27 April 2021
•••
"Yes yes yes!" Rafardhan berucap kekanak-kanakan kala Javiera menerima ajakan makan malam itu. "This night, 7PM, bye, Jeje."
"Hm ... hati-hati di jalan." Rafardhan pun pergi, membuat Javiera menghela napas, entah apa yang akan terjadi malam ini. Ia tak terlalu ingin memikirkannya sekarang, banyak urusan di sekolah hingga wanita itu melangkah masuk sekolah.
Langkah wanita berbaju dinas itu anggun, menyusuri lorong sekolah dan sesekali disapa dan disalami murid-muridnya. Sampai ketika langkah Javiera terhenti karena melihat anak-anak berbaju olahraga tengah menyeret guru olahraga mereka.
"Apa, sih, Nak! Jangan, Nak!" Guru olahraga itu tampak menahan diri untuk melangkah maju, tetapi paksaan mereka membuatnya terus melangkah maju.
"Bu Jeje!" sapa anak-anak itu, Javiera terlihat heran sampai akhirnya mereka berhenti di hadapan Javiera.
"Anak-anak, kalian ngapain sama Pak Anton?" tanyanya.
Pak Anton, pria berpakaian olahraga dengan kacamata bulat bertengger di wajah terlihat kikuk.
"Ah ... Bu Javiera, anak-anak cuman mau ... mau duluan olahraga katanya, iya duluan sebelum masuk." Javiera berohria. "Saya bilang tunggu aja, istirahat dulu, kan mereka pasti baru sarapan pagi ini, kan?"
Terlihat wajah anak-anak terlihat dongkol.
"Oh, begitu." Javiera menatap anak-anak hangat. "Anak-anak, dengerin nasihat Pak Anton, ya. Ini demi kalian juga, kok."
"Bu, bukan itu!" pekik salah satu anak, Javiera mengerutkan kening bingung.
Seorang anak lalu menarik tangan Anton agar mendekatinya. "Pak, cepetan bilang, entar telat kedahuluan orang!" tekannya berbisik.
Javiera masih bisa mendengar ungkapan itu.
"Eh ... jangan, jangan keras-keras." Guru itu menggeleng.
"Pak? Memangnya ada apa? Bapak mau bilang sesuatu sama saya?" tanya Javiera.
Anton menenggak saliva, mulutnya terbuka tetapi tak ada suara yang keluar.
"Pak?"
"Pak Anton katanya mau ngajak Ibu makan malam malam ini!" kata salah seorang anak.
Mata Javiera membulat sempurna, kaget. Jadwal malam ini? Benar-benar bertabrakan dengan jadwalnya bersama Rafardhan. Dan lagi, bisa dikatakan, Javiera bahkan tak tahu soal Anton sama sekali dan tiba-tiba pria itu mengajaknya makan malam?
Anton guru yang terkenal sangat pendiam dan nerdy, senang di perpustakaan, interaksinya dengan guru lain pun hanya kalau ada urusan. Dan tiba-tiba pria ini mengajaknya?
Tunggu, sungguh?
"Mm ... makan malam?" Javiera memastikan.
"Bener, Bu! Ya kan, Pak? Mau ngajak Ibu makan malam?" Anak itu menatap gurunya yang terlihat, dari gerak-geriknya, kentara kegugupan.
Tipikal begini ... Javiera rasa memang benar, ada rasa oleh pria ini yang baru Javiera sadari. Ini mengejutkan.
Anton kini menatap Javiera, tersenyum kecut. "Ji-jika Ibu tidak keberatan, mu-mungkin? Saya mau ngajak Ibu ... makan malam."
Javiera menampar wanita dalam dirinya sendiri, bukan mimpi, ini kenyataan. Guru paling pendiam di sekolah baru saja mengajaknya makan malam? Mata Javiera meneliti Anton, memang pria ini manis, dan sebenarnya dewasa, lebih sering dekat dengan anak-anak daripada sesama guru, harus Javiera akui banyak yang murid menggemari guru ini. Dan kalau diteliti lagi, dari segi penampilan dan sifat pun agaknya ... Anton memang tipe Javiera.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]
Romance18+ "Bu Jeje ... nikah yuk!" Rafardhan Kairav namanya, duda statusnya, punya anak satu tapi lebih cinta kucingnya. Hobi? Sepertinya mengganggu Javiera, seorang guru muda dengan gombalan receh dan ajakan menjalin relationship. Sabar, sabar. Javiera s...