“Kami bukan sekedar seorang sahabat, kami adalah keluarga yang akan siap membantu kapanpun, di manapun dan apapun masalahnya.”🍁🍁🍁
Agasa berlari tergesa-gesa saat mendapatkan kabar jika istri tercintanya ditangkap oleh polisi. Agasa bahkan tidak peduli dengan meeting besar yang akan dia hadiri lima menit lagi. Bagi Agasa, Diana adalah segalanya.
"Maaf, ada urusan apa?"
Agasa mendengus kesal, namun pria itu tetap menghentikan langkahnya dan berusaha tenang. "Saya suami Diana Tresya. Wanita yang baru saja ditangkap di kediamannya."
Orang yang menghadang Agasa itu menggangguk paham. "Silahkan masuk, Pak," katanya.
Agasa tersenyum tipis dan mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya masuk ke kantor polisi tempat dimana Diana berada.
"Saya ingin besuk dengan Diana Tresya, istri saya. Dia baru saja ditangkap di kediamannya," ucap Agasa pada seseorang dengan seragam lengkap yang duduk menyambut kedatangannya.
"Silahkan Bapak menungggu di kursi itu. Saya akan memanggil ibu Diana terlebih dahulu."
Agasa mengangguk patuh, berontak dan marah-marah tidak akan ada gunanya lagi. Sekarang tugasnya tenang dan berusaha mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
Saat Diana dipapah oleh dua polisi saat itu juga Agasa berdiri dan langsung menarik wanita itu ke pelukannya.
"Kamu kenapa ada di sini, Na? Ada apa?" tanya Agasa cemas.
"Aku memang salah, Agasa. Aku nampar Justin karena dia udah mainin anak kita. Dia jadiin Adia bahan taruhan dan dia mau berusaha nodain Adia."
Deg.
Agasa mengepalkan tangannya. "Dia keterlaluan harusnya dia yang dipenjara bukan kamu."
Diana mengelus punggung Agasa. "Aku mohon jangan emosi. Kita belum punya bukti apapun. Aku harap kamu pulang sekarang. Adia belum makan, Gas. Nanti perutnya sakit lagi. Aku yakin aku pasti bebas, tapi enggak sekarang. Sekarang lebih baik kamu pulang. Urus Adia sama Kenan. Kita bukan lagi berdua, tapi kita udah punya tanggung jawab lain."
"Enggak, aku mau di sini aja. Nemenin kamu. Aku enggak mungkin biarin kamu tidur di sini. Aku panggil Naka."
"Aku mohon, di rumah ada Adia. Aku belum masak apa-apa. Kenan juga pasti capek pulang dari kampus. Kamu harus percaya aku pasti pulang." Sekuat tenaga Diana berusaha menahan tangisnya. Dia tidak ingin membuat Agasa cemas, sedangkan di rumah masih ada dua anak mereka yang belum makan apa-apa.
***
"Papa, mama mana? Tadi aku pulang sama mama, bahkan aku tidur ditemenin mama, tapi waktu aku bangun mama enggak ada."
Adia langsung menghadang langkah papanya yang baru pulang entah dari mana.
Adia cemas akan keadaan sang mama. Sebelum dia tidur sang mama ada di sampingnya, menemaninya dan mengelus surainya sampai matanya perlahan terpejam.
"INI SEMUA GARA-GARA KAMU! MAMA KAMU MASUK PENJARA GARA-GARA KAMU!"
Kedua mata Adia membola sempurna, jantungnya berdegup kencang, dan air matanya mulai berjatuhan membasahi kedua pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/240549836-288-k514034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Adia [ Complete ]
Ficção Adolescente#GenerasiAgasaDKKTheSeries1 Ini tentang Adia Myesha Prakarsa, si gadis rapuh yang bersembunyi di balik kesempurnaan yang dimilikinya. Namun, nyatanya apa yang dilihat belum tentu itu yang sebenarnya. Adia memang cantik, dia juga pintar, keluarganya...