Epilog

719 33 13
                                    


“Pada akhirnya cinta sejati tahu tempatnya untuk pulang.”

🍁🍁🍁

"Maaf ya, saya mau belahan dadanya enggak terlalu bawah. Tahu kan suami saya itu posesif. Makanya, Mbak, cepet nikah."

Sosok yang dipanggil ‘Mbak’ memilih diam sembari menyimak dengan seksama apa yang diinginkan kostumernya. Baginya kalimat memerintahnya untuk cepat menikah adalah hal yang sudah kebal dihadapinya. Di usianya yang hampir menginjak angka 28 itu, dia memang belum berniat menikah dengan siapapun karena orang yang dia tunggu masih belum kunjung datang.

"Oh iya, saya juga mau bagian pinggangnya pakai pita, ya. Terus warnanya saya ganti deh jangan lilac, tapi abu-abu soalnya jas suami saya warnanya abu-abu."

Sosok yang dipanggil ‘Mbak’ yang tak lain adalah Adia itu tersenyum setulus mungkin ke arah kostumernya. "Iya, Bu. Akan segera saya kerjakan, tapi saya mohon setelah ini jangan ada revisi lagi. Sudah hampir lima belas kali Ibu merevisi dan pada akhirnya Ibu memilih kembali ke desain pertama."

Kostumer Adia yang tak lain bernama Bu Candra itu tersenyum tanpa dosa. "Ah iya Mbak. Saya janji ini yang terakhir kalinya. Kalau begitu saya permisi dulu, Mbak."

"Silahkan, Bu Candra."

Bu Candra tersenyum ke arah Adia sebelum akhirnya bergegas keluar dari ruangan Adia.

Selepas bu Candra pergi, Adia pantas memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa pusing, bahkan sangat pusing. Kostumernya yang satu ini memang agak menyebalkan, selain plin-plan dalam memilih desain, bu Candra juga memiliki mulut pedas yang kerap kali menyindir Adia yang masih sendiri.

"Argh!" erang Adia frustasi sembari mengacak rambutnya. Dia tak lagi peduli dengan image nya sebagai perempuan anggun dan manis. Yang pasti, Adia juga manusia biasa.

"Astaghfirullah, Adia!"

Pekikan nyaring itu sontak membuat Adia menoleh ke sumber suara, tepat di ambang pintu Adia melihat ketiga sahabatnya saat SMA, siapa lagi jika bukan Dara, Jessica dan Nabila. Akan tetapi, mereka tak hanya bertiga melainkan berenam dengan anak-anak mereka. Ya, mereka sudah menikah. Hanya Adia yang masih jomblo.

Jessica menikah dengan Darel di umur 23 tahun. Di tahun pertama pernikahannya mereka dikarunia seorang putra tampan yang diberi nama, Afgan Dacarel Gunandjar.

Dara menikah dengan dosennya di kampusnya saat dirinya menempuh S2. Suaminya asli Yogyakarta, sama halnya dia. Namun, suami Dara sudah lama menetap di Jakarta, itu sebabnya saat Dara melanjutkan S2 di Jakarta mereka bertemu. Mereka menikah saat Dara berusia 24, sedangkan suaminya di usia 29 tahun. Tahun pertama mereka dikarunia seorang putri cantik yang diberi nama Daisy Putri Hutomo.

Sedangkan Nabila yang sudah berkali-kali gagal dalam bercinta, kini kembali pada pelabuhan pertamanya yang dia temukan di masa sekolah dasarnya dan ya pria itu Fajar.

Jadi, ternyata Fajar dan Nabila pernah satu sekolah saat SD bahkan keduanya sangat dekat, bahkan mereka pernah berkomitmen untuk berpacaran di masa putih abu, namun sayang saat kelas delapan SMP, Fajar pindah ke Bandung dan ya di masa SMA mereka kembali bertemu, tetapi Nabila lupa dengan Fajar.

Soal pernikahan mereka, mereka menikah di usia 25 tahun dan dua tahun lalu Nabila melahirkan putri cantiknya yang diberi nama Aurora Mahardika.

"Ate kayak singa," ucap Afgan polos.

"Agan gak oleh itu ih," protes si kecil Daisy, "dosa au kata mama uga," tambahnya.

"Iya, Ate Yaya cantik au," ucap Aurora menambahkan.

Tentang Adia [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang