25 Mei 2021
•••
Semua terasa kembali seperti semula.
Kini Rafardhan sekeluarga pulang ke rumah pria itu, Rafardhan tampak keluar menggendong Wildan sedang Javiera berjalan di sampingnya, dan mereka bertiga disambut dua ekor kucing yang kegirangan di sana. Mobil-mobil lain pun menyusul, berhenti tak jauh dari sana dan keluar orang tua, kakak dan keluarga kecilnya, serta keluarga lainnya.
Mereka semua menyambut kedatangan kembali Rafardhan dan Wildan ke rumah.
Mereka semua masuk ke sana dan sudah menyiapkan pesta untuk malam ini.
"Jadi, kapan orang tua kamu datang?" tanya Rafardhan menatap Javiera.
"Mungkin sekarang, mereka cepet aja sampe di sini, kok. Paling sebentar nunggu." Javiera tersenyum hangat. "Aku bakalan jemput mereka di stasiun."
"Kita aja yang ke sana." Rafardhan tak ingin mengambil risiko Javiera sendirian ke sana.
"Enggak usah, kamu baru sembuh," kata Javiera, menghela napas.
"Kan udah sembuh, walaupun baru gak masalah, toh timbal bawa mobil ke sana doang, kan?" Rafardhan bersikukuh. "Ayo deh kita aja yang ke sana, oke? Aku males di sini entar kena bully." Ia menatap keluarganya dengan wajah dongkol.
Javiera terkikik. "Ya udah oke deh."
Rafardhan tersenyum lebar. "Yo!"
"Kalian mau ke mana? Jemput orang tua Javiera, ya?" tanya Prilly yang sibuk mengurus persiapan.
"Iya, kami pergi dulu Kak Prilly," sahut Rafardhan.
"Kami pergi!" Javiera menimpali.
"Hati-hati di jalan!" sahut anggota keluarga Rafardhan lainnya.
"Papah, Mamah, aku mau ikut!" Wildan menghampiri keduanya yang siap pergi.
"Wildan, kamu baru sembuh, di rumah aja, ya," kata sang kakek yang menghampiri.
"Tapi Papah kan juga baru sembuh!" Wildan merengek sedih.
"Papah kamu itu imunnya udah kuat, apalagi nemplok sama obatnya terus, obat cinta," ejek sang ayah, Rafardhan dan Javiera hanya tertawa. Lalu, ayah Rafardhan berbisik. "Udah, jangan ganggu orang yang lagi kasmaran, biarin aja setan yang jadi orang ketiga."
"Oke, deh!" Wildan pasrah saja. "Tapi bikinin aku lasagna, dong!" pintanya.
"Sini sama Nenek, Wildan!" Ibu Rafardhan menawari. "Hati-hati kalian berdua, jangan khilaf duluan."
Kedua pipi mereka memerah. "Iya, Mah. Iya. Kami pergi dulu."
Dan mereka pun akhirnya keluar dari rumah itu. "Wildan gak papa kamu tinggal, nih?"
"Gak papa, banyak orang di rumah kok, lagian dia juga baru sembuh." Javiera mengangguk paham. "Capek pasti sehabis kemarin-kemarin, iya kan?"
"Hm iyain aja deh." Keduanya tertawa.
Sampai di mobil, Rafardhan membukakan pintu untuk Javiera masuk, dan Javiera terlihat terharu. Ia ingat ... masa kebahagiaan itu dan masa sengsaranya.
Rafardhan yang tahu perasaan wanita itu tersenyum hangat. "My Princess, ayo masuk," katanya lembut.
"Kamu mau aku yang nyetir, Rafardhan?" Rafardhan melihat ke dalam, dan benar ternyata malah bangku supir yang disuguhkan. Rafardhan cengengesan, malu seraya menggaruk belakang kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]
Romance18+ "Bu Jeje ... nikah yuk!" Rafardhan Kairav namanya, duda statusnya, punya anak satu tapi lebih cinta kucingnya. Hobi? Sepertinya mengganggu Javiera, seorang guru muda dengan gombalan receh dan ajakan menjalin relationship. Sabar, sabar. Javiera s...