"Terkadang obat sebuah luka adalah sumber luka itu sendiri."
🍁🍁🍁
"Lo emang gebleg ya, Lang!"
Langit yang semulanya tengah asyik mengobrol dengan Fajar lantas menoleh pada seseorang yang baru saja masuk ke ruangannya dengan mengumpat tak jelas.
"Ngapain?" sahut Langit singkat.
Seseorang yang tak lain adalah Darel itu mendelik tak suka. "Lo itu emang gebleg. Andaikan sepupu gue yang paling unyu itu enggak cinta sama lo, habis lo di tangan gue."
Darel itu abang sepupunya Adia, anaknya kakak Diana, Daffa. Selain sebagai abang sepupunya Adia, Darel merupakan teman sekelas Langit dan Fajar, juga kekasihnya Jessica. Lima hari yang lalu pria ini memang sedang ada acara bersama anak literasi SMA Nusa Bangsa di Bandung.
"Lo enggak terima gue putus sama Mye?" tanya Langit, bukannya dia tidak peduli dengan Adia hanya saja bukannya kemarin Darel sudah menerima semuanya dan berusaha mengerti keadaan Langit. Namun, kenapa tiba-tiba Darel berubah pikiran.
"Jujur, gue Alhamdulillah banget lo putus. Adek Unyu gue sering nangis kalau sama lo, tapi gue lebih enggak rela Adek Unyu gue sakit karena lo."
"Mye-myehsa sakit?"
Darel mengangguk. "Dia sampai masuk rumah sakit dan ya ada di sini, ruang VVIP no 27."
"Adia sakit apa?" tanya Fajar ikut nimbrung. Fajar tentu khawatir karena dia tahu jika Adia itu gadis baik dan dia sangat tulus pada sahabatnya.
"Maag dia kambuh. Banyak pikiran sama enggak nafsu makan. Makanya gue kesel. Sumpah andaikan ya nih Lang. Lo bukan temen gue, abis lo." Darel akhirnya mendudukkan diri di sofa ruangan Langit kemudian memijat keningnya yang terasa berdenyut.
"Gue mutusin dia terpaksa, Rel. Lo tahu itu," ujar Langit tak terima disalahkan.
"Gue tahu, tapi bisa lo pake alasan lain? Kenapa harus bilang kalau lo sayang Nadia?!" Intonasi Darel naik, dia mulai tersulut emosinya. Adia adalah adik sepupunya satu-satunya dan dia pun anak bungsu. Jadi, dia sangat menyayangi Adia. Bahkan rasanya dia lebih menyayangi Adia, daripada dirinya sendiri.
"Terus gue harus bilang apa? Bilang gue disuruh sama ba-"
"Stop!" Fajar menyela, "bisa enggak emosi? Kenapa sih ini rumah sakit. Yang terpenting saat ini Adia. Kenapa jadi debat? Mending kita jenguk dia sekarang, kali aja setelah ada Langit dia bisa lebih membaik."
"Emang dia mau ketemu sama Adia?"
'Dia' yang dimaksud Darel itu Langit. Darel tahu sikap Langit yang keras kepala dan selalu teguh pendirian jika perihal Adia. Jadi, dia takut Langit enggan bertemu dengan Adia karena kemarin pria itu mengatakan tidak akan pernah mau menemui Adia lagi.
Fajar menepuk bahu Langit. "Demi kebaikan Adia, Lang. Gue tahu kalian berakhir, tapi apa lo tega lihat dia sakit? Sekali ini aja, gue jamin deh."
Dan akhirnya Langit mengangguk. "Oke, gue mau ketemu Myesha."
***
"Lho, Darel."
Mampus!
Darel lupa menghubungi kekasihnya jika dia sudah pulang sejak kemarin dan cobaan apalagi ini, kenapa Jessica ada di sini?
"Kamu udah pulang?" sambung Jessica bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/240549836-288-k514034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Adia [ Complete ]
Teen Fiction#GenerasiAgasaDKKTheSeries1 Ini tentang Adia Myesha Prakarsa, si gadis rapuh yang bersembunyi di balik kesempurnaan yang dimilikinya. Namun, nyatanya apa yang dilihat belum tentu itu yang sebenarnya. Adia memang cantik, dia juga pintar, keluarganya...