"Jir, ada pesen nih buat lo" ucap Gerry, teman satu kerjaan Jira yang bertugas sebagai pelayan di Kafe.
Jira terdiam, menerima sebuah kertas kecil berwarna merah muda dengan tulisan bertinta hitam yang Gerry berikan. Ia melihat ke arah seorang perempuan yang terduduk dan meliriknya malu-malu, perempuan yang telah menitipkan kertas kecil pada Gerry. Perempuan itu memiliki rambut ikal panjang berwarna hitam pekat dan pakaian formal seorang pekerja rapih dengan blazer hitamnya. Jira hanya mengangguk tanpa ekspresi ke arah perempuan tersebut untuk menandakan bahwa dirinya menerima suratnya.
"Hebat banget lo, ada terus perempuan yang ngajak kenalan" Gerry menepuk pundak Jira dan berlalu.
Jira hanya diam dan membaca perkataan dalam kertas kecil itu, dimana perempuan itu mengajaknya berkenalan dan mencantumkan sebuah nomer handphone yang bisa dihubungi. Tak lama ia memasukkan kertas tersebut ke dalam sakunya dan kembali mengerjakan tugasnya untuk dua pesanan yang mengantri.
Lalu-lalang orang silih berganti memasuki Kafe, banyak hal yang terjadi di setiap harinya. Candaan terdengar bisa sangat keras mendominasi, atau pun cerita sedih dari pelanggan yang sedang bercerita dengan temannya yang nampak terlihat sangat menyakitkan. Jira masih diam di tempatnya, hanya fokus dengan bagaimana ia membuat kopi yang berkualitas untuk menemani siapa pun dengan ceritanya, baik cerita senang atau pun cerita sedih.
Baginya, momen apa pun bisa menjadi tempat bagi kopinya. Ia selalu suka dengan pekerjaannya, mencium aroma biji kopi dan mendengar suara mesin kopi adalah bagian yang selalu ia sukai. Seperti candu, selalu rindu mencium aroma kopi yang sedang diproses membuat rongga dalam pikirannya terasa lebih rileks.
Entah seberapa banyak, selama dirinya bekerja, ia sudah menerima banyak sekali ajakan perkenalan dari berbagai pelanggan yang datang. Mulai dari remaja yang masih berseragam SMA atau pun mahasiswi dan pekerja yang tidak malu menunjukkan kekagumannya pada sosok Jira, sampai saat ini pula tidak pernah ada perempuan yang Jira hubungi, ia memilih untuk menyimpan semua kertas itu di dalam kotak yang di simpan di kamar kontrakan.
Sejauh ini Jira terlalu sibuk dengan kegiatan yang ia sukai, tidak pernah terpikir untuk memulai hubungan dengan seseorang. Tidak banyak yang tau apa alasan yang tepat untuk semua yang terjadi pada seorang Jazira Samudra, melihat perempuan mana pun bisa menyukainya, tentu itu menjadi kemudahan baginya untuk memilih siapa pun diantaranya bukan?
Tapi Jira enggan menggunakan privilegenya, bahkan Rama atau pun Aga pun tidak benar-benar tau apa alasan yang jelas dari Jira mengapa sampai saat ini masih bertahan untuk tetap sendiri. Sebagai sahabat di satu tempat tinggal yang sama tentunya sudah seharusnya mereka saling mengenal satu sama lain dibanding siapa pun, tetapi hanya sisi luar yang bisa mereka kenal tentang Jira. Bagaimana otak pintar Jira bekerja di organisasi dan kepercayaan yang selalu ia dapatkan sebagai ketua umum, karakter pemimpin yang tegas di saat dirinya menjalani suatu tugas, bagaimana lucunya Jira jika tertawa dan kebiasaan kedua telinganya yang sering kali memerah, bagaimana hebatnya Jira dalam skill memasak dan membuat kopi, dan bagaimana Jira menjadi sosok yang selalu dikagumi, sosok dewasa yang bisa merangkul anak Kostan Squad layaknya keluarga.
Jira bukanlah tipikal lelaki yang sering mencurahkan apa yang sedang ia rasakan, bahkan dirinya lebih sering menjadi sosok yang selalu mendengarkan. Semua ini mungkin karena latar belakang keluarga Jira sendiri. Ia merupakan sosok anak kedua yang lahir di keluarga yang sangat kaya. Kakak lelaki Jira adalah seorang pengusaha dan Ayah Jira seorang yang juga memiliki usaha turun-temurun dan sangat sukses. Semua bergerak di dunia bisnis dan hanya Jira yang ingin keluar dari itu semua, walau tidak menutup kemungkinan dirinya bisa masuk ke dunia bisnis makanan atau kopi pada nantinya.
Tetapi sejauh ini, Jira memang belum tertarik pada bisnis yang bergerak bukan di bidang Food and Beverage. Terlalu membosankan, karena keluarganya sudah menggeluti bisnis di bidang tambang dan juga akomodasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young [ON GOING]
عاطفيةRasanya mustahil untuk tidak jatuh cinta diantara persahabatan ini, tapi rasanya akan seperti apa jika perasaan nyaman ini bukan hanya aku dan kamu? Persahabatan ini akan terus ada walau badai terus datang menghampiri bukan? 'Biarlah waktu yang me...