Jika semua sudah berjalan sebagaimana mestinya, waktu yang berjalan tentu akan terasa lebih cepat dari perkiraan. Sesusah usaha Damar yang terus-menerus menyelesaikan laporan akhir yang sudah revisi pasca sidang, waktu Rama yang harus bolak-balik ke bagian akademik mengurus hard cover skripsi bersama dengan Aga. Ketiga lelaki itu telah berhasil untuk menyelesaikan semuanya, hal yang berbeda di Markas Rimba pun terjadi dimana Baim sempat merasakan kesedihan yang melanda. Kepopularitasannya yang semakin dilihat banyak orang termasuk media sempat membuat Baim tidak bisa berpikir jernih, ia memang senang dapat berkembang dijalur yang ia senangi, tapi di sisi lain ada hal yang membuatnya berat seperti sekarang.
Malam ini, Baim sengaja membeli minuman untuk mengajak Sena dan Villan minum, hal yang jarang terjadi di Markas Rimba melihat Baim membeli banyak minuman sudah seperti pesta hanya saja tidak ada yang tau apa maksud dari semua ini. "Lo mau ngapain sih? ngoplos?" Villan yang baru selesai menyelesaikan urusan perutnya dari kamar mandi, hanya bisa berkacak pinggang melihat Baim yang menata botol minuman dan juga menyiapkan semuanya dengan senyuman.
"Serem tau gak, lo senyum gitu. Ada apa sih?" Villan mendekat, mengukur suhu tubuh Baim dengan menempelkan tangannya di kening dan menatap bingung "Gak sakit tapi" Baim yang mendengar itu hanya bisa mendengus, "Halah, apa sih? gue mau ngajak minum" Villan masih meneliti pandangan Baim yang selalu kabur seolah tidak berani menatap Villan.
Sena yang baru saja pulang dari toko buku pun dibuat bingung saat melihat Markas Kurcaci sudah dipenuhi minuman 'enak', senyuman dan gigi kelincinya terlihat jelas dengan wajah girangnya yang bersemangat akan berpesta. "Mantap nih, menang tender dari mana?" celetukan Sena membuat Baim tertawa, Villan hanya mendengus bingung "Lo pada kenapa sih?" tidak ada yang membalas, Sena berlalu untuk mandi. Secepat kilat Baim juga menyiapkan cemilan, membuat Villan yang duduk hanya bisa meratapi keadaan yang tidak ia mengerti seperti sejak kapan Baim bisa meminum banyak jenis minuman yang ia tau harganya pun mahal.
Baim memang cukup kuat minum, tetapi untuk memulai minum dengan beraneka jenis seperti saat ini sangatlah langka. Villan masih berpikir, menerka apa yang ingin sahabatnya sampaikan. Biasanya akan ada sesuatu yang dibahas jika minuman yang tersedia saja sudah sebanyak ini, mencoba mengingat beberapa momen beberapa terakhir nampaknya Baim tidak memberikan gerak-gerik yang mencurigakan.
"Lo kenapa bengong gitu? kaya anak ilang, sini bantuin gue! emang gue babu" celotehan Baim membuat Villan menggerakkan tubuhnya, membantu sang sahabat yang masih sibuk memilih cemilan apa yang perlu dikeluarkan dari kardus besar di pojokan ruang.
Sena kembali dengan semerbak wangi sabun andalannya, wangi yang paling lembut di Markas Rimba tetapi juga menjadi aroma andalan dan khas dari Markas Rimba. Kalau kata Dira, "Wangi Sena bikin rindu" iya, begitulah fase kawula muda yang sedang dilanda asmara, apa pun tentang Sena akan menjadi candu untuk seorang Dira, yang berakhir dengan Sena yang tersenyum malu-malu memeluk Dira manja. Ia datang dengan mengusak rambutnya dan segera meraih botol minuman yang masih terjajar rapih untuk dilihat lebih dekat. "Ini siapa yang mau pesta?" pertanyaan itu membuat Villan menoleh dan menunjuk Baim sebagai jawabannya, Sena hanya mengangguk dan tertawa melihat banyaknya minuman ini, masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
Rasanya melihat saja sudah cukup membuat malam ini akan terasa indah dan tentunya santai. Kebetulan Sena memang sudah jarang minum-minum, apalagi semenjak menjalin hubungan dengan Dira, Sena lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain dibandingkan minum seperti ini. Bukan karena Sena tidak mau, tapi jika ia minum bisa saja yang ia khawatirkan akan terus terjadi, Dira di mode barongsai yang selalu membuat Sena khawatir. Di sisi lain, Sena juga tidak minat jika minum tanpa Dira karena biasanya ia akan terlalu banyak minum dan berakhir dengan pusing, mual di pagi hari karena minum berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young [ON GOING]
RomanceRasanya mustahil untuk tidak jatuh cinta diantara persahabatan ini, tapi rasanya akan seperti apa jika perasaan nyaman ini bukan hanya aku dan kamu? Persahabatan ini akan terus ada walau badai terus datang menghampiri bukan? 'Biarlah waktu yang me...