48. Belenggu

11 2 0
                                    

Semua terasa begitu cepat, semenjak Aga mengetahui bahwa dirinya kalah dan melihat Dira sudah menemukan tempat ternyamannya, kini Aga sudah bisa lebih beradaptasi. Hari dimana dirinya menumpahkan semua sedihnya dipelukan Anin nyatanya berhasil membuat Aga membuka pintu maaf pada perempuan yang tiba-tiba meninggalkannya waktu itu. Jika Aga sekarang sudah bisa berada di tahap memulai semuanya dengan Anin menjadi dua insan yang lebih baik dan berusaha membangun suatu hubungan, berbeda dengan Dira dan Sena.

Keadaan Dira yang semakin lekat dengan sosok sahabat sekaligus kekasihnya itu kian masuk di tahap yang tidak bisa diragukan lagi. Dira mungkin sudah jatuh hati pada Sena, segala momen yang terukir beberapa bulan terakhir ini membuat dirinya tidak bisa memungkiri untuk jatuh sejatuhnya pada sosok Ryan Arsena itu. Sena yang selalu ada menjadi teman jajannya, melakukan hal bodoh bersama, movie marathon, pusing mengerjakan tugas di gazebo kostan, makan wedang ronde bareng ditemani Villan, Alen dan Baim, semua masih sama yang berubah adalah komposisi perasaan masing-masing yang masuk ditahap mabuk asmara, Sena tipikal lelaki yang dengan berani melakukan apa pun untuk Dira, memperlihatkan semuanya secara jelas dan lelaki yang penuh cerita di setiap harinya.

Dira selalu senang jika dirinya bisa tiduran di paha Sena dan mendengar Sena bercerita dengan menyisirkan surainya dengan lembut, kadang Sena sibuk bercerita dengan orang lain seperti membahas games dengan Baim, atau membahas rekomendasi film bersama Villan, tetapi Dira selalu suka berada di posisi ini karena ia bisa melihat bagaimana garis wajah Sena dari bawah dengan melihat bagaimana kekasihnya itu senang bercerita. Kalau Sena bilang, "Kamu tuh kaya kucing, suka dimanja tapi aku malah makin sayang" semua itu pasti akan berakhir dengan mencium kening Dira. Dira selalu jatuh hati dengan afeksi yang Sena berikan, memanjakannya tanpa dikode, memberikan tanpa diminta, hadir tanpa harus dipaksa. Sena dan Dira sudah menjadi pasangan populer yang dikenal di Fakultas karena keaktifan keduanya di Jurusan, banyak orang yang mendukung dan banyak juga yang merasa iri karena Dira mau pun Sena punya popularitas yang cukup di lingkungan Kampus. Wajar jika kehadiran pasangan baru ini membuat banyak mahasiswa dan mahasiswi lainnya juga merasa patah hati karena sempat menyukai dua insan itu.

Semua berjalan sebagaimana harusnya, dengan porsinya. Dimana kehadiran anak-anak yang suka berkumpul masih sama jika tidak di Markas Rimba ya di kontrakan. Villan dan Alen masuk ditahap hangat yang selalu meluangkan waktu sebulan sekali untuk makan burger dan jalan-jalan di Taman Ekspresi sebagai momen mengulang hal indah keduanya. Baim yang sibuk menjadi selebgram juga sudah memulai sibuk kembali dan jarang pulang ke Markas Rimba karena urusan yang berhubungan dengan photoshoot mengharuskannya membagi waktu antara bekerja dan juga kuliah.

Damar, Rama dan Aga sudah memasuki masa pendaftaran sidang skripsi, hal yang baik-baik itu semua seolah berjalan pada ruang yang seharusnya kecuali satu hal, Jira. Kabar dari Jira yang tidak bisa pulang dan memilih untuk mengulur wisudanya agar bisa wisudaan bersama Rama, Damar dan Aga memang kabar yang membahagiakan tetapi hadirnya Jira yang belum juga pulang membuat semuanya rindu. Jira sibuk dengan semua pekerjaannya, bahkan dirinya sudah jarang berkomunikasi di grup seperti biasanya. Jika terhitung waktu, nyatanya Jira sudah lebih dari dua bulan berada nan jauh di sana.

"Aku mau deh, kalo lomba kamu nontonin aku terus teriakin aku gitu" Sena berjalan ke arah gazebo, sore ini udara sangat sejuk dan cocok untuk menikmati bakso dan juga es teh tarik dari warkop. Dira tertawa, melihat kekasihnya yang merajuk karena Dira selalu memilih duduk dan tidak mengomentari apa pun jika Sena mencetak gol.

"Aku pengen diteriakin gitu, bair semangat" tambahnya lagi, meneguk minuman dan memberikan wajah mode ngambek, Dira mengusap rambut Sena dengan lembut "Hei, kamu tuh selalu hebat aku seneng liat kamu cetak gol" ucapan itu masih dibalas dengan diam, "Kamu tau kan aku duduk di sana banyak banget yang teriakin kamu, masa masih kurang?" ledek Dira dengan tawanya, membuat Sena memajukan bibirnya dan menggeleng, "Aku maunya kamu, bukan mereka. Kalo gak ada yang nonton aku juga gak papa selama cuman kamu yang duduk di situ" Dira tertawa dan masih memainkan rambut Sena, "Iya, nanti aku teriakin yang kenceng pake toa masjid ya" Sena pun tertawa, hal yang terjadi akhir-akhir ini memang Sena sibuk berlatih untuk kompetisi pekan olahraga Kampus yang diselenggarakan, Dira juga sering ikut menonton latihan futsal Sena sepulang jam kuliah dan biasanya akan ditutup dengan makan malam bersama anak-anak futsal dari Jurusan.

Forever Young [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang