8. Perkenalan

7 3 0
                                    

Hari terus berjalan, sudah hampir dua minggu ketiga mahasiswa dan mahasiswi baru ini menjalani perkuliahannya. Kedekatan Dira, Alen dengan anak kostan squad pun sudah lebih akrab. Walau secara diam Dira masih belum bisa menyesuaikan diri dengan keberadaan Aga. Aga terlampau dingin dan Dira terlampau gengsi untuk mengucapkan kata maaf setelah apa yang terjadi membuat keduanya belum bisa menyesuaikan dan hanya diam mengikuti alur.

Satu sisi Alen juga sudah mendekatkan dirinya dengan lingkungan Kostan Squad. Sering makan malam bersama di warkop atau nongkrong di Markas Rimba membuatnya sudah lebih terbuka untuk menerima pergaulan masa kuliah. Ia juga sering membahas hal seru dengan Baim yang sama-sama menyukai hal berhubungan humor tak lupa dengan tawa gelegar dari Sena dan Dira yang menambah ramai ketika mereka membahas suatu topik.

Sore ini Alen berencana untuk membahas tugas kelompoknya di sebuah Café. Temannya yang merekomendasikan untuk pergi ke tempat tersebut, Alen hanya mengikuti karena ia memang belum pernah kesana.

Ia melangkahkan kaki, dan melirik seseorang yang sepertinya ia kenal. Lelaki itu berpostur tinggi dengan bahu lebarnya.

Tepat Alen berdiri memesan kopi bersama temannya. Lelaki itu menoleh.

"Alen? " Jira sedikit terkejut namun segera memberikan senyumannya

"Eh.. Kak Jira? Kerja di sini? "tanyanya

Jira mengangguk, "Iya, sama siapa ke sini? "

"Sama temen kak mau bahas tugas sambil ngopi" jelas Alen

"Yaudah, have fun ya" Alen mengangguk.

Teman Alen yang memperhatikan hanya berusaha terlihat tenang padahal ketika mereka sampai di tempat duduk, justru teman Alen yang histeris melihat betapa tampannya Jira.

Selama membahas tugas, Alen duduk menghadap ke arah bagian barista membuatnya bisa melihat gerak-gerik Jira. Baginya Jira seorang pekerja keras dan sangat handal.

Namun sesekali kata mereka saling bertemu dengan jarak yang cukup jauh dan sesekali pula senyuman terlontar dari keduanya. Entah apa rasanya, tapi Alen menyukai keadaan ini.

Di sisi lain,

"Anjritlah kenapa sih gue harus ketiduran di perpus" keluh Dira yang baru saja keluar dari perpustakaan.

Hari ini Sena tidak pulang bersamanya karena akan ada acara futsal dengan teman sekelas. Dira sebenarnya sudah diajak untuk sekedar menonton dan menyemangati tapi dia enggan ikut karena ingin mencari buku di perpustakaan.

Ketika di perpustakaan pun Dira memilih tempat di pojokan dan men-charger handphonenya. Sesekali membuka lembaran dalam buku yang terjadi ia tersadar sudah terlelap.

Kini ia melihat sudah pukul lima sore, wajar saja ia terbangun. Merasa tidurnya sudah cukup berkualitas selama sejam ia tertidur.

Dira melangkahkan kakinya, menuruni tangga dan tepat di lantai dua ia berpapasan dengan seorang lelaki yang sedang membawa tiga buku di tangan kanannya dan mendengarkan musik dari earphonenya.

"Dir?" lelaki bersuara berat itu memanggil, Dira sedikit terkejut mendengar suara se-intens itu.

"Eh Bang, Halo"

"Mau balik? "

Dira mengangguk, "Bareng mau?" tawarnya.

Dira pun sedikit gugup, entah mau menjawab apa.

"Emmm"

"Udah santai aja" ucapnya.

Dira mengikuti langkah besar lelaki di depannya. Tubuhnya sangat tinggi, mendominasi pemandangan Dira saat ini. Banyak orang yang di temui, dan banyak pula yang saling bertukar sapa dengan lelaki itu. Terlihat sangat humble.

Forever Young [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang