16) Jodohin?

277 28 9
                                    

“Susah ya punya cewek gemesin, pasti ada aja cowok lain yang ngegodain.”

🍁🍁🍁


"Bener kamu enggak bisa antar aku pulang?"

Sudah puluhan kali Adia bertanya dengan nada merengek yang terkesan manja, tetapi jujur Langit suka itu. Adia lebih menggemaskan kala Adia merengek dan manja. Mungkin sebagian laki-laki tidak suka perempuan manja, Langit pun kadang-kadang seperti itu, tetapi untuk kali ini Langit menyukainya, dirinya merasa dibutuhkan oleh gadisnya ini.

"Gue harus bawa buku ke rumah bu Nia," jawab Langit kesekian kalinya. Langit terpaksa harus berbohong pada Adia, dia tidak mungkin berkata yang sejujurnya. Sebenarnya tidak sepenuhnya bohong karena sebelum ke Prakarsa Hotel, Langit akan melewati perumahan bu Nia dan dia memang diperintahkan untuk membawa buku berisikan materi persiapan test bea siswa ke Jerman.

"Yaudah bareng gue aja, Ad."

Entah darimana munculnya, Alex tiba-tiba muncul dan berkata demikian membuat Langit lantas melayangkan tatapan tajamnya ke arah Alex.

"Ngapain lo? Gak usah caper!" ketus Langit. Dia tak suka Alex karena dia tahu jika Alex menyukai Adia.

"Ngajak Adia pulanglah," jawab Alex enteng.

"Enggak akan pernah gue izinin!" tegas Langit, bahkan urat-urat leher Langit tercetak jelas menandakan si mpunya tersulut emosinya.

"Lah, kenapa?" Alex bertanya dengan tampang tak berdosanya membuat Langit mengepalkan tangannya, sedangkan Adia hanya diam, dia bingung harus apa, tetapi jujur menerima ajakan Alex kan tidak ada salahnya. Iya, kan?

Langit maju satu langkah lebih dekat pada Alex seraya menunjuk wajah Alex dengan telunjuknya. "Lo harus ingat gue pacarnya!"

"Alah pacar macam apa? Nganterin aja enggak bisa." Nada bicara Alex terkesan becanda, tetapi justru membuat Langit merasa diremehkan.

"BA...."

Umpatan Langit tertahan kala Adia memeluknya, Adia memeluknya dari samping kemudian berbisik, "Jangan marah."

Hati Alex terluka melihatnya, namun ia tetap tersenyum. "Gue duluan aja deh, Ad. Lo balik sama Darel aja, ya?"

"Bagus, tahu diri kan lo!" cibir Langit.

Alex yang sudah beberapa langkah maju lantas membalikkan badannya dan tersenyum jahil. "NANTI KITA COLLAB LAGI, YA, AD!" teriak Alex mengundang amarah Langit.

"JANGAN MIMPI!" balas Langit.

Alex terkekeh sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya.

Adia, perempuan itu bernapas lega saat melihat Alex sudah pergi. Baru saja Adia ingin melepas pelukannya, tetapi tertahan oleh tangan Langit.

"Gue suka kayak gini, nyaman rasanya," ucapnya.

Adia mendongak menatap Langit dengan wajah yang merona. "Dasar, ya, modus! Aku gini karena kamu marah-marah. Nakutin tahu!"

"Salahin si Alex gatel sama cewek gue yang gemesin ini."

"Dia becanda."

Mendengar itu Langit lantas menyentak tangan Adia membuat pelukan itu terlepas. Adia kaget, pasti.

"Belain aja terus, sana!" Langit pergi meninggalkan Adia yang melongo tak percaya, namun beberapa detik kemudian Adia berusaha mengejar Langit.

"LANGIT TUNGGUIN! JANGAN MARAH, DONG! AKU ENGGAK MAKSUD!"

Tentang Adia [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang