Senyuman tersirat di kedua wajah, Villan mau pun Alen saling menarik napas dengan tempo yang belum stabil. Kedua mata itu bertemu, masih memberikan atensi yang tajam seolah enggan berlalu dari beberapa saat keindahan yang terjadi. Semuanya nyata.
"Aku pulang dulu ya? mandi nanti kita makan malem bareng" ucapan 'Aku' sesuatu yang berbeda jika Alen terima dari mulut Villan. Beda rasanya bahkan jika diingat lagi tidak ada yang bisa menandingi sensasi yang Alen terima, merinding rasanya.
Alen mengangguk, ada tawa kecil lolos dari bibirnya. Villan dan ia masih cukup canggung, rasanya memang seindah inikah? "Yaudah, makasih ya flanelnya juga" Villan mengangguk, "Aku cuci dulu ya" Villan tertawa, iya, Villan juga merasa geli mendengar ucapan itu keluar dengan lembut dari mulut Alen. Biasanya Alen selalu mencercanya dengan candaan selayaknya sahabat dan kini semua akan seindah ini? tentu Villan sangat bahagia.
"Oke, aku pulang ya" Villan berpamitan, ia pun melambaikan tangan dan berlalu sampai menyadari ketika dirinya berlari turun dan menyeberang ke arah Markas Rimba, Alen masih senantiasa memandanginya dari balkon.
Keduanya mandi setelah hujan membasahi tubuh, rasa pusing terasa ketika kepala sudah basah terkena air hujan. Untungnya hujan perlahan reda ketika Villan selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan celana tidur panjang berwarna hitam polos dengan dua saku di sampingnya, ia juga menggunakan hoodie berwarna hitam polos untuk menutupi tubuh dari dinginnya cuaca.
Angin berhembus ketika pintu Markas Rimba terbuka, suasana sepi dan masih tersisa pandangan dari sisa rintik hujan yang jatuh dari pepohonan. Villan berjalan ke arah luar, tidak menggunakan motor tapi kali ini ia berjalan kaki. Mencari pedagang makanan yang masih buka dan juga melakukan panggilan telepon pada Alen, menanyakan makanan apa yang perempuan itu inginkan saat ini.
Malam ini, Villan dan Alen menghabiskan makan malam bersama di kostan Alen, dengan memutarkan film koleksian yang Alen punya keduanya saling fokus melihat alur cerita yang berjalan sambil menyuap nasi goreng dan juga mie tek-tek. Tetap ada keluh dari mulut Villan, tak kala melihat adegan romantis yang masih sampai saat ini membuatnya berpikir apakah semua lelaki harus melakukan itu dalam sebuah hubungan di dunia nyata, Alen sendiri masih dengan ucapannya bahwa semua pasti punya caranya sendiri, hanya saja melihat adegan romantis di film atau series memang membuatnya senang berandai-andai.
"Jangan aneh deh, kamu masa ngehalu kaya gini? gak masuk akal" ya, itu keluhan Villan dengan sikap keras kepalanya. Ia selalu mengatakan bahwa yang dilihat ini memang tidak masuk akal. "Tapi liat deh, kaya tulus aja kan? masa sih di dunia ini gak ada lelaki yang kepikiran—"
"Apa?" tantang Villan memberikan tatapan serius namun dengan nada bercanda
"Ya.... tau ah. Diem mending nonton, ini aktor kesukaan aku!" Villan tertawa melihat Alen yang sebenarnya kehabisan kata karena salah tingkah. Keduanya pun akhirnya menyelesaikan dua film sampai Villan pamit untuk pulang.
📽📽📽
Suara motor terdengar saat memasuki perkarangan Kostan Hutama, kicauan burung masih terdengar padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Suasana memang terang tapi udara tidak panas hanya terasa hangat.
Pintu Markas Rimba terbuka, kunci dengan gantungan snoppy masih menggantung di sana sedangkan orang yang membuka pintu itu sibuk membawa barangnya masuk dan menyimpan sembarang di Markas Kurcaci. Ia sibuk dengan urusannya melepas sepatu, menghirup dalam-dalam aroma kostan dengan senyuman, ada rasa rindu.
"Huaaaaa, i'm back" ia mengangkat kedua tangannya seperti peregangan dan tertawa kecil setelahnya.
Suasana masih sangat hening, bahkan Villan yang tidur di kamar pun tidak menunjukkan sebuah tanda kehidupan. Baim membuka pintu kamarnya di kamar tengah, mengetahui Villan sudah pulang ia lantas berencana pulang saat ini untuk melepas rindu dengan sahabatnya itu. Baim melepas jaketnya, membawa tas ranselnya ke dalam kamar dan mengetuk pintu kamar Villan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young [ON GOING]
RomanceRasanya mustahil untuk tidak jatuh cinta diantara persahabatan ini, tapi rasanya akan seperti apa jika perasaan nyaman ini bukan hanya aku dan kamu? Persahabatan ini akan terus ada walau badai terus datang menghampiri bukan? 'Biarlah waktu yang me...