1) Aniversarry Yang Buruk

1K 49 12
                                    

“Aku tahu akhirnya pasti akan kecewa, tetapi tetap saja aku percaya jika bahagia akan segera tiba diantara kita.”

🍁🍁🍁

Empat sekawan yang tak lain adalah Adia, Dara, Nabila dan Jessica disibukkan dengan perpiasapan Adia yang hari ini akan merayakan satu tahun hari jadinya bersama sang kekasih, Langit Pandawa namanya.

Mendengar namanya saja mampu membuat pipi Adia bersemu. Begitu dahsyatkah pesona seorang Langit? Ya, tentu. Dia pintar, tampan, meskipun tak setampan Alex sang most wanted SMA Nusa Bangsa, tetapi yang pasti jika sudah cinta, yang terbaik di mata kita ya dia yang kita cinta, iya kan?

"Gila guys Adia cantik banget!" Jessica geleng-geleng kepala melihat Adia yang sudah selesai dia rias. Memang diantara mereka berempat Jessica paling jago dalam hal make up dan fashion.

Dara dan Nabila mengangguk kompak. "Banget ini mah!"

"Jangan berlebihan," tegur Adia.

Dara lantas menggeleng kuat. "Gak berlebihan kok, ini fakta Ad."

"Iya bener tuh," sahut Nabila membenarkan.

"Yaudah jangan debat ya, ini udah mau capcus kan? Yuk ah alemong deh kalian. Kasihan kan Adia mau ketemu sama Prince-nya."

Ada penekanan saat Jessica mengatakan kata 'Prince', itu bukan pujian melainkan sebaliknya kalian tahu kenapa? Alasannya dari ketiga teman Adia hanya Dara yang suka pada Langit sedangkan Nabila dan Jessica tidak bahkan kedua gadis itu selalu menunjukkan hal itu secara terang-terangan. Kenapa mereka begitu? Jawabannya hanya karena Langit yang berani-beraninya menyia-nyiakan Adia, tanpa sadar siapa dirinya yang sebenernya.

Dia hanya seorang yatim yang beruntung bisa sekolah di Nusba, sebutan gaul untuk sekolah mereka. Jika dibandingkan Adia jelas jauh berbeda, Adia anak bungsu dari pasangan yang keduanya berada. Sang papa adalah pemilik Prakarsa Hotel dan mamanya adalah pemilik Diasya Boutique.

"Jangan bawa-bawa cowok aku ya, aku gak suka kalau dia dihina," ucap Adia. Satu lagi yang paling menonjol dari seorang Adia, selain cantik Adia juga manis dan imut bahkan gaya bicaranya saja masih aku-kamu karena memang gadis itu tidak biasa gue-lo.

"Sorry kalau nyakitin, tapi lo tahu gue kan, Adia? I not like Langit," ujar Jessica.

Adia tahu, dia juga paham. Akan tetapi, bisakah temannya itu melihat sisi lain dari kekasihnya? Langit itu baik, dia itu lelaki yang berhasil membuat Adia melupakan mantan brengseknya itu.

"Udah ya, jangan diperpanjang. Kita berangkat aja." Itu suara Dara. Dia memang seperti itu, selalu jadi penengah diantara perdebatan ini sedangkan Nabila yang biasanya koar hanya bisa diam karena dia tidak ingin merusak mood Adia, intinya Nabila masih bisa dibilang wajar daripada Jessica yang blak-blakan tanpa tahu situasi kondisinya.

"Yaudah ayo," ujar Adia akhirnya.

***

Restoran mewah yang tak lain adalah milik orang tua Nabila itu menjadi tempat pilihan Adia malam ini bahkan dia berani mengeluarkan pundi rupiah yang tak sedikit dan itu sudah termasuk diskon karena ini milik orang tua sahabatnya.

Sebenarnya Nabila dan orang tuanya sudah mengizinkan Adia untuk menggunakan restoran ini secara cuma-cuma alias gratis, tapi Adia tidak enak dan berakhir diskon saja.

"Sweet gila, Ad. Awas aja tuh si Langit dateng pake jeans belel sama kemeja lusuhnya." Lagi-lagi Jessica, untung Adia sudah biasa mendengarnya.

Tentang Adia [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang