17. Celah Hati

13 2 0
                                    

"Eh iya Len, ini Dira kemana kok gak ada kabar juga? mau gue samperin aja?" tanya Sena yang kini baru saja menyelesaikan tugasnya.

"Dia bilang ada urusan, jadi gak bisa kesini" jelas Alen

"Hmmm, sedih deh Bang Rama lagi sakit gak di jengukin" ledek Baim

"Aduh!!"

"Mampus hahaha! jangan bandel itu mulut, di bales kan sama yang diomongin" ucap Damar tertawa puas, melihat Baim baru saja dilempari bantal oleh Rama

"Minum obat atau gak berobat aja deh Bang, gue anterin" ucap Villan

"Obat aja udah, gue gak mau berobat. Ini gak separah itu kok" ucap Rama

"Yaudah mending beli makan yuk, atau masak mungkin?" tawar Alen

"Gak ada Aga sama Jira, masakan buatan kita kan gak pada enak" ucap Damar

"Sama gue aja deh yuk, masak" ucap Villan segera beranjak dari duduknya.

Alen mengangguk dan kini dua orang itu beranjak menuju dapur. Sesampainya di dapur, Alen mengecek isi kulkas dan Villan yang ikut memperhatikan bagaimana perempuan itu terlihat serius.

"Mau masak apa?"

"Di sini ada tempe, tahu sama telor" jelas Alen

"Oke, masak ongseng tempe cabai ijo mau gak? Gue bisa" ucap Villan

"Seriusan?"

"Iyalah, gue aja yang olah tempe. Lo mau olah yang lain gak papa" Villan dengan cepat mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan. Untung saja isi kulkas cukup lengkap untuk soal bahan seperti cabai dan lainnya.

Alen sendiri memikirkan untuk membuat sayur tahu dengan rebusan tauge dan membuat dadar telur polos.

Keduanya cukup sibuk berkutik di dapur, tidak menyangka ternyata Villan cukup lihai mengolah bahan makanan dan mengongsengnya dengan rasa percaya diri.

"Wangi juga" ucap Alen

"Iya dong, ini resep dari nyokap. Biasa dia masakin di rumah" jelasnya penuh raut nostalgia.

"Pasti kangen ya?" celetuk Alen sambil memotong tahu.

Ada helaan napas pelan, terdengar di pendengaran. Alen kini merasa ucapannya salah, karena keluar begitu saja.

"Kangen, tapi udah resiko kalo merantau ya jauh dari ortu. Gue gak papa ko, udah biasa" senyuman kotak itu terukir.

"Maaf ya, malah ngebuat lo jadi galau"

"Santai elah, gue juga tadi udah video call kok sama beliau. Pas tadi ambil motor sekalian nyapa keluarga" jelasnya, Alen mengangguk.

Kini masakan Villan selesai, tepat saat Alen membuat sayur tahunya. Telur yang akan digoreng pun disiapkan di wajan bersih lainnya.

"Cobain deh, suka gak?" Villan dengan perlahan mengarahkan sendok berisikan ongseng tempe buatannya.

Alen cukup canggung, Villan benar-benar menyuapinya. Ada tatapan intens yang Villan berikan seolah menunggu harapan positif akan penilaian masakannya.

"Hmmm.... Enak" ucap Alen, Villan tersenyum dan kembali mengaduk ongsengnya untuk segera di sajikan.

"Tuhkan, gue bilang apa. Resep nyokap emang gak pernah salah" ucapnya penuh kebanggaan.

"Nyokap lo pasti bangga deh, liat anaknya bisa masak makanan yang biasa dia buat" Alen tersenyum, dan tentu lelaki di sampingnya terlihat menahan malu akan pujian tersebut.

Forever Young [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang