Chapter 47

9.1K 742 64
                                    

25 Mei 2021


•••

"Jadi kalian berdua ini tetanggaan?" tanya ayah Javiera kala mereka sampai di depan rumah wanita itu, mereka keluar dan mata pria bule itu menatap rumah Javiera dan rumah Rafardhan. "Hm ... ya ya ya." Pria itu manggut-manggut.

"Yah, ayo ke rumah Rafardhan, pestanya bakalan dimulai," kata Javiera mengingatkan.

"Kalian duluan saja, Ayah mau lihat-lihat dulu bareng Rafardhan!"

Deg!

Rafardhan membelalakkan mata kala ayah Javiera yang tinggi besar mengalungkan tangan ke tengkuknya. Meski kemudian, pria itu menatap sang calon ayah mertua dengan senyuman manis yang dipaksakan, ia sangat gugup sekarang.

"Kalian bisa saling suka kenapa?" tanya ayah Javiera, matanya menatap sekitaran.

Rafardhan siap menjawab tetapi terhenti, ia bingung bagaimana menjelaskannya, dan suara Wildan pun terdengar.

"Mamah! Papah!" pekiknya menyambut Javiera yang menghampiri rumah Rafardhan. "Eh, ini Nenek, ya?"

"Eh, kamu ... putranya Rafardhan, ya, Je?" Ibunya bertanya, Javiera mengangguk.

"Papah kamu ada urusan sama kakek, Sayang. Ayo kita masuk dulu, ya." Kini ketiganya masuk meninggalkan Rafardhan dan ayah Javiera berdua di luar.

"Ayo, jawab pertanyaan saya."

"Saya ...."

"Yang jujur jawabnya!"

"Saya ... suka sama Javiera karena sering ngegombalin dia." Itu jawaban teraneh yang membuat ayah Javiera mengerutkan kening heran dan Rafardhan takut-takut karenanya.

"Jawab yang jujur!" kata ayah Javiera dingin.

Jujur? Rafardhan harus menceritakan seperti ke ayahnya, kah? Ia takut reaksinya ia bakalan dirasenggan hingga terlempar ke ujung dunia. Namun, di satu sisi, ada hal yang membuatnya ingin jujur saja, terbuka pada ... calon mertuanya itu tanpa ada kebohongan apa pun.

Apakah ia siap?

"Jeje ... bikin saya keinget mendiang istri saya ... dia jutek, mandiri, dan kuat, mirip kayak dia." Deg! Rafardhan berani melirik saja wajah ayah Javiera yang kini menatapnya dengan begitu dingin.

"Kamu suka anak saya atas nama mendiang istri kamu?" tanyanya, nada suaranya bahkan seakan siap membunuh jika Rafardhan tak bisa menjawab dengan benar.

"Du-dulu ...." Rafardhan meringis, rasanya dia mau ngompol. "Saya pria ... yang susah buka hati setelah istri saya meninggal dan fokus ngerawat anak saya yang mentalnya juga terganggu karena hal itu. Saya dekat dengan Jeje dengan cara yang berbeda, dan cinta itu tumbuh bukan atas dasar apa pun melainkan saya memang cinta sama ... anak Ayah. Saya cinta Jeje karena dia Jeje, yang baik, mandiri, sayang sama saya dan keluarga saya, menerima saya apa adanya, bahkan dia menyayangi anak saya selayaknya darah daging dia sendiri, dia menyembuhkan luka saya, luka anak saya, dia segalanya ...."

"Hm ...." Terlihat wajah dingin itu agak melunak. "Bagus kamu jujur, tapi poin kamu cuman nambah setengah."

Setidaknya nambah, meski demikian entah kenapa Rafardhan terlalu takut tersenyum girang, hanya senyum kecut.

"Awas saja jika kamu nyakitin anak saya, ya. Kamu bakalan ...."

Prek!

Rafardhan tersentak akan suara tangan yang digeretakan ayah Javiera.

DUDAKU SAYANG, DUDAKU SIALAN! [B.U. Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang