46. Cerita dan Rintik Hujan

12 2 0
                                    

Sena dan Dira sedang menikmati makan malam penuh kehangatan, ada wedang ronde milik Dira, susu jahe milik Sena, nasi goreng cumi dengan pedas sedang milik Sena dengan telor ceplok, mie goreng spesial dengan telor dadar dengan tingkat pedas karet dua milik Dira, tak lupa kerupuk dan juga capcay.

Sena masih melirik ke arah Dira semenjak keduanya selesai memilih makanan sampai makanan pesanan sudah berada di depan mata. Dira sempat bertanya ada apa tapi Sena selalu menggelengkan kepalanya.

Sampai akhirnya saat Dira sedang menyuap makanannya dengan tenang, Sena menarik napasnya sebelum memantapkan diri. "Indira Adriana, mau gak jadi pacarnya Ryan Arsena?" Sena mengeratkan kedua tangannya, memandangi Dira yang masih fokus menatap televisi. "Anj-ing...uhuk.." Dira tersedak, wajahnya merah padam dan ada air mata yang keluar dari mata kanannya, tangannya terus memukul dadanya membuat Sena panik dan meraih gelas air untuk segera diminum Dira.

"Lo jahat juga ya, gue ngajak pacaran malah dibilang anjing" wajah Sena memelas sedih, Dira dapat melihat wajah Sena yang bisa ia tertawakan setelah ia kembali normal. Dira akhirnya bernapas lega setelah dirinya kembali ke mode normal, lalu ia pun tertawa terbahak-bahak membuat Sena bingung dibuatnya.

"Lo kena-" Dira menepuk pahanya sendiri, air matanya keluar karena tertawa, "Lo tau gak sih, gue hampir ketemu ajal tadi" Dira kembali meneguk minumnya dan tertawa "Tadi gue makan nasi cumi lo, anjir itu cumi kagak ketelen yang ada buat gue hampir melayang ke langit ketujuh" candaan itu sempat membuat Sena tertawa kecil, walau hatinya justru merasa sedih karena Dira tidak menanggapi pertanyaan seriusnya. "Enak dong kalo ke langit ke tujuh mah" celetukan Sena dibalas dengan pukulan kecil di lengannya.

Dira terdiam, memandangi Sena yang juga kini terdiam. Dira pun mengelap air matanya sendiri, lalu tersenyum memandangi wajah lelaki yang sedang merasa putus asa itu. "Liat gue Ryan Arsena" ucapan lembut dan juga tegas itu membuat Sena memandang kembali wajah Dira, ada sinar yang terkihat indah di manik Dira seolah ada harap di dalamnya. "Coba tanya gue lagi"

Sena ragu, tapi melihat raut Dira yang masih tersenyum seolah menanti itu membuatnya kembali membuka suara, "Indira Adriana, mau gak jadi pacar Ryan Arsena?" Dira tidak membalas dengan ucapan, perempuan itu justru memeluk erat Sena sampai Sena terbatuk-batuk karena erat yang menekan tubuhnya.

"Dir...uhukk..." suara Sena tertekan, membuat Dira tertawa puas. "Gue hampir mati gara-gara pertanyaan lo tadi ya Sen" Sena tertawa begitu pun Dira, pelukan keduanya pun terasa hangat tidak ada erat yang mengganggu justru nyaman yang hadir.

"Ja-jadi kita?" Dira tersenyum di punggung Sena, "Pacaran" ucapan itu berhasil membuat Sena berbunga-bunga. Bukan hanya dirinya, Dira pun merasakan bunga-bunga dalam dirinya.Sena melepas pelukannya, masih dengan tatapan tidak percaya melihat Dira yang memandangnya dengan teduh. "I love you"

"Love you too" Dira mengecup pipi kanan Sena, memberikan sensasi getar bagai tersengat listrik. Kupu-kupu di perut Sena seolah siap terbang keluar dari dirinya, mengudara bersama dengan suasana yang masuk kedalam suasana bagai adegan romantis dalam film-film.

Jika hujan turun begitu saja, keresahan Aga pun datang beriringan dengan rintik hujan malam ini. Langkahnya terburu-buru memasuki apartemen milik Anin. Bermodalkan alamat yang diberikan Kevin, Aga melangkah sampai berhasil tiba di tempat asing. Tempat yang pertama kali ia datangi, Aga dengan segala pikirannya yang bertolak belakang dengan motoriknya sendiri.

Setelah lift sampai di lantai yang dituju, Aga bergegas mencari nomor apartemen Anin. Dirinya terlihat sangat cemas, dan yang membuat Aga tidak yakin saat ia benar-benar di depan pintu Anin.Ketukan terdengar membuat seseorang dari dalam seolah melangkah mendekat. Detakan jantung Aga berpacu dengan cepat, pikirannya tidak berarah, tangannya dingin, dan saat pintu terbuka perempuan bernama Anin itu pun berjinjit memeluk Aga tanpa ucapan apa pun, hanya air mata yang membasahi sisi pundak Aga saat ini.

Forever Young [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang