9. Keseharian

11 4 0
                                    

Setelah adanya kejadian Alen dan Jira yang pulang bersama kini mereka cukup sering berjumpa. Entah di café saat Alen melakukan kerja kelompoknya lagi atau pun saat mereka merencanakan untuk jalan di akhir pekan. Sudah sekitar seminggu mereka mempunyai hubungan yang cukup intens dalam hal komunikasi.

Tak jauh berbeda, Dira dan Rama pun sesekali menghabiskan waktu untuk menikmati sore di taman dengan es krim yang menemani. Tidak banyak hal yang dibahas jika soal kejelasan hubungan keduanya tetapi mereka merasa sudah saling terkoneksi satu sama lain.

Kini Baim sedang berada di kontrakan dengan Aga dan Damar. Kebetulan mereka sedang tidak ada kelas, lebih tepatnya Damar kesiangan masuk kelas dan tidak mengerjakan tugas. Baim kebetulan memang punya jam kosong hari ini sedangkan Aga, memang lagi sibuk membuat lagu baru untuk tugasnya lusa nanti dan hari ini dosennya berhalangan hadir.

"Bosen banget, pengen makan ketoprak enak nih" ucap Damar membaringkan tubuhnya di sofa panjang.

"Iya enak nih asli, sama es kelapa atau gak es jeruk" ucap Baim mengganti saluran televisi.

"Nitip siapa kek, di luar panas banget. Gue mah males beli" ucap Aga masih sibuk menulis

"Oh iya chat Rama kali ya" Damar mengeluarkan handphonenya dari saku.

"Jangan, dia lagi bantuin junior gue latihan" ucap Aga.

"Kak Jira kali ya gue telpon?" kali ini Baim yang menyiapkan handphonenya.

"Jangan, dia lagi kelas abis itu ke café mau tes mesin baru" ucap Aga.

Damar dan Baim saling pandang dan mendengus.

Baim yang bersantai di karpet bulu berwarna abu itu memberikan wajah cemberutnya bagai anak kecil yang kelaparan di siang hari dan seperti ingin batal puasa.

"Telpon Villan ajalah" suruh Aga

"Gabisa, dia lagi praktek pasti ampe sore" ucap Baim cepat.

"Go food aja lah anjir emosi gue" ucap Aga

"Dari tadi lah anjir, sini gue pesenin ada gopay baru ngisi" ucap Damar

"Iya sultan, silahkan" ucap Baim tertawa

Aga pun tertawa, akhirnya mereka memesan ketoprak untuk bertiga dan es jeruk dua untuk Damar dan Baim sedangkan Aga memesan es kelapa.

"Ah anjir akhirnya beres" Aga meregangkan tubuhnya, ia segera berbaring di sebelah Baim berada.

"Bagi" Aga menarik bantal dan memenjamkan matanya.

"Heran gue ama lo bang" ucap Baim masih memperhatikan tingkah Aga.

"Hm?" Ucap Aga tanpa membuka matanya.

"Perasaan ya hari-hari lo itu tidur, buat lagu, makan. Gak bosen apa?"

"Gue terlahir untuk itu" ucap Aga

Damar yang baru mengambil air mineral dari dapur hanya tertawa melihat wajah Baim yang masih bingung.

"Namanya juga Aga, kerjaannya ya begini" tambah Damar

"Gak mager ya gak hidup" balas Aga membuat Baim memandangi Damar dan saling tertawa.

"Berisik, gue tidur ntar bangunin kalo go foodnya dateng ya" Dengan cepat Aga terlelap.

Baim hanya menggelengkan kepalanya. Kini tinggallah Damar dan Baim yang bersantai.

"Kak, gimana kabar pacar lo? Masih?"

"Hm... Masih, kenapa? Tumben nanya"

"Abis gue udah jarang aja ketemu pacar lo, biasanya main kan sebulan sekali" ucap Baim.

Forever Young [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang