Chapter 38

5.6K 640 54
                                    

18 Mei 2021

•••

Siapa yang pulang bersama Rafardhan? Sebuah pertanyaan yang singgah di benak Javiera melihat Rafardhan yang menjemput putra semata wayangnya Wildan serta teman-temannya, karena pria itu tak sendiri, ia bersama seorang wanita yang memangku Wiskes di atas paha.

Pikiran Javiera melayang-layang, apa Rafardhan sudah move on?!

Secepat itu?!

Namun, ia sadar diri, toh apa pedulinya? Malah bagus kan jika Rafardhan cepat move on? Tidak, Javiera tidak sakit hati, justru ia merasa ini adalah tanda dari Tuhan jika Rafardhan bukanlah pria yang memegang teguh prinsip, Javiera tak bisa bersama pria yang plin plan dan tidak berpendirian karena mudah gonta-ganti hati.

Walau ada sisi iri, kenapa wanita itu bisa begitu mudah mendapatkan perhatian kucing-kucing Rafardhan? Mereka terlihat nyaman di sana.

"Wildan, kenalin, ini Tante Helga." Oh, Helga namanya?

"Hai, Wildan!" sapa Helga, bersalaman dengan Wildan lalu mengusap puncak kepalanya. Ia juga menyapa anak-anak lain di sana, tampak disukai dengan mudah.

"Hai juga, Tante." Wildan menyengir lebar, teman-temannya balik menyapa.

"Dia ini sekretaris baru Papah." Wildan ber-oh-ria.

"Emang Tante Indira ke mana, Pah?" tanya Wildan heran, ke mana sekretaris lama ayahnya itu?

"Oh dia digantikan sama Tante Helga, Tante Helga sepupunya Tante Indira. Mau fokus ngurusin keluarganya, katanya." Wildan berohria. "Ya udah, ayo kita semua pulang, Papah mau cepat-cepat pulang, ada urusan di rumah bareng Tante Helga."

Javiera yang sedari tadi menguping mengerutkan kening, untuk apa mereka ke rumah? Urusan apa itu?

Namun, ia lagi-lagi menampar dirinya sendiri. "Jangan kepo, Je! Apa urusannya kamu sama Rafardhan! Gak ada!" wantinya.

Kini Rafardhan pergi bersama mereka semua, begitupun Javiera. Bedanya Javiera langsung pulang tetapi Rafardhan berhenti ke kedai cemilan untuk mentraktir anak-anak.

"Maaf gak langsung pulang, ya, Helga," kata Rafardhan, terlihat menyesal.

"Gak papa, Pak. Saya justru suka liat anak-anak, kalau sama kucing selama apa pun gak bakalan kerasa." Rafardhan tertawa pelan akan sekretaris manisnya itu, bahkan setia menggendong Wiskes layaknya bayinya.

"Kalau begitu ...." Rafardhan mengambil Wiskes dari pelukan Helga. "Kamu juga boleh pesen sesuatu, kalau mau, saya traktir."

"Eh ... serius, Pak?" Rafardhan mengangguk.

"Serius, pake, banget."

"Terima kasih banyak!" Helga tampak gembira, berkumpul bersama anak-anak memilih apa yang ia suka, ternyata dari sisi ini Rafardhan bisa melihat selain lembut dan pengasih, ada jiwa anak-anak yang khas dari Helga. Wanita muda itu sangat mudah disukai anak-anak.

Polos.

Berbeda jauh dari Javiera, ataupun Hope, entahlah apa Rafardhan akan memiliki rasa pada wanita itu?

Setelah jajan bersama anak-anak, barulah Rafardhan mengantarkan mereka pulang, dan dirinya pun akhirnya sampai di rumah. Ternyata ada Javiera di depan rumahnya, sekilas Rafardhan menoleh, tahu gerak-gerik wanita itu tampak mencuri pandangan, sebenarnya Rafardhan sudah tahu Javiera sering membuntuti mereka sedemikian rupa.

Cemburu?

Atau apa?

Rafardhan menurunkan Hitam yang langsung buru-buru masuk rumah, membukakan pintu untuk putranya yang kemudian menyusul, dan tanpa disangka Helga yang menggendong Wiskes pun dibukakan pintu olehnya.

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang