Dira berjalan seorang diri, menyusuri gang menuju kostannya. Dirinya baru saja pulang dari tugas kelompok yang dikerjakan di rumah temannya. Kali ini ia tidak sekelompok dengan Sena, membuatnya harus pulang sendiri di malam hari.
Memang hari belum benar-benar terlalu malam, jam juga baru menunjukkan pukul tujuh malam. kini rasa lapar dalam perutnya sudah melanda, dengan langkah yang dipercepat dirinya segera berjalan menuju warteg langganan yang tidak jauh dari area kostan.
"Bu, pesen ayam goreng, sayur sop sama gorengan tahu ya" ucap Dira, dan pesanannya pun siap dalam kurun waktu yang singkat. Ia memang tidak berencana untuk makan di kostan, karena rasa lapar yang terlalu menyiksa perutnya saat ini.
"Oh iya, untuk minumnya teh tawar hangat ya Bu, makasih" tambahnya.
"Oke Neng Dira, sok atuh duduk dulu nanti minumnya dianter ya" ucap sang Ibu pemilik warteg
Lalu seseorang pun datang, Dira hanya berjalan pelan mencari tempat kosong.
"Eh Mas Aga, mau pesen kaya biasa?"
"Iya, tapi makan di sini ya Bu" ucapnya.
"Oke"
Dira terduduk, ia nampak tersenyum melihat makanan yang sedari tadi ingin segera ia lahap. Tak lama saat Dira selesai berdoa dan akan menyuap suapan pertamanya, ia dikejutkan dengan sosok seorang lelaki berkaos hitam, yang duduk di hadapannya.
"Kenapa?" tanya lelaki itu dengan tatapan tanpa ekspresi dan nada dinginnya.
Dira terdiam, masih dengan mode wajah bingung dan mulut yang terbuka karena baru saja akan menyuap nasinya.
"Makanlah, nanti laler yang masuk" ucap Aga, lelaki itu mengaduk makanannya. Dira pun menyuap makanannya dan mendengus.
"Kenapa lo di sini sih?" celetuk Dira
"Ya makanlah, mau apalagi emang?"
"Iya itu gue juga tau, haduh" Dira memijat keningnya.
Semenjak dirinya pernah diberikan beberapa susu rasa cokelat dan rasa pisang pada semester awal, memang kedekatannya dengan Aga pun sudah mencair. Dimana keduanya sudah mulai membiasakan diri untuk berbicara, walau sikap Aga yang dingin masih terlihat namun celotehan Dira yang bawel dan suka marah-marah pun lama-lama tak canggung dilihatkan di hadapan lelaki dingin itu. Jangan tanya bagaimana Dira jika mengomel, dirinya bahkan sering dipanggil sebagai 'Mamak Kost' oleh Sena jika Dira sedang memarahinya mengenai perkuliahan dan Sena tau betul Dira seperti apa sejauh ini.
Sedangkan Alen sudah sangat wajar melihat mode 'Mamak Kost' Dira, dimana semua itu seperti pelengkap dari krakter seorang Indira Adriana.
Aga juga tidak asing lagi dengan sikap dan celotehan Dira yang sering kali ditunjukkan saat mereka bersama, memang Dira hanya sering terlihat manis di depan Rama. Tetapi hal itu tidak pernah menjadi masalah, karena semua anak Kostan Squad sudah mengerti bagaimana perempuan itu bersikap. Dira sebenarnya memiliki sikap yang baik, hanya saja dirinya yang memang senang berbicara, membuatnya gampang mengomel jika ada hal yang membuatnya tidak nyaman.
"Ya gue liat lo makan sendiri, yaudah gue di sini" ucap Aga
"Iya oke, tapi tumben banget lo makan di sini? biasanya juga dibungkus" keluh Dira
"Gue lagi males di kontrakan" ucapnya pelan dan kembali menyuap makan malamnya.
Dira hanya diam dan fokus dengan makanannya, keduanya sempat diam beberapa menit sampai pesanan minum mereka berdua datang. Dira terlihat sangat senang meneguk air teh pesanannya, terlihat lega setelah meminum cukup banyak tegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young [ON GOING]
RomansaRasanya mustahil untuk tidak jatuh cinta diantara persahabatan ini, tapi rasanya akan seperti apa jika perasaan nyaman ini bukan hanya aku dan kamu? Persahabatan ini akan terus ada walau badai terus datang menghampiri bukan? 'Biarlah waktu yang me...