Seperti yang sudah semuanya ketahui, kenyataan akan berpisahnya Rama dan Baim itu akhirnya benar-benar tiba. Dimulai dari Baim yang berangkat lebih dahulu, lalu lima hari kemudian Rama. Ini menjadi awal bagi semuanya untuk benar-benar mengejar mimpi masing-masing setelah sebelumnya Jiralah yang berjuang seorang diri untuk pergi jauh meninggalkan 'rumah'nya.
Keadaan ini sungguh terlihat jelas, kesedihan tidak bisa dipungkiri. Jika saja keadaan di dalam Markas Rimba terlihat berpura-pura baik-baik saja, tidak dengan keadaan Aga yang kini harus sendirian di kontrakan. Kesepian yang biasanya menjadi teman setianya itu, kini seolah menusuknya perlahan. Sosok sahabat yang perlahan pergi meninggalkannya rupanya membuat hanya banyak menghela napas, meratapi nasib. Jika Aga bisa berteriak, mungkin ia bisa lakukan sekarang juga. Nyatanya tidak ada suara bising apa pun yang bisa ia perbuat, bahkan suara televisi pun tidak bisa didengar karena pilihan mute yang Aga pilih. Aga tidak dalam kondisi baik-baik saja, sudah beberapa kali panggilan telepon dari Damar tidak ia angkat. Membiarkan semuanya hanya agar dirinya merasakan rasa 'terbiasa' dengan sepi.
Jika biasanya Aga akan tau kebiasaan Jira yang senang sekali mengomentari berita harian dan juga memakan cemilan popcorn yang ia buat sendiri, pasti akan ada Rama yang tengah mengusak rambutnya selesai keramas. Kejadian itu terputar dalam kenangannya sendiri, dua kamar sudah kosong walau Jira atau pun Rama tidak benar-benar merapihkan semua barang mereka.
Aga kini hanya memandangi langit-langit ruang tengah, tidak ada bawelan dari Jira atau suara teriakan Rama yang sering berusaha menjadi penyanyi dadakan jika lagu yang ia sukai sedang terputar. Tidak ada juga Damar yang senang menguasai sofa jika menginap, atau berbaring di karpet bulu dengan tangan yang mengelus permukaannya sambil bermain handphone dengan serius. Tidak ada celotehan Baim yang selalu ramai, mengajak membeli cemilan dan juga meminta Aga atau Jira untuk memasak sesuatu.
Tidak ada kelakuan random Villan yang sering memberikan ide diluar kata biasa. Tawanya yang selalu memenuhi ruang ketika ada Damar, Rama dan Baim sering sekali Aga dengar jika dirinya sedang tidur siang. Tidak ada Sena yang senang membawakan cemilan dan minuman dari warung dekat kontrakan di siang hari, bermain games sampai lupa waktu dan juga bersenandung merdu menyanyikan lagu yang sedang ia dengar.
Tidak ada Alen yang selalu heboh membahas jokes dari tiktok yang sering ia bahas bersama Damar dan Baim, bawelan Alen ketika melihat keadaan ruang tengah sudah seperti kapal pecah, atau pun kebiasaan Alen yang senang mengajak yang lain nonton bareng drama korea kesukaannya.
Dan yang terakhir. Dira.
Tidak ada Dira yang selalu membawa cemilannya dengan aura bahagia, tidak ada bawelan Dira yang senang sekali berdebat dengan Rama sudah seperti Tom & Jerry jika soal daftar film siapa yang paling bagus buat direkomendasikan nonton bersama. Tidak ada tawa Dira, suaranya, kelakuan barongsainya jika sudah tinggi, rengekannya jika meributkan cemilan dengan Sena dan Baim, diamnya jika sedang sakit, atau pun kebiasaannya yang suka sekali menghak milik bantal berbulu warna abu milik Rama di ruang tengah.
Tidak ada Dira, poin pertama yang sebenarnya membuat Aga kalang kabut dengan segala pemikirannya seorang diri. Jika saja ada Dira, mungkin rasa sepi Aga tidak akan muncul sebesar ini, atau mungkin akan tenggelam termakan waktu. Hadirnya Dira seolah akan menutup semua lubang kosong dalam sisi Aga, Dira saja cukup.
Tapi sekarang, semua yang Aga pikirkan tidak akan membuat Dira ada di balik pintu kontrakan untuk mengecek keadaannya, tidak akan ada Dira yang akan langsung menceritakan banyak hal tanpa diminta, tidak ada Dira yang akan mengajaknya jajan dan berkeliling menemani Aga membeli bahan makanan di pasar. Dira pasti sedang mengecek keadaan kekasihnya, dan Aga yakin dengan pemikirannya, perempuan yang ia rindukan sedang melakukan itu pada Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young [ON GOING]
RomanceRasanya mustahil untuk tidak jatuh cinta diantara persahabatan ini, tapi rasanya akan seperti apa jika perasaan nyaman ini bukan hanya aku dan kamu? Persahabatan ini akan terus ada walau badai terus datang menghampiri bukan? 'Biarlah waktu yang me...