnya, dan memilih Javiera yang merupakan guru sekolah dasar sebagai salah satu distributor agar anak-anak membeli mainan dari Xeno.

Gila tidak?!

Javiera sudah benar-benar ill feel, karena Xeno malah berbicara soal bisnis dan uang, bukannya cinta atau hubungan yang ia harapkan, Xeno jauh dari ekspektasinya dan ia ingin bebas saat itu juga.

Ia ingin bebas dan berdoa pada Tuhan, bagaimana pun cara menolaknya.

Sampai, keajaiban terjadi, ketika kucing milik tetangganya datang entah dari mana, melompat ke atas paha Javiera kemudian ke atas meja mereka. Xeno bersin-bersin.

"I-ini peliharaan kamu?" Xeno menjauhkan badannya dari Javiera.

Tampaknya Javiera tahu Xeno alergi hewan berbulu ini, alasan dia menghilang kala Javiera bersama Rafardhan.

"I-iya, maaf ...."

"Maaf, Bu, Pak, dilarang membawa hewan peliharaan masuk."

Dan setelah itu, mereka diusir keluar, bahkan belum mendapatkan pesanan masing-masing. Javiera berpura-pura sedih, tetapi begitu ia lega, sangat lega, seraya menggendong Hitam ia mengantarkan Xeno ke mobil pria itu.

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang