35) Kesempatan Untuk Langit

305 30 6
                                    

“Mereka tidak akan tahu bagaimana rasanya jika mereka tidak mencobanya dan mereka tidak akan paham sebelum mereka mengalaminya.”

🍁🍁🍁


Langit tidak bisa tenang, tetapi dia tetap memaksa untuk fokus. Biasanya Langit akan berdecak kesal kala jam pelajaran berakhir karena baginya belajar adalah suatu kebahagiaan, tetapi berbeda untuk kali ini justru berakhirnya jam pelajaran adalah hal yang ia nantikan.

Fajar dan Darel tidak mengajaknya ke kantin, Langit sadar mungkin mereka masih kecewa karena tindakannya dua hari lalu pada Adia.

Langit memilih diam di kelas, bahkan dia tidak pergi ke perpustakaan seperti biasanya. Isi kepalanya kali ini adalah Adia.

Langit Pandawa: Lo tahu Myesha dimana?

Langit mengirimkan pesan itu pada Justin. Entah kenapa feeling-nya mengatakan jika Justin tahu keberadaan Adia atau mungkin memang Adia sedang bersama Adia.

Tak perlu menunggu lama, Justin langsung membalas pesannya.

Gak Kenal: Ngapain nanya soal Adia?

Langit berdecak kesal dengan jawaban itu. Omong-omong soal nama kontak Justin, Langit menanami demikian supaya tidak ada yang curiga jika akhir-akhir ini dia diam-diam berhubungan dengan Justin.

Langit Pandawa: Jawab dulu!

Gak Kenal: Lo masih sayang sama Adia, kan?

Langit kembali berdecak kesal, dia greget ingin melempar ponselnya ke arah Justin jika pria itu ada di dekatnya.

Langit Pandawa: Bisa serius enggak sih! Gue panik mikirin Myesha

Gak Kenal: Gue serius, gue nanya.

Langit Pandawa: Skip aja, gue tanya sekali lagi, lo tahu dimana Myesha?

Gak Kenal: Lo tuh emang masih sayang. Berjuang, Lang. Jangan sampai lo nyerah dan nyesel ujungnya.

Langit Pandawa: Gak guna bangsat!

Langit kontan mematikan ponselnya. Langit marah tentu, dia kesal dengan jawaban Justin yang terkesan bertele-tele. Langit hanya ingin tahu Adia. Dia cemas, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Sampai akhirnya pesan Justin membuat dunia Langit gundah, antara sedih atau senang. Langit tak tahu.

Gak Kenal: Adia sama gue, dia aman. Lo tenang aja dan gue ingetin sekali lagi kalau lo emang sayang sama Adia, lo berjuang. Nanti sore kita ketemu di tempat kemarin kita ketemu.

***

Justin tersenyum bahagia saat dirinya menangkap sosok Adia yang begitu nyaman bermain dengan kucing peliharaannya, Catty namanya.

"Adia, waktunya makan siang," ucap Justin membuat si empunya nama menoleh ke arahnya.

"Nanti aja," jawab Adia.

"Nanti lo sakit lagi, jangan bandel."

Adia menghela napasnya sebelum akhirnya berpamitan pada Catty. "Aku makan dulu ya. Kamu main sendiri dulu," ujarnya pada kucing betina peliharaan Justin.

Justin mengulas senyumnya kala Adia menuruti ucapannya, bahkan tangan Justin refleks terulur untuk mengacak gemas surai Adia. Adia sendiri hanya diam kala Justin memperlakukannya demikian. Ingin menolak dia sadar Justin telah membantu dia banyak.

Tentang Adia [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang